Pesona Gamestone

Full Jarong, Fenomena Permata Indah Kalimaya

Oleh: Sari Ramadhani

FULL jarong, dua kata ini mungkin masih jarang terdengar di telinga masyarakat. Padanan yang unik dari bahasa Inggris dan Banten. Sebe­narnya frasa tersebut sudah umum bagi para gemstone lover (pecinta batu akik).

Namun, bagi masyarakat yang sama sekali tidak tahu menahu mengenai akik akan merasa janggal mendengarnya. Dua kata yang dimaksud ditujukan pada batu kalimaya asal Kabupaten Banten, Provinsi Jawa Barat. Batu ini sering disebut permata mulia karena kekristalan dan kemilaunya yang indah.

Agak aneh memang menyebut unsur keindahan pada batu kalimaya ini. Ala­sannya karena percampuran dua bahasa. Full jarong lebih tepat diartikan untuk fenomena pelangi pada batu kebanggaan masyarakat lokal Banten itu.

Jika batu kalimaya disebut full jarong, maka pada akik itu sudah pasti ditemukan warna seperti pelangi yang memenuhi batu cincin. Meskipun tidak selalu tujuh warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dalam satu akik, tetapi umum­nya full jarong bisa terdapat lebih tiga warna dalam akik yang disebut-sebut sebagai batu mulia asal Indonesia itu.

"Kalau kalimayanya full jarong atau penuh warna pelanginya dalam satu cincin, sudah pasti harganya mahal," ucap Arfandi Koto (29), pedagang akik asal Marelan beberapa waktu lalu di Medan. Fenomena full jarong sangat diminati kalangan gemstone lover. Ini menjadi salah satu unsur keindahan dan membuat permata itu bernilai jual tinggi bagi kolektor.

Kolektor tidak akan berpikir panjang untuk membeli jika keindahan kristal kalimaya dihiasi pelangi berwarna-warni. Batu ini terdiri dari berbagai warna, yaitu bening mirip air kelapa, warna semacam teh, kopi hitam, dan serupa putih susu.

Di pasar batu akik, full jarong pada kalimaya bening sangat laris dan paling mahal harganya. Warna kopi hitam menjadi kedua mendominasi dari berbagai warna pada batu permata Banten itu. Jenis warna lainnya masih berada di bawah itu dalam penjualan di pasaran.

Ragam Jarong

Kategorinya juga terbagi dalam bolder dan solid. Ada tiga jenis jarong, yaitu sisit, ruyun, dan kembang. Ia men­jelaskan, jika kalimaya memiliki jarong sisit, maka fenomena pelangi pada akik tersebut hanya ditemukan di kulit luar.

Fenomena pelangi yang ditemukan di dalam inti batu disebut ruyun. Sedangkan jarong kembang, corak pelangi yanga ada pada akik bisa berbentuk seperti kembang atau bunga.

"Untuk dimensi dan fenomena full jarong yang sangat bagus, harganya bisa mencapai Rp10 juta ke atas. Kalau mau yang lebih murah, biasanya dijual bo­rongan. Harganya variatif, mulai dari Rp100 ribu per cincin," sebut pria jang­kung itu.

Pedagang batu asal Gang Kolam Medan, Denny Fabian menuturkan, batu kalimaya berasal dari kampung peda­laman di Banten. Umumnya dijumpai di sungai. Akik ini disebut juga opalizhed wood. "Selain di sungai, ada juga batu kalimaya yang berasal dari pohon sempur yang sudah menjadi fosil. Baik dari kayunya maupun getahnya."

Kalimaya yang disebut permata ini tidak hanya ada di Indonesia. Batu ini juga bisa ditemukan di Kanada, Australia, Afrika, dan Timor Leste. Di luar negeri, harganya sangat mahal dan dimensinya lebih bagus.

Pasar di Indonesia, lanjutnya, tidak bisa disamakan dengan negara lain. Kalimaya di sini jarang sekali dibentuk dengan proses cutting karena skala mohs-nya rendah.Tidak hanya itu, karakter jarong di setiap negara juga berbeda-beda. "Di negara lain jarongnya hanya garis lurus dan tidak full. Kalau di Indonesia war­nanya lebih beragam dan full jarong memang menjadi identitas batu kalimaya".

()

Baca Juga

Rekomendasi