Lima Negara Raih Kemerdekaannya Tahun 2000-an

BANYAK negara di dunia mengumumkan kemer­de­­kaan­nya pada abad ke-20 termasuk Indonesia. Se­men­­tara itu, negara-negara di Afrika juga sebagian besar mendapatkan kemerde­kaan­nya usai Perang Dunia II.

Kemerdekaan merupakan dasar penting bagi sebuah negara untuk bisa berdiri sen­diri tanpa ada inter­vensi ne­gara dan pihak lain. Me­lalui kemerdekaan, kedau­latan pula menjadi bagiannya.

Pada sejarah negara-ne­gara, ke­merdekaan juga mem­butuhkan pe­ngakuan. Hal itu tergambar dalam dokumen sejarah yang dica­tat.

Namun, ada segelintir ne­gara yang baru menda­patkan kemer­de­kaan pada 2000-an. Dengan kata lain, usia keme­rdekaannya masih ‘seumur jagung’.

Dilansir dari Thought.co dan ber­bagai sumber, setidak­nya ada lima negara yang disebutkan mer­deka pada periode tersebut.

1. Montenegro

Menurut kelompok penen­tang kemerdekaan, Montene­gro sebagai bagian dari Uni dengan Serbia akan mempu­nyai kemungkinan lebih besar menjadi anggota Uni Eropa (UE), ketimbang sendiri. Uni Eropa tidak mengharapkan Montenegro merdeka.

Karena itu berdirilah Uni Serbia Montenegro. Tapi Perdana Menteri Mon­tenegro Milo Djukanovic ha­nya me­nyepakati Uni tersebut, apa­bila masyarakat, melalui refe­ren­dum diberi kesempatan me­nyua­ra­kan pendapat me­ngenai Mon­tenegro merdeka.

Djukanovic pun dianggap men­jadi pemimpin kemerde­kaan Mon­tenegro. Dikelilingi kelompok se­kitar 20 sahabat keluarga, Dju­ka­novic berha­sil menguasai hampir se­mua bidang baik ekonomi, poli­tik maupun media. Dia memain­kan peranan paling kuat selama 15 tahun terakhir.

Djukanovic yakin bisa mem­per­cepat proses keang­go­taan Mon­tenegro dalam UE dan NATO, apa­bila Mon­tenegro bisa bebas dari Ser­bia. Serbia, dan secara oto­matis juga Montenegro, dijatuhi sanksi oleh Brussel, karena belum juga ber­hasil menangkap dan meng­eks­tra­disi Jenderal Ratko Mladic kepada Tribu­nal Yugoslavia di Den Haag. Perundingan dengan Brussel ditunda.

Sementara Presiden Serbia dan Mon­tenegro, Vojislav Kostunica dan Perdana Men­teri Serbia, Zoran Djinjic ingin agar federasi tetap di­pertahankan, tetapi bersedia mem­berikan hak otonomi luas ke­pada Montengero.

Maret 2006, Parlemen Mon­tenegro, dengan suara bulat men­du­kung usulan untuk mengadakan re­feren­dum bersejarah mengenai kemerdekaan dari Serbia, pada 21 Mei 2006. Monte­negro merdeka pada 3 Juni 2006.

2. Serbia

Negara Serbia modern lahir pada tahun 1817 menyu­sul Pembe­ron­takan Serbia Kedua. Kemudian, negara ini memperluas wilayahnya ke selatan dengan menguasai Ko­so­vo dan Metohija, Raška, dan Ma­kedonia pada tahun 1912.

Perbatasan negara Serbia saat ini ditetapkan menyusul berak­hir­nya Perang Dunia Kedua ketika Serbia menjadi sebuah unit federal dalam Republik Federal Sosialis Yugoslavia.

Serbia menjadi negara merdeka pada tahun 2006 setelah Mon­te­neg­ro mening­galkan Uni Negara Ser­bia dan Montenegro yang lahir sete­lah bubarnya Yugoslavia di era 1990-an.

3. Kosovo

Pada tanggal 17 Februari 2008 Kosovo memerdekakan diri dari Ser­bia. Kosovo telah menempuh jalan terjal untuk meraih kemer­de­ka­annya. Usaha pertama pada ta­hun 1990 gagal karena diserbu Serbia.

Pertarungan yang tidak seim­bang antara Serbia dan gerilyawan Ko­sovo atau KLA ini menim­bul­kan trage­di pembantaian dan peng­ung­sian besar-besaran.

NATO yang dipimpin oleh Ame­­rika Serika (AS) mengu­sir Ser­bia de­ngan serangan udara sela­ma 78 hari. Kosovo kemudian bera­da di ba­wah perlindungan PBB dan NA­TO.

Usaha kemerdekaan Ko­sovo kali ini mendapat du­kungan hampir sepertiga ne­gara-negara UE dan Ame­rika Serikat (AS). Sedangkan ne­gara yang menolaknya adalah Serbia dan Rusia.

Serbia sangat marah ter­hadap Amerika yang menga­kui kemer­de­kaan Kosovo sampai-sampai me­manggil pulang duta besarnya yang bertugas di Amerika.

4. Sudan Selatan

Negara ini awalnya meru­pakan bagian dari Sudan Anglo-Mesir, kondominium Britania dan Mesir, dan ke­mudian menjadi bagian dari Republik Sudan ketika men­capai kemerdekaan pada 1956.

Setelah Perang Saudara Sudan Pertama, Wilayah Oto­nomi Sudan ba­gian Sela­tan dibentuk pada 1972 dan berlangsung sampai dengan 1983. Kemudian terjadi Perang Sau­dara Sudan Kedua yang berak­hir dengan Perjan­jian Damai Kom­prehensif 2005.

Selanjutnya pada tahun itu, oto­nomi selatan dikem­balikan ke­tika Pemerintah Otonomi Sudan bagian Sela­tan dibentuk. Sudan Selatan menjadi sebuah negara mer­­deka pada 9 Juli 2011 tengah malam (00:00) waktu setem­pat setelah referendum yang diselenggarakan pada Januari 2011 menghasilkan sekitar 99% pemilih memilih untuk memisahkan diri dari Sudan.

5. Timor Leste

Pada tanggal 30 Agustus 2001, rakyat Timor Leste memberikan sua­ra dalam pemilihan pertama me­reka yang diselenggarakan oleh PBB untuk memilih anggota par­lemen. Pada bulan Mei 2002, lebih 20.000 pe­ngungsi telah kembali.

Pada tanggal 20 Mei 2002, Kons­titusi Republik Demokratik Timor Leste mulai berlaku dan Timor Leste diakui kemerdekaan­nya oleh PBB.

Parlemen Nasional diben­tuk dan Xanana Gusmão dilan­tik sebagai Presiden pertama negara tersebut.

Pada tanggal 27 September 2002, Timor Timur diganti nama­nya men­jadi Timor-Leste, meng­gunakan ba­hasa Portu­gis, dan di­terima seba­gai negara anggota oleh PBB. (bbs/wkp/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi