Medan, (Analisa). Event bersepeda bergengsi Toba Audax kembali akan digelar di daerah wisata kebanggaan Sumut, kawasan Danau Toba.
Pelaksanaan tahun ini rencananya digelar 28 hingga 30 Mei 2017, menempuh jarak sekira 457 km.
“Ini adalah kali keempat pelaksanaan Audax di Kawasan Danau Toba, atau event ke-16 Audax di Indonesia,” ujar unsur panitia Hendra Sammy dalam press releasenya kepada Analisa.
Tidak jauh berbeda dengan event tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan bersepeda jarak jauh ini, juga dikemas selama tiga hari.
Hari pertama, Minggu (28/5) menempuhjarak 170 Km mengambil rute, Start Taman Simalem Resort (Kabupaten Karo) melewati Sidikalang -Parbuluan (Kabupaten Dairi)-Tele (Kabupaten Samosir ) -Dolok Sanggul - Sipinsur (Kabupaten Humbahas) dan Finish di Muara (Kabupaten Taput ).
Hari Kedua, Senin (29/5) menempuh jarak 142 km mengelilingi Pulau Samosir.
Sedangkan hari terakhir, Selasa (30/5) menempuhjarak 145 Km dengan mengambil Rute TukTuk-Pangururan-Tele (Kabupaten Samosir)-Parbuluan -Taman Wisata Iman-Sumbul (Kab.Dairi) dan Finish Taman Simalem (Kab Karo).
Pelaksanaan Toba Audax keempat kalinya ini, bukan saja untuk menyahuti animo pemerhati sepeda profesional dari berbagai provinsi tanah air maupun negara-negara sahabat, tapi sekaligus mendukung geliat pariwisata Sumatera Utara.
“Rute dengan track menantang serta keindahan panorama kawasan Danau Toba nan menakjubkan, membuat para pesepeda profesional tertarik dan selalu ingin tampil di Toba Audax. Respon positif tentang event ini tidak hanya dari para peserta, tapi juga media massa, baik cetak, elektronik maupun online serta para fotografer,” ujar Hendra.
“Tahun ini kita targetkan minimal diikuti 80 peserta yang tidak hanya berasal dari berbagai provinsi tanah air, tapi juga Hongkong, Singapura , Saudi Arabia, Amerika, Brunei Darussalam, Malaysia termasuk ekspatriat yang bekerja di Indonesia,” tambahnya.
Ferry Wijaya “
Hendra Sammy lebih lanjut menjelaskan, pelaksanaan Toba Audax 2017 ini sebagai penghormatan bagi Ferry Wijaya, salah Founder Toba Audax yang meninggal dunia 5 September 2016 lalu saat mengikuti touring Cheng Du menuju Tzu TzaiKo di Tiongkok.
“Ferry Wijaya adalah salah satu founder yang membuka rute Toba Audax. Tanpa mendiang dan teman-teman lain seperti Roy Aldrie, Kevin Jack, Tommy, AndriKurniawan, Victor Angkawijaya dan Surya Angkawijaya, Steven Masjhur dan lainnya, mungkin Toba Audax tidak digelar di provinsi ini,” jelas Hendra.
Karena itu sebagai penghormatan atau penghormatan dan sumbangsih almarhum di masa hayatnya, khususnya menggelar Toba Audax, maka event tahun ini, kami abadikan khusus untuk mengenang dan penghargaan terhadap almarhum,” jelasnya.
Sama diketahui, Audax adalah kegiatan bersepeda bersama di bawah organisasi internasional Audax yang berpusat di Perancis.
Organisasi resmi dibawah Union des Audax Français di Indonesia adalah Audax Indonesia, dan Toba Audax adalah salah satu acara resmiAudax Indonesia.
Event sepeda Audax bukan acara balap-balapan, tiap peserta Audax harus memiliki skill bersepeda yang baik dalam group dengankecepatanantara rata-rata 22,5 km/jam - 30 km/jam. Peserta Toba Audax dalam setiap eventnya tetap mengedepankan prinsip, “Start Together, Ride Together, Finish Together”.
Menurut data, selama 15 kali pelaksanaan Audax Indonesia di berbagai provinsi tanah air, pesertanya adalah orang-orang profesional dengan jabatan penting ataupun pemilik badan usaha. (mp)