Kredit Macet Secara Nasional Cenderung Meningkat

Medan, (Analisa). Kredit macet perbankan secara nasional cenderung meningkat. Saat ini Non Per­forming Loan (NPL) atau kre­­dit macet sudah di atas 3 per­sen.

Bahkan sejumlah dae­rah seperti Ka­limantan Timur kredit macet tersebut men­capai 7-8 persen. Disusul Pa­pua,  Riau dan Jawa Barat. Se­dangkan Pro­vinsi Suma­tera Utara NPL masih di­ba­wah 3 persen.

Hal itu dikatakan Ketua Ko­mite Pe­nyusun Standar Pe­nilai In­donesia (KP­SPI) Ma­syarakat Profesi Penilai In­donesia (MAPPI), Hamid Yusuf, di sela - sela Pen­di­di­kan Khusus Penilai (PKP) SPI 366 ten­tang Penilai Untuk Tujuan Lelang sesuai SPI 366 di Hotel Adimulya Medan Jumat (25/8).

Pendidikan tersebut dise­lang­gara­kan oleh Masya­rakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) dan KPSPI diikuti  sebanyak 63 orang berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Aceh, Lam­pung dan Medan.

“Sekarang kredit per­ban­kan potensi kredit ma­cetnya meningkat. Saat ini NPL sudah di atas 3 persen. Total kre­dit yang benar-benar ma­cet secara nasional ber­das­arkan data OJK  hingga Mei-Juni mencapai Rp88 triliun,” ungkap Hamid Yusuf di­dampingi Ke­tua Lem­baga Asis­­tensi Im­ple­mentasi Stan­­­dar Profesi (LAI SP) DPD MAPPI Sumbagut,  Ir Hilal Rasyad MSc MAP­PI (Cert) dan anggota Ir Irwan Bahri.

Lebih lanjut dikatakannya,  akibat kredit macet tersebut maka agunan di­ambil alih oleh bank,  dan  bank kemu­dian mela­ku­kan pen­ju­a­lan melalui le­lang. Lelang dila­kukan untuk menutupi keru­gian yang di­alami perbankan.

Dari total kredit yang ma­cet tersebut, ujar Hamid Yusuf di situ ada kredit properti  yang mem back up  agunan kredit tersebut. Pro­perti yang berma­salah itu di­ambil alih oleh perbankan untuk dile­lang guna me­nu­tupi keru­gian bank.

“Saat mau dijual melalui lelang oleh pihak bank,maka berdasarkan Pera­tu­ran Men­teri Keuangan (PM­K) 27 ta­hun 2016,  setiap le­la­ng ya­ng nilainya di atas Rp 1 mi­liar harus meng­gu­nakan pe­nilai,” jelas Hamid Yusuf.

Untuk itu, MAPPI katanya membuat dan menyusun stan­­­dar penilai untuk tujuan lelang sesuai Standar Penilai Indonesia (SPI) 366 agar lebih baik seperti pendidikan ini.

Sebelumnya, Sekretaris DPD MA­PPI Sumbagut Su­her­­win ST MSi MAPPI (Cert)  didampingi Ketua Bi­dang Pendidikan  Suprapto ST MAPPI (cert) menje­las­kan kegiatan PKP SPI 366 ten­tang Penilai Untuk Tujuan Lelang sesuai SPI 366 dibuka   oleh Kepala Subbidang Pe­ngembangan Penilai Aktuaria dan Profesi Ke­uangan Elang Tomi Arifianto.

Pada hari pertama, Rabu (23/8)  diawali so­si­aliasi materi PMK 56 2017, SPI 366 untuk tujuan lelang dan pe­doman standar imbalan jasa penilaian tahun 2017. Sosialisasi itu diikuti 35 perwakilan perbankan dan pemerintah serta 28 cabang Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Sumut dan Aceh.

“Turut hadir dan mem­be­rikan sam­butan Wakil Ketua I Dewan Pengurus Nasional MAPPI Ir M.A Muttaqin MSc MAPPI (Cert), Ketua FKJPP MAP­PI Pusat Yuf­rizal Yusuf dan Ketua FKJPP MAPPI Sum­bagut, Ir Dodi Anshari,” ujar­nya. (twh)

()

Baca Juga

Rekomendasi