Bagaimana Medan Tak Panas

Oleh: H. Sofyan Lubis

MANTU saya laki-laki pegawai Tel­kom. Asalnya dari Jawa Barat. Dan be­lakangan, lama ditempatkan di Suka­bumi lalu di Bogor dan terakhir di Ja­karta sebelum ditem­patkan di Medan. Be­lum lama, bertemu di acara keluarga di Bandung. Akunya, sekarang Bandung panas. Tidak dingin lagi. Ia berkata be­gi­tu karena sudah 10 bulan tugas di Me­dan.

Kota Medan terletak di bagian utara garis khatulistiwa. Se­dangkan Bandung terletak jauh di bagian selatan. Maka Me­dan memang lebih panas dibanding­kan Bandung. Belakangan, suhu udara di kota Medan cukup ekstrim. Detik­news.com (12/6) menyebutkan suhu uda­ra mencapai 37 derajat Celcius. Suhu ter­panas bulan Juni. Dan terpanas selama 30 tahun terakhir.

Suhu panas yang ekstrim akan terus terjadi di Medan. Kare­na itu warga kota Me­dan diingatkan untuk menjaga diri tidak terlalu lama berada di luar rumah. Dan banyak minum air putih. Mencegah jangan sampai terjadi kekurangan air di dalam tubuh.

Di Jakarta, Sekjen Kementerian Agama, Nur Syam, usai pengukuhan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embar­kasi/Debarkasi Pondok Gede (12/7) mengingatkan para jemaah haji Indonesia akan tingginya suhu panas di kota Mekkah. Mu­sim haji tahun ini cuaca panas di Arab Saudi bisa mencapai 50 derajat Celcius. Karena itu diingatkan para jemaah haji In­donesia menjaga kesehatan dan menghindari umrah berulang­kali.

Keadaan di Arafah sekarang jauh berbeda dibandingkan 30 tahun lalu. Sebagian kawasan Arafah sekarang sudah ba­nyak ditumbuhi pohon. Penghi­jauan di Arafah dimulai sekitar tahun 80-an. Duta besar Indonesia saat itu, Achmad Tirto­sudiro, mulai menanam pohon dan tanaman di lingkungan kan­tor kedutaan. Menghijaunya Arafah sekarang, paling tidak mem­bantu men­di­­ngin­kan suhu panas di padang tempat wu­kuf tersebut.

Apa kaitannya Arafah dengan Me­dan? Kita hanya meng­ingatkan, Arafah yang dulunya merupakan padang tandus, se­karang sudah banyak ditumbuhi po­hon. Pepohonan tentu mengurangi hawa panas di Arafah. Bagaimana di kota Medan, sudahkah banyak pohon dita­nam? Menurut perhitungan Bappeda (2012), sampai 2030 harus ditanam se­kitar 1,2 juta pohon. Sampai sekarang su­dah berapa banyak pohon ditanam?

Kebutuhan minimum Ruang Terbuka Hi­jau (RTH) Kota Medan sampai 2030 se­kitar 2.000 hektar setara 8,12 persen luas wilayah Kota Medan. Sedangkan sejatinya porsi RTH 30 persen dari luas wilayah. Nyatanya masih jauh. Bagai­ma­na dengan taman-taman yang ada di kota Medan? Ada lima taman yang seka­rang banyak diminati warga kota Medan.

1. Taman Cadika Pramuka yang terletak di Jalan Karya Wisata, Kecamat­an Medan Johor. Taman ini dibangun 2012 di tanah seluas 5.000 meter persegi.

2. Taman Sri Deli, di Jalan Masjid Raya, di depan Masjid Raya Al - Man­shum. Tidak jauh dari istana Maimun. Di­bangun pada masa Sultan Ma'mun Al Rasyid Perkasa Alam, Sultan Deli ke-9.

3. Taman Edukasi Avros terletak di Jalan Avros No. 60 B Kota Medan dires­mi­kan 25 September 2014.

4. Taman A. Yani terletak di jalan pro­tokol Jl. Sudirman dan Imam Bonjol. Di­sebut Taman A. Yani karena di situ ada mo­numen patung A. Yani setinggi 11 meter.

5. Taman Beringin Hutan Kota terle­tak di Jl. Cik Ditiro dan Jl. Sudirman. Di­res­mikan 25 Oktober 2014.

Ada lagi Taman Kebun Bunga di Jl. Ke­jaksaan. Pintu masuk menuju makam Tjong Yong Hiam, abang kandung Tjong A Fie. Sesuai namanya, taman ini penuh de­ngan bunga. Sekarang sudah jadi mu­seum Tjong Yong Hiam.

Ada lagi yang pakai nama Kebun Bu­nga yaitu Stadion Sepak­bola Kebun Bunga. Markas, istilah kerennya home base, PSMS. PSMS satu-satunya kese­be­­las­an sepakbola yang masih berkiprah di Medan meski berada satu kelas di bawah Persib, Persija, PSM dan Per­si­pura. Namanya saja Stadion Kebun Bu­nga. Tidak ada kebun bunga. Yang ada la­pangan hijau.

Dengan RTH yang ada sekarang, ba­gaimana kota Medan sekarang tidak men­jadi panas. Dulu banyak pohon se­perti di Jl. Puteri Hijau. Sekarang? Tidak ba­nyak lagi. Dulu di kanan-kiri jalan dari Me­dan ke Tanjung Morawa berjejer po­hon ma­honi. Sekarang tiada lagi Kalau pun ada, pohon asal ditanam. Keadaan­nya tidak lagi seredup zaman dulu.

Kalau kota Medan tidak mau lebih panas, tiada jalan lain, galakkan penghi­jau­an dan perbanyak RTH. Kesadaran war­ga kota Medan menanam pohon per­lu digugah, tata di dalam pot yang digan­tung. Jangan dibiarkan adanya lahan ko­song.

Pemerintah Kota Medan segera mem­benahi lahan kosong di pinggir jalan mi­salnya, untuk dijadikan taman kecil atau ditanam pohon. Tentu jenis pohon di­se­suaikan konstruktur tanah. Dan harus dira­wat. Masa lalu pernah dilakukan. Tapi begitu ditanam, tidak disiram-si­ram. Lama-lama mati sendiri. Warga pun ti­dak peduli karena tahunya itu tugas Pem­kot.

Taman Makam Pahlawan (TMP) di Jl. Si­ngamangaraja, kenapa dibiarkan ger­sang dan ditumbuhi ilalang? Padahal namanya taman. Kenapa tidak dihijau­kan. Kalah dengan Ku­buran Mandailing di Jalan Katamso yang hijau royo. Sta­dion Teladan dan Stadion Kebun Bunga ha­rus disulap menjadi hijau. Bisa. Itu ka­lau Pemkot mau. Pemkot juga harus keras ter­hadap pengembang perumahan untuk pe­duli penghijauan. Jangan namanya "green" tapi tidak indahkan penghijauan.

Kalau Pemkot Medan peduli memper­ba­nyak RTH, peduli menanam pohon, dan warga kota Medan senang peng­hi­jauan, maka kota Medan tidak akan panas se­perti sekarang. Kota Medan nantinya akan menjadi kota yang menawan karena peng­hijauan. Kalau tidak? Tunggu saja su­hu panas di kota akan lebih dari 37 dera­jat Celcius yang sudah dicapai seka­rang. ***

* Penulis lulusan SMA Kesatria 1960, sekarang tinggal di Jakarta

()

Baca Juga

Rekomendasi