Oleh: T.Alkisah Led. TANJUNG GADING di Kelurahan Sipare-pare Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara merupakann kawasan Pemukiman Karyawan PT Inalum.
Daerah yang luasnya 200 hektare dan diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto pada 1982 tersebut memiliki sebuah danau. Letaknya persis di tengah kota.
Tapi beda dengan danau lainnya. Apalagi dibanding dengan Danau Toba yang di tengahnya ada Pulau Samosir.
Demikian juga dengan Danau Laut Tador, juga di Kecamatan Sei Suka yang juga memiliki pulau kecil di tengahnya.
Danau Tanjung Gading yang mini itu tidak memiliki pulau di tengahnya. Yang ada hanya air mancur, di kiri jembatan memasuki pusat kota.
Indah memang dan menarik. Karena itulah banyak warga yang berkunjung, terutama pada hari libur.
Mereka yang datang bukan hanya dari sekitar Tanjung Gading dan daerah lainnya di Batubara, tapi juga dari daerah Simalungun, Tebingtinggi dan Serdang Bedagai (Sergai). Malah ada yang dari Deliserdang dan Medan. Mereka istirahat bersama keluarga setelah penat malaksanakan tugas setiap harinya sesuai profesi masing-masing.
Itulah sebabnya Tanjung Gading tetap diramaikan pengunjung. Selain istirahat, mereka makan bersama. Malah ada pula keluarga yang menggelar arisan di Tanjung Gading itu. Selama ini mereka arisan di rumah yang mendapat giliran, Minggu (7/5) mereka arisan di Tanjung Gading. Persis di pinggiran danau buatan tersebut.
Meski duduk pada tempat yang banyak rerumputan dan tanah, bagi mereka tidak masalah. Yang utama, bertemu keluarga di pinggir danau sambil makan bersama. Bertemu keluarga berarti merapatkan jalinan dan hubungan persaudaraan yang dianjurkan dalam Syariat Islam.
Itulah turunan dari keluarga Saleha Binti Ulung Rahmat yang lama menetap di Desa Aras Kecamatan Air Putih Batubara. Di antaranya, cucunya, Wan M Saleh MSi, Sekretaris Bappeda Batubara. Wan Junaidah, Kepala Seksi pada Kantor Kementarian Agama (Kemenag) Batubara.
Wan Drh, Abdul Jalin Ginting, mantan Kepala Dinas di Kabupaten Asahan. Wan Juli Zainibar, Penyuluh pada Kemenag Batubara dan lainnya.
Di pinggir Danau Tanjung Gading itulah mereka bertemu dan berkumpul. Makan bersama dan saling bermaafan. Memasuki Tanjung Gading tidak sulit. Petugas pos satpam tetap membebaskan mereka yang datang dari luar daerah.
Setelah makan dan istirahat bersama, menjelang malam, barulah mereka pulang ke rumah masing-masing. Itulah Danau Tanjung Gading. Tidak memiliki pulau di tengahnya. Kini menjadi objek wisata tidak resmi.