Oleh: Jones Gultom.
Langit di Kota Makassar mulai memerah. Matahari perlahan jatuh ke horison. Angin senja semakin kencang bertiup. Bunyi ombak yang terhempas karang, menambah kesenduan kota. Sejumlah musisi jalanan menawarkan jasa kepada para pengunjung. Aroma pisang bakar melengkapi senja di kota Hasanuddin itu.
Demikian suasana di Anjungan Pantai Losari di suatu senja. Belakangan ini nama Pantai Losari masuk dalam nominasi destinasi utama objek wisata Tanah Air, selain Bali, Raja Ampat di Papua, dan Danau Toba di Sumatera Utara.
Selain panorama laut Makassar, site lain yang paling sering dikunjungi wisatawan di Pantai Losari adalah Masjid Terapung. Masjid ini bernama Masjid Amirul Mukminin. Ia dibangun di atas laut. Arsitekurnya begitu unik. Menggabungkan berbagai jenis aliran. Seperti Eropa, Arab dan tentu saja lokal (Makassar).
Mesjid indah di pinggir pantai losari itu dibalut warna putih yang dominan dan abu-abu serta juga dilengkapi menara yang tinggi menjulang serta memiliki kubah dengan diameter 9 meter, menambah keanggunan mesjid tersebut. Masjid berdiameter 45 meter ini diresmikan oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla pada 21 Desember 2012 silam. Ada juga menjuluki dengan nama Masjid 99 Al Makazzary yang mana gabungan namanya merujuk pada jumlah Asmaul Husna dan nama seorang imam besar Masjidil Haram.
Jika dilihat sepintas dari luar, masjid ini seperti tidak terlalu luas. Namun ternyata masjid ini mampu menampung sekitar 500-an jamaah. Suasana di dalam Masjid ini tetap sejuk sekalipun jika sedang terik, mengingat konstruksi bangunannya yang lebih terbuka. Keunikan lain, di bawah kubah ada tempat untuk pengunjung yang ingin menikmati keindahan Pantai Losari.
Jadi, sesudah beribadah, pengunjung dapat menikmati keindahan pemandangan Pantai Losari dengan leluasa. Biasanya seusai sholat, pengunjung naik ke lantai tiga melalui tangga yang melingkar di sisi kanan dan kiri untuk menikmati pemandangan.
Selain untuk beribadah, masjid ini juga didesain untuk mendukung pariwisata Pantai Losari, Pelataran dan jembatan yang luas bisa menjadi alternatif bagi wisatawan yang ingin bersantai menikmati Pantai Losari dari sekitar lokasi masjid.
Masjid Amirul Mukminin adalah satu dari dua masjid terapung di Indonesia. Masjid terapung lainnya ada di Kota Palu bernama Masjid Arkam Babu Rahman. Usianya tidak jauh berbeda dengan Masjid Amirul Mukminin. Masjid Arkam Babu Rahman dibangun pada awal 2011 yang lalu.
Agaknya Masjid Amirul Mukminin dengan Pantai Losarinya, bisa menjadi tujuan destinasi Anda pada liburan Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Lokasinya tepat di tengah kota. Akses transportasi serta penginapan cukup memadai. Begitu juga dengan pusat-pusat perbelanjaan cinderamata dan jajanan tampak berjejer di sekitar Anjungan Pantai Losari.
Mungkin pemerintah Kota Medan, perlu belajar dari konsep wisata Pantai Losari, Medan juga memiliki potensi wisata bahari yang tak kalah menawan. Misalnya saja Danau Si Ombak Indah. Jika pemerintah Kota Medan mau mendesain pantai ini, bukan tidak mungkin akan menjadi wisata andalan Kota Medan. Si Ombak Indah bisa menjadi alternatif tujuan wisata Kota Medan yang menawarkan pemandangan alam serta kehidupan masyarakat nelayan yang tinggal di sekitarnya. Lebih dari sekedar untuk wisata , lewat pembenahan itu, ekosistem Danau Si Ombak Indah akan lebih terjaga.
Simbol Kota Makassar
Anjungan Pantai Losari merupakan simbol Kota Makassar. Dari literature, anjungan ini dulunya adalah bendungan yang dibangun pemerintah Makassar di awal-awal kemerdekaan. Semula bendungan itu digunakan oleh masyarakat setempat untuk berniaga hasil laut. Tidak heran jika dulunya ia dikenal sebagai Pasar Ikan. Pada malam harinya, anjungan ini berupa fungsi menjadi pusat jajanan malam. Namun beberapa tahun terakhir pemerintah Makassar mendesainnya menjadi ruang publik sekaligus destinasi wisata.
Tidak hanya menampilkkan eksotika alam, anjungan Pantai Losari juga mengangkat mozaik Kota Makassar dengan menghadirkan relief tokoh-tokoh Makassar sebelum dan sesudah Indonesia merdeka. Setidaknya ada 20 patung wajah tokoh penting Makassar. Antara lain, Datu Museng, Maipa Ade Pati, Andi Pangerang Petta Rani, Amanna Gappa, Karaeng Patingalloang, Jend. A.Muh Jusuf, Nene Mallomo, Lanto Dg Pasewang, Ranggong Dg Romo, La Maddukelleng, Andi Abdullah Bau Massepe, H.Aroeppala, Syekh Yusuf, Andi Djemma, Arung Palakka, Sultan Hasanuddin, Sultan Dg Raja, Pongtiku, La Sinrang, Andi Mattalatta.
Tidak ketinggalan pula relief Kapal Pinishi yang didesain instalatif sebagai simbol kejayaan para pelaut Bugis (Sulawesi Selatan) yang kesohor itu.
Para pengunjung juga dapat menikmati kecipak air laut dengan naik boat-boat yang terparkir rapi di alun-alun menunggu penumpang. Boat maupun sampan-sampan ini tersedia beraneka ragam, bentuk dan ukuran. Ada yang ditujukan buat keluarga, remaja maupun anak-anak.
Tidak ketinggalan juga dengan kuliner khas Kota Makassar yang bisa didapati di pinggir-pinggir jalan anjungan. Mulai dari aneka seafood, mie kering, Sop Pallubasa, Sop Konro, Es Pisang Ijo dan Coto Makassar. Ada juga pisang epe. Pisang yang dibakar kemudian dipipihkan dan diberi campuran air gula merah. Kompleksnya sarana pendukung pariwisata Pantai Losari itulah yang membuat pantai ini selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.***