BNPB Pasang 6 Sirine, 54 Rambu Peringatan Bahaya

Analisadaily (Bali) - Demi memberi peringatan dini kepada masyarakat bila Gunung Agung meletus dan membahayakan masyarakat, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana memasang sirine di enam titik di sekeliling radius berbahaya di Kabupaten Karangasem Bali.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sirine ini dikenal dengan nama iRaditif (iCast Rapid Deployment Notification System) yang merupakan sirine mobile yang dapat dipindahkan dengan kendaraan.

“Secara khusus didatangkan dari Gudang Peralatan BNPB di Sentul Bogor ke Karangasem setelah Gunung Agung naik status Awas. Bunyinya mampu menjangkau radius 2 kilometer, bahkan dapat lebih jauh jika suara terbawa angin,” kata Sutopo.

Tujuan pemasangan, lanjutnya, memberikan tanda bahaya dari letusan Gunung Agung kepada masyarakat. Alat ini hampir mirip dengan sirine tsunami, namun dapat dipindahkan. Jadi bukan mendeteksi gunung akan meletus, hanya mengabarkan bunyi sebagai tanda ada bahaya.

Keenam lokasi sirine itu terdapat di Polsek Selat, Polsek Rendang, Pos Polisi Tianyar, Polsek Kubu, Koramil Kota Karangasem, dan Koramil Abang. Mekanisme kerjanya manual karena dibunyikan petugas atau operator setelah mendapat perintah dari petugas di Posko Utama Tanah Ampo Karangasem.

Posko terhubung dengan Pos Pengamatan Gunung Agung yang memberikan informasi tentang bahaya letusan. Petugas posko didukung analisis data lainnya memberikan perintah kepada operator sirine untuk membunyikan sirine.

Komunikasi juga dilakukan dengan radio komunikasi (HT) dan handphone. Agar terkoneksikan semua jaringan komunikasi antara operator sirine, posko, dan pos pengamatan Gunung Agung maka BNPB memasang beberapa repeater dan rig untuk radio komunikasi.

“BNPB masih menyiapkan sistem pengendali otomatis untuk membunyikan sirine. Sistem pengendali otomatis ini sudah banyak dipasang pada sirine peringatan dini tsunami. Kendalanya, belum semua lokasi bisa dijangkau radio komunikasi,” tambahnya.

Rambu Peringatan Bahaya

Tidak hanya itu, BNPB juga memasang rambu-rambu peringatan bahaya di 54 titik. Rambu ini sebagai pemberitahuan kepada masyarakat terhadap radius berbahaya Gunung Agung. Rambu peringatan ini tertulis "Saat ini Anda berada di radius 9 kilometer dari puncak Gunung Agung".

Sosialisasi kepada masyarakat, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan aparat setempat terus dilakukan agar mereka memahami bahaya dari Gunung Agung. Awan panas memiliki suhu 600 - 800 derajat celcius dengan kecepatan menuruni lereng mencapai 200 - 300 kilometer per jam.

“Tentu ini berbahaya bagi masyarakat jika berada di dalam radius berbahaya,” ujar Sutopo sebagaimana informasi yang diterima Analisadaily.com, Sabtu (30/9).

Masyarakat dihimbau untuk tenang. Hingga saat ini secara visual belum tampak tanda-tanda Gunung Agung meletus. Gubernur Bali telah memerintahkan bagi warga yang berasal dari 27 desa yang berada di dalam radius berbahaya dengan jumlah sekitar 70 ribu jiwa harus tetap mengungsi.

Sedang warga sebanyak 73 ribu lebih dari 51 desa yang aman dan berada di luar radius berbahaya boleh pulang ke rumah masing-masing. Kepulangan pengungsi dapat dilakukan secara mandiri atau dibantu pemerintah.

Rambu-rambu peringatan bahaya

Rambu-rambu peringatan bahaya (BNPB)

Hingga Sabtu (30/) siang, pengungsi tercatat 143.840 jiwa dari 471 titik pengungsian di 9 kabupaten/kota. Masyarakat dapat mengakses data aktivitas gunung, pengungsi, pendidikan, dan lainnya di gunungagungupdate.bnpb.go.id.

(REL)

Baca Juga

Rekomendasi