Bunda, Sang Pujaan Pembentuk Karakter

Oleh: Khaddin. “Terima kasih, Bunda. Terima kasih, Bunda. Terima kasih atas jasamu. Doakan kami, Bunda. Doa­kan kami, Bunda. Semoga dapat balas jasamu. Kau bimbing aku, kau didik aku dengan kasih sayangmu, aku berdoa semoga Bunda akan sehat selalu.”

Begitulah antara lain lirik sebuah lagu anak-anak yang dinyanyikan ber­sama iringan irama musik, yang mengetuk hati oleh murid Taman Kanak-Kanak Negeri (TKN) Pembi­na Muara Batu, Aceh Utara, Sabtu (13/5).

Seraya tangan melambai dari panggung di dalam ruang kelas ber­ukuran 6x7 meter itu, dengan polos murid pendidikan anak usia dini (PAUD) begitu bersahaja menyanyi­kan lagu ini di pengujung acara hari gembira tutup Tahun Ajaran 2016-2017.

Di kala anak-anak tampil bernya­nyi, para orangtua, terutama ibu-ibu, tampak tak dapat membendung perasaan senang dan bahagia. Ibu-ibu tersanjung seperti tersentuh hatinya saat mendengar bait demi bait sebuah lagu itu dinyanyikan buah hati me­reka.

“Saya senang dan bangga dengan keberanian anak-anak tampil bernya­nyi bersama, menari, bercerita di atas panggung,” ujar Ida Mulyana, salah satu wali murid.

Aura keceriaan anak memancar dari ruangan kelas yang dihiasi bunga, umbul-umbul dari kertas war­na-warni, balon beraneka warna dan sebuah panggung pertunjukan dan berekspresi anak.

Satu persatu mereka dipanggil tampil ke atas panggung untuk me­narikan tarian kupu-kupu, “Bunda PAUD” sambil bernyanyi, menyusun abjad, huruf hijaiyah dan menghafal surat pendek dari Alquran.

Mulyana bercerita perasaan bang­ga dan kagum itu muncul karena anak-anak yang baru berusia 5-6 tahun sudah punya keberanian tampil seperti yang diminta.

Ibu dua anak ini juga berujar, ke­bolehan dan kecakapan yang di­miliki anak-anak tersebut tidak terlepas dari peran guru dan orangtua yang selalu mendukung dan memberikan mem­bim­bing penuh peserta didik.

Di lingkungan keluarga anak-anak juga harus dipastikan senantiasa men­dapatkan kasih sayang kedua orang­tua sehingga memudahkan mereka berinteraksi di lingkungan sekolah.

Mulyana sendiri mengaku selama ini masih fokus memberikan perha­tian terhadap pendidikan anak-anak­nya. Dia selalu memastikan anaknya yang kini sudah usia lima tahun selalu belajar di rumah dan meluangkan waktu mendampingi anak mewarnai gambar, bernyanyi dan belajar mengaji.

“Saya melihat, anak-anak usia 3-4 empat tahun cenderung meniru yang ki­ta kerjakan di rumah. Karenanya, walau sesibuk apapun kami meluangkan wak­tu bersama anak-anak,” akunya.

Dikatakannya, ibu adalah lembaga pendidikan pertama bagi anak. Selain berperan dalam mengurus keluarga, sejak seorang ibu mengandung sudah mulai mendidik seperti menjaga diri dari perbuatan negatif, memperbanyak perbuatan baik, membaca dan beramal agar kelak bayi lahir ke dunia menjadi anak yang saleh dan berbakti.

Di sisi lain, para tenaga pendidik ber­pendapat jika sebuah keluarga adalah lembaga pendidikan pertama anak. Jika pondasi pendidikan mulai diletakkan mulai dari lingkungan keluarga, keber­hasilan anak di lembaga formal sangat menentukan. Karena, jika anak men­da­pat kasih sayang, maka akan memiliki kecerdasan emosional dan mudah mene­rima pelajaran di sekolah.

Membantu bangun karakter

Guru sekaligus Kepala TKN Pembi­na Muara Batu, Aceh Utara, Juniar SPd. memberi apresiasi atas peran orangtua peserta didik yang kompak mendukung setiap kegiatan sekolah yang dila­k­sanakan untuk anak-anak.

“Kita selalu mendapat dukungan dari wali murid sehingga yang kita pro­gram­kan terlak­sana dengan baik,” im­buhnya.

Menurutnya, kehadiran orangtua me­n­dampingi anak-anak dalam mengi­kuti kegiatan sekolah bernilai positif dalam mendukung perkembangan anak.

Dikatakan, orangtua adalah bagian terpenting dalam pembentukan karakter dan perkembangan peserta didik. “Karenanya, kerja sama antara guru dan orangtua sangat utama dalam pendidi­kan anak-anak usia dini ini,” terangnya.

Dikisahkannya, kendati kegiatan hari gembira tutup Tahun Ajaran 2016-2017 dilaksanakan di sebuah ruangan sempit tetapi berlangsung meriah dan menda­pat apresiasi para orangtua.

“Ke depan, kami memprogramkan adanya konsultasi bimbingan konseling sehingga orangtua dapat berkonsultasi terhadap per­kem­bangan anak,” tutup­nya.

Ada sebuah nasehat yang menyata­kan: pendidikan adalah satu-satunya warisan paling berharga bagi setiap ge­nerasi. Sudahkan kita mempersiapkan untuk itu?

()

Baca Juga

Rekomendasi