Perkembangan Teknologi Pudarkan Budaya Daerah

Pekanbaru, (Analisa). Pesatnya perkembangan teknologi men­jadi salah satu penyebab luntur dan mulai me­nghilangnya kecintaan generasi muda terhadap bu­daya bangsa.

Kondisi ter­sebut meru­gikan sbudaya daerah seperti budaya permainan tradi­si­onal. Agar permainan tradi­sional daerah tidak hi­lang ditelan zaman, perlu dikembangkan dan dilesta­rikan. Salah satu cara dengan meng­ge­lar berbagai iven ke­budayaan daerah.

Kegiatan itu digela Unit Kegiatan Ma­hasiswa (UKM) Universitas Riau (UR) yang terhimpun dalam kelompok pertunjukan seni Teater Batra.

Pertunjukan  di laksa­nakan di Laman Bujang Mat Syam kawasan Bandar Seni Raja Ali Haji, purna MTQ Pekanbaru, Jumat (7/4) malam.

UKM Batra UR me­nam­pilkan pertun­jukan teater yang menceritakan permai­nan tradisional Melayu Riau di masa lalu yang saat ini sudah jarang dilihat, akibat pengaruh globalisasi.

Berbagai permainan tradi­sional masya­rakat Riau yang ditampilkan UKM Batra UR berhasil menghibur ra­tusan pengunjung yang hadir.

Permainan itu  seperti per­mai­nan Lulu Cina Buta, Eg­rang atau Kaki Angau, Petak Umpat, Statak/Engk­lek, Benteng, Lari Tem­pu­rung Kelapa, Pletokan atau ke­ depan dan Bakiak atau Tarompa Panjang.

"Pesatnya teknologi di­gital baik itu dalam bentuk permainan dan komunikasi menim­bulkan dampak yang cukup signifikan bagi ma­sya­­rakat. Baik dampak positif maupun negatif, ujar Sutra­dara, UKM Batra UR, Arif

Dijelaskannya, UKM Ba­tra UR mencoba menam­pil­kan permainan tradisional ma­syarakat Riau di masa yang lampau.

Ditampilkannya per­mai­nan tersebut agar kita bisa  mengingat kembali pada masa lalu.

Menurut Arief, seni teater yang mereka tampil­kan hanya digarap selama empat hari, dari jadwal-jadwal tampil yang dite­tapkan.

“Selama empat hari, kami saling me­nyum­bang pemi­kiran dan giat berlatih agar kami dapat tampil dengan maksimal. Masyarakat bisa terhibur," jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fah­mi­zal Usman, mengatakan pertunjukan permainan tra­di­sional ini, bertajuk Pem­binaan dan Pengembangan Laman Bujang Mat Syam Tahun 2017.  Acara tersebut juga menam­pilkan beragam seni tradisional dan modern.

Dijelaskannya, Provinsi Riau memiliki ragam seni budaya yang tersebar di 12 kabupaten/kota.

Keragaman dan kekayaan kesenian tradisi dan adat budaya tersebut merupakan modal kreatif yang harus terus digali dan dikem­bangkan menjadi suatu atraksi yang menarik.

"Atraksi tersebut meru­pakan modal utama sebagai daya tarik pengunjung atau wisatawa. Hal tersebut se­jalan dengan program Pe­me­­rintah Provinsi Riau untuk menjadikan kawasan bandar Serai sebagai pusat seni pertunjukan dan hiburan di kota Pekanbaru." kata Fahmizal.

Mantan Karo Humas Setdaprov Riau ini menye­butkan, kegiatan ini sebagai upaya untuk mem­bangkit­kan dan mendorong para pelaku seni agar terus ber­karya dan berkreasi serta ber­­eksplorasi meng­harum­kan nama Riau di tingkat nasional maupun inter­na­sional.

Dengan berbagai atraksi pertunjukan kesenian, seka­ligus upaya untuk mende­katkan seniman sekaligus kar­yanya kepada masyarakat luas yang berasal dari ber­bagai daerah dan komunitas berbeda. (pbn)

()

Baca Juga

Rekomendasi