Pinangsori, (Analisa). Warga Desa Danau Pandan Kecamatan Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah terpaksa kembali menggunakan lampu berbahan bakar minyak tanah mengatasi kegelapan selama setahun belakangan ini.
Pasalnya, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bantuan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemen PDT) tahun 2014 silam di desa tadi sudah tak berfungsi. Alhasil, listrik pun tak menyala. Beberapa kali persoalan ini dilaporkan, namun warga tak mendapat tanggapan apapun.
Kepala Desa Danau Pandan, Nobuala Ziliwu ditemui Analisa, Selasa (28/2) di kediamannya mengatakan, pembangkit listrik yang selama ini menerangi desa mereka sedang mengalami kerusakan atau gangguan. Sehingga aliran listrik ke rumah–rumah penduduk padam. Warga sangat mengeluhkan kondisi gelap gulita berkepanjangan itu.
“Masyarakat datang kepada saya. Selalu menanyakan hal tentang pembangkit listrik tenaga surya yang tidak berfungsi itu. Mereka sekarang ini dan sudah setahun menggunakan lampu teplok sebagai alat penerangan di rumah masing-masing.
Masalah tersebut telah dilaporkan kepada kantor Kementarian Pembangunan Daerah Tertinggal di Jakarta dan juga kepada perusahaan yang mengerjakan PLTS tersebut, namun belum mendapat tanggapan sudah setahun lamanya,” keluh Kades yang memimpin sedikitnya 50-an KK tersebut.
Dikatakan, laporan tersebut bukan saja secara tertulis bahkan menghubungi langsung via telepon selular. “Saya hubungi ke nomor saluran layanan kerusakan atau kendala, pertama ke kantor layanan kerusakan/SDM, kemudian perusahaan rekanan, tapi tak ada solusi yang didapat,” katanya.
Nomor tersebut sudah dihubungi. “Mereka hanya berjanji. Namun kenyataannya belum juga ada perbaikan. Sementara kami masyarakat di Desa Danau Pandan sangat membutuhkan penerangan, karena jarak desa sangat jauh dari ibukota kecamatan apalagi dengan ibukota kabupaten,” bebernya
Daerah itu, lanjutnya, memang masih desa tertinggal sehingga sulit diakses. “Inilah kendala dan keluhan kami. Semoga keluhan ini mendapat tanggapan dan agar saya dapat memberikan keterangan kepada warga,” harapnya.
Kerusakan
Terpisah, Kabid Energi Kemen PDT, Febrian yang menangani bantuan PLTS Danau Pandan berkapasitas 10 Kwp itu kepada Analisa via ponselnya, Rabu (1/3) membenarkan terjadi kerusakan fatal di beberapa komponen pembangkit.
Dikatakan, ada beberapa kemungkinan terjadi kerusakan dibagian controler ataupun inverter pembangkit. Sehingga suku cadang harus didatangkan dari luar negeri, akibat tak ada dipasaran dalam negeri.
“Komponen itu sudah dipesan secara inden, namun masih terkendala proses pengiriman. Kami terus berupaya untuk melakukan perbaikan, sebab alat tersebut juga masih bergaransi selama 5 tahun sejak 2014 silam,” terangnya.
Febrian berharap masyarakat bersabar menunggu proses perbaikan dilaksanakan. “Tidak ada upaya penelantaran. Hanya saja kami masih terkendala proses pengiriman suku cadang yang mengalami kerusakan. Pihak rekanan sudah beberapa kami tekankan untuk melakukan upaya perbaikan,” ujarnya.
Daya Berlebih
Begitupun, Febrian menyesalkan penggunaan daya listrik yang berlebihan sehingga pembangkit terus bekerja overload (beban berat). “Sejatinya, Pemda setempat juga turut berperan dalam memelihara teknis penggunaan bantuan PLTS tersebut. Edukasikan warga agar tidak menggunakan daya listrik berlebih, pencurian daya sehingga sistem terganggu yang akhirnya merusak pembangkit. Saya kira sangat penting dilakukan,” imbuh Febrian yang mengaku juga membekali terhadap operator alat namun petugas (operator) sudah tak lagi bekerja dengan berbagai alasan sebelum alat rusak.
Begitupun Kemen PDT, sebut dia, tetap bertanggung jawab memperbaiki PLTS tadi. “Namun, bagaimana bila garansi alat sudah berakhir, tentu pihak Pemda dan warga juga harus sama-sama memikirkan hal tersebut agar alat tetap bisa dipergunakan,” katanya. (yan)