Singkil, (Analisa). Rumah adat Aceh Singkil yang dibangun pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat di Kampung Pasar, Singkil resmi diberi nama Sapo Belen Sinanggel.
Pemberian nama rumah adat Aceh Singkil itu, berdasarkan keputusan bersama puluhan imeum mukim, tokoh adat, ulama dan cendekiawan dalam acara dialog interaktif yang diselenggarakan oleh Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Aceh Singkil di pelataran rumah adat tersebut, Kamis (7/9).
Menurut Ketua MAA Kabupaten Aceh Singkil H Roesman Hasmy, nama Sapo Belen Sinanggel untuk rumah adat Singkil ini merupakan suatu kesepakatan melalui musyawarah yang berjalan lancar dan diterima semua pihak, Rumah adat Singki ini merupakan bangunan pemerintah yang rampung awal 2017, berlantai satu dengan tinggi 3,5 meter.
Sapo Belen Sinanggel dari bahasa Kampong Singkil salah satu suku di Aceh Singkil yang berarti rumah besar tempat berkumpul untuk bermusyawarah. Rumah adat Sapo Belen Sinanggel adalah rumah adat pertama Kabupaten Aceh Singkil, yang berfungsi untuk menjejakkan profil adat budaya Aceh Singkil.
Disebutkan, peserta dialog sengaja diundang sebanyak 75 orang dalam proses penguatan imeum mukim di setiap wilayah kecamatan dan pedesaan, dengan menghadirkan sejumlah narasumber termasuk dari MAA Provinsi Aceh.
Tiga narasumber yang didatangkan sebagai penguatan dan pencerahan yakni tokoh masyarakat dan penulis Aceh Singkil Muadz Vohri, Ketua MAA Provinsi Aceh Badruzzaman Ismail SH MHum, dan Ketua Bidang Pengkajian Pendidikan MAA Nurdin Ar yang digelar selama dua hari 6-7 September 2017.
Sebelum pemberian nama rumah adat tersebut, ada sembilan nama yang didaftarkan, yakni Sapo Belen Sinanggel, Sapo Adat Singkil, Sapo Adat Mepeukat, Sapo Adat Mekhembuk, Sapo Belen Adat Bekas Mepeukat-Meupekat, Sapo Belen Adat Bekas Mepekat, Sapo Belen Adat Singkil, Sapo Mepeukat Adat Singkil, dan Sapo Adat Aceh Singkil.
“Kemudian disepakati nama “Sapo Belen Sinanggel” karena suara peserta cukup banyak mendukung nama tersebut,” ungkap Rosman Hasmy. (sjp)