Oleh: Fakhri Munuwur Siregar
PADA suatu hari, Junet pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar, ia tinggal sebatang kara, setiap hari ia ke hutan untuk mencari kayu bakar, sesampainya di hutan Junet melihat pohon yang aneh, pohon itu seperti tangan, mata, telinga layaknya manusia. Setelah melihat pohon yang aneh itu Junet pun mendekatinya. Tiba-tiba saja pohon itu berbicara.
“Hei...mengapa kamu setiap hari di hutan ini?” kata pohon.
“A...A...aku hanya mengambil kayu bakar,” jawab Junet.
Junet pun terkejut karena dia melihat ada pohon yang berbicara
“Mengapa wajah kamu seperti terkejut karena melihatku?,” tanya pohon itu lagi.
“Tentu saja aku terkejut, karena aku baru pertama kali melihat pohon yang bisa berbicara.”
“Di mana kamu tinggal?”
“Saya tinggal di dekat sungai, mengapa kamu bisa berbicara whai pohon?”
“Aku bisa berbicara karena aku disihir oleh nenek-nenek, dulunya aku tidak bisa berbicara, tapi aku disihir oleh nenek-nenek dan akupun bisa berbicara,” kata si Pohon.
Setelah berbicara dengan pohon ajaib itu, Junet berpamitan dengan pohon ajaib untuk mencari kayu bakar dan pulang. Sesampai di rumah Junet pun membakar kayu bakarnya untuk memasak. Setelah memasak, Junet pun makan dan beristrirahat.
Keesokan harinya Junet pun pergi ke hutan lagi untuk mengambil kayu bakar dan bertemu dengan pohon yang bisa berbicara, Junet pun pergi ke hutan dengan berjalan kaki, setelah di hutan Junet curiga seperti ada yang megikutinya dari tadi. Junet pun menoleh kebelakang tenyata ada seseorang nenek yang mengikuti dari tadi.
“Mengapa nenek mengikutiku?”
“Tidak, aku tidak mengikutimu tapi aku juga mau pergi ke hutan ini,” ujar nenek tersebut.
“Mengapa nenek ingin ke hutan ini?”
“Aku hanya ingin melihat pohon yang bisa berbicara.”
“Apakah nenek kenal dengan pohon itu?”
“Tentu saja nenek kenal, karena neneklah yang menyihirnya,”
“Mengapa nenek Menyihirnya?”
“Nenek menyihirnya karena banyak pohon dite-bang, jika pohon bisa berbicara pasti tidak ada lagi yang mau menebang pohon sembarangan,” katanya.
Pohon pun datang dan berbicara. “Ya nenek benar sekali, pohon di hutan ini banyak yang ditebang teman-teman dan sahabatku pun banyak yang ditebang. Setelah mendengar itu, Junet pun ingin bersahabat dengan pohon. Mulai hati ini pun Junet dan pohon bersahabat. ***
(Penulis adalah siswa kelas VII SMP Az-Zakiyyah Islamic School Medan)