SEBUAH laporan aneh berasal dari Hamburg, Jerman. Menurut penduduk setempat, kodok-kodok di sekitar danau setempat mulai meletus secara spontan. Sampai ribuan kodok banyaknya menemui nasib mengerikan ini dalam hitungan hari. Menurut laporan tersebut, kodok-kodok terlihat merayap di tanah, saat tubuhnya pelan-pelan menggembung hingga mau meletus. Sebelum meletus, mereka meloncat ke udara mencapai 1 meter tingginya.Penduduk setempat mulai khawatir dan pihak berwenang memperingatkan agar anak-anak dan anjing menjauh dari danau. Lalu, danau tersebut ditutup dan selanjutnya dikenal sebagai ‘Kolam Kematian’.
Jadi apa yang menimbulkan fenomena aneh ini? Apakah penduduk setempat hanya mengkhayal? Apakah ini semacam tipuan? Atau, apakah ada penjelasan lain yang lebih masuk akal? Para ilmuwan berspekulasi bahwa penyebabnya mungkin semacam virus atau jamur tak dikenal di kolam. Sebelumnya ada kasus kuda-kuda asing di lintasan pacuan kuda terdekat yang terinfeksi oleh semacam jamur. Fakta lain memberikan penjelasan berupa penggunaan pestisida yang berlebihan dan peningkatan radiasi sinar ultraviolet akibat penipisan lapisan ozon.
Seorang dokter hewan yang juga ahli amfibi ternama Jerman, Franz Mutschmann, memutuskan untuk menyelidiki fenomena tadi. Dia mulai mengumpulkan bangkai-bangkai kodok dan melakukan autopsi. Dia melihat: seluruh kodok telah kehilangan organ hati dan terdapat irisan melingkar tepat di punggungnya, yang cukup pas jika dilakukan dengan paruh burung, sehingga dia menyimpulkan bahwa burung gagak telah menyerang kawanan kodok tersebut lalu mengambil organ hatinya. Sebagai respons, kodok akan memompa diri mereka sehingga udara bisa masuk ke dalam tubuh sebagai mekanisme pertahanan. Tetapi dengan tubuh berlubang dan tanpa hati, pengisian udara ke dalam tubuh ini membuat pembuluh darah dan paru-paru pecah hingga melontarkan usus mereka ke udara.
Tetapi mengapa gagak-gagak itu begitu pemilih, hanya mengambil hatinya dan tidak memakan seluruh tubuh kodok? Jawabannya: hati adalah satu-satunya bagian tubuh kodok yang bernilai untuk dimakan karena kulitnya beracun. Gagak adalah burung yang cerdas, mampu mengamati, dan mempelajari perilaku baru. Pada kasus ini, sepertinya salah satu gagak telah melihat gagak lain menyobek dan menikmati hati kodok, kemudian ia meniru perilaku tersebut. Dan, akhirnya perilaku ini pun menyebar.
Demikianlah pembahasan mengenai hewan unik yang satu-satunya bisa meledak yang terjadi di Jerman.
Perlu juga diketahui bahwa tadi diuraikan tentang kodok meledak selanjutnya kita mengurai tentang katak yang bisa membunuh manusia di Amerik.
Katak beracun
Di Amerika tengah dan Amerika Selatan ada katak memiliki panah beracun yang menakjubkan yang menghasilkan salah satu racun paling mematikan di dunia hewan. Katak ini sangat beracun sehingga hanya sedikit yang menjadi pemangsanya. Kulitnya berwarna sangat cerah dan tajam agar mudah terlihat oleh pasangannya serta untuk memperingati pemangsanya akan racun mereka yang berbahaya. Katak yang paling mematikan adalah katak beracun emas, yang diyakini sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) paling beracun di dunia. Katak ini hanya sepanjang 5 cm, tetapi mengandung racun yang bisa membunuh 10 sampai 20 manusia dewasa. Setetes kecil racunnya akan melumpuhkan sistem saraf manusia, menyebabkan otot-otot berkontraksi tak terkendali, dan menyebabkan gagal jantung. Ayam dan anjing dapat mati hanya dengan kontak dengan sehelai kertas tisu yang telah dilintasi katak ini.
Banyak orang mungkin mengira bahwa binatang dengan penampilan pertahanan yang menarik ini akan sedikit menghadapi bahaya. Namun, di antaranya, ternyata banyak spesies katak panah beracun yang sesungguhnya terancam punah. Ironisnya, sumber kepunahannya justru adalah sifatnya yang sangat beracun tersebut. Penduduk asli hutan hujan Amazon telah mengetahui cara mengekstraksi (mengambil sari) racun dan katak tersebut: mereka menangkap, memanggang dengan jepitan, dan mewadahi racun yang menetes dan kulitnya. Pasta lengket yang dihasilkannya kemudian dioleskan pada ujung panah untuk berburu atau berperang.
Aneh
Sementara itu, kodok suriname ditemukan di wilayah tropis Amerika Selatan dan merupakan binatang yang sangat aneh, bahkan untuk jenis kodok pun. Biasanya kodok ini berukuran 10 – 12 cm dan bertubuh sangat datar, seolah habis diinjak-injak.
Saat sepasang kodok ini kawin, mereka akan tampak menari-nari dalam air di sekitar pasangannya. Pada saat itu, katak jantan akan mengoleskan telur-telur yang telah dibuahi pada punggung katak betina.
Lama-kelamaan, punggung katak betina mulai mengembang dan menahan telur di dalamnya. Dalam waktu sehari atau lebih, kulitnya akan tumbuh lagi sehingga menutupi telur, menjadi semacam sarang lebah yang aneh. Telur-telur tadi, bahkan sampai menetas menjadi kecebong, tersimpan dalam kulit betina. Selama itu mereka menyerap nutrisi dan induknya dan terus tumbuh.
Tak lama kemudian, akan dapat benar benar terlihat kecebong-kecebong itu menggeliat di bawah kulit induknya. Dua puluh empat jam setelah pembuahan, mereka akan menerobos kulit punggung induknya dan berenang keluar sendiri, tak lagi sebagai kecebong, tetapi sebagai katak berukuran kecil persis seperti miniatur sempurna, dengan panjang masing-masing kurang dan 2,5 cm. (utw/ar)