Analisadaily (Medan) - Dewasa ini industri seni, khususnya cerita bergambar atau sering disebut komik, mengalami perkembangan pesat. Namun komik yang dinikmati oleh masyarakat Indonesia umumnya berasal dari Jepang atau disebut manga.
Hal itu tampak dengan menjamurnya toko buku di Indonesia yang menjual komik-komik buatan negeri matahari terbit. Sungguh berbanding terbalik dengan komik karya anak bangsa sendiri yang sempat berjaya di era 80-90-an silam.
Sebelum memasuki era milenium, ternyata perkembangan komik lokal di tanah air sudah ada setelah beberapa tahun Indonesia merdeka.
Berdasarkan penelitian, perkembangan komik asli Indonesia sudah ada sejak tahun 1955 sampai 1968 silam. Dan salah satu komik-komik klasik tersebut adalah buatan seniman dan penerbit asal Medan, Sumatera Utara.
Komik-komik klasik tersebut antara lain seperti komik berjudul Spartacus, karya Taguan Hardjo dan komik berjudul Panglima Najam, karya Bahzar SJ yang sama-sama diterbitkan tahun 1962.
Selain itu, banyak komik-komik lawas lainnya seperti Tudung Periuk, Iskandar Zulkarnen, Morina, Panglima Denai dan lainnya. Semua komik-komik tersebut bisa dilihat di Gedung Juang 45' Medan dalam pameran 'Sejarah Kejayaan Komik Medan' yang dihelat oleh Pussis Unimed.
Ketua panitia, Muhammad Faris Fasya, melalui koordinator Astuti dan Mifta menyebut, ada sekitar 200-an judul komik lawas asal Medan yang dipamerkan dalam pameran tersebut.
"Cerita gambar (cergam) Medan menampilkan karya-karya yang mewakili cergam Medan yang terbentang antara tahun 1955-1968. Diawali cergam wayang dan cergam yang terpengaruh pergerakan di Jawa, akhirnya cergam Medan menemukan identitasnya, yaitu cergam spirit budaya lokal. Cergam Medan eksis pada 1961-1963," terang Mifta kepada Analisadaily.com, Minggu (14/5).

Komik klasik asal Medan yang dipamerkan di Gedung Juang 45'
"Cergam Medan menampilkan keberagaman tema, mulai cerita legenda, filsafat, hingga humor pun ada di pameran ini. Pameran sudah dimulai sejak Sabtu kemarin dengan diawali sebuah seminar," lanjut Astuti.
Zul Fadli, salah seorang pengunjung pameran mengaku cukup antusias melihat pameran komik klasik asal Medan tersebut.
"Karena saya dari kampung, Tapsel, saya datang ke Medan untuk liburan dan diajak saudara melihat pameran ini. Saya cukup sering datang ke Medan, namun baru kali ini saya melihat komik-komik lawas asli Medan. Cukup menarik," sebutnya.
Pameran komik klasik yang terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya ini berlangsung sampai hari Senin (15/5) besok.