Oleh: M. Hariansyah.
Ada yang bilang, kalau saja pohon menghasilkan wifi, mungkin kita bakal berlomba-lomba menanam banyak pohon. Namun sayang sekali, pohon hanya menghasilkan oksigen, sesuatu yang kita hirup untuk bernapas. Bukan mengahsilkan jaringan internet atau wifi yang biasa kita gunakan dalam mengakses aplikasi di android.
Tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Sejuta Pohon Sedunia. Pohon menjadi komponen alam yang sangat penting bagi manusia dan hewan. Pohon diketahui dapat mengurangi kadar CO2 (karbon dioksida) di udara dan menghasilkan O2 (oksigen). Pohon juga dapat menahan laju air, sehingga ketika hujan turun, air akan lebih banyak terserap ke dalam tanah dari pada mengalir begitu saja ke parit, sungai atau ke laut.
Ironisnya, jumlah pohon malah semakin berkurang, terutama di daerah perkotaan. Padahal, fungsi pohon sangat penting dalam menyerap gas CO2 atau gas beracun lainnya di udara. Dari pohonlah di dunia ini bisa terdapat banyak oksigen sebagai unsur paling dasar dalam kehidupan manusia.
Selain itu, pohon juga diam tidak bergerak sambil memenuhi tugasnya sebagai bagian dari alam. Merelakan segala bagian dari dirinya untuk diambil siapa saja yang memerlukan. Buah, sayur, daun, kayu, umbi dan lain-lain cuma untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Menurut penelitian, tegakan hutan yang berdaun jarum mampu membuat 60 persen air hujan terserap tanah. Bahkan tegakan hutan yang berdaun lebar mampu membuat 80 persen air hujan terserap tanah. Kemampuan ini akan meningkatkan cadangan air tanah yang berujung pada kesejahteraan manusia.
Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan tropis terbesar ketiga di dunia (129 juta hektar) setelah Brazil dan Zaire. Kawasan hutan tersebut terbagi ke dalam hutan konservasi 27 juta hektar, hutan lindung 30 juta hektar dan sisanya hutan produksi. Hal ini berarti lebih dari setengah wilayah dataran Indonesia merupakan hutan. Di lain pihak, hutan telah mengalami degradasi dan deforestasi yang cukup tinggi.
Namun, sayangnya nasib pohon dan hutan di Indonesia masih miris. Giunness Book of Records (MURI-nya dunia) mencatat Indonesia sebagai negara dengan laju kecepatan kerusakan hutan (deforestrasi) tertinggi, yaitu 2 juta hektar per tahun, setara dengan 4 kali luas Pulau Bali atau mencapai 7,2 hektar hutan per menit yang juga setara dengan 5x luasan lapangan sepak bola.
Pentingnya melestarikan dan melindungi pohon merupakan bagian dari usaha untuk mewujudkan tujuan dari pembangunan berkelanjutan atau SDGs No.15, yakni melindungi, memulihkan dan memajukan penggunaan ekosistem bumi, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi dan menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
Pohon melawan pemanasan suhu bumi (global warming). Kadar karbondioksida (CO2) terus meningkat secara eksponensial akibat dari terus berkurangnya wilayah hutan dan terus banyaknya jumlah pohon-pohon yang di tebang. Padahal Pohon dapat menyerap gas tersebut dan mengubahnya menjadi oksigen sehingga dapat dikatakan jika pohon banyak maka akan menghasilkan oksigen bersih yang banyak juga buat manusia dan dapat mengurangi kadar polusi udara yang semakin panas tinggal di bumi pada era revolusi industri empat dewasa ini.
Dalam satu tahun saja, satu hektar dengan pohon-pohon dewasa dapat menyerap CO2 sebanyak yang dikeluarkan pengendara mobil sejauh 2.600 mil. Selain itu, hutan yang luas juga dapat membentuk awan yang dapat memantulkan cahaya matahari sehingga mengurangi efek rumah kaca.
Pohon membersihkan udara dari zat-zat polutan (nitrogen oksida, ammonia, sulfur dioksida, dan ozon) dengan cara menyaring serta menyimpannya pada daun dan rantangnya.
Menyejukkan Kota dan Perjalanan
Pohon juga menghemat energi. Misalkan, tiga pohon yang diletakkan secara strategis mengelilingi suatu rumah dapat mengurangi kebutuhan AC sebanyak 50%, sehingga merendahkan emisi karbon dioksida serta polutan-polutan lainnya. Pohon bekerja bagaikan spons yang menyerap polutan-polutan dari air hujan. Mereka juga mampu mencegah longsor tanah, sehingga menurunkan potensi banjir.
Keragaman hayati hutan mencakup jutaan spesies yang bahkan belum semua ditemukan dan dianalisa. Hutan memberi kita makanan sehat dan produk-produk lainnya. Secara global, 1.6 milyar manusia sangat bergantung pada hutan. Hutan menjaga siklus air dan kadar air di bawah tanah. Pohon menyuburkan tanah. Tanpa pohon, lahan yang dulunya hijau bisa jadi kering dan begitu juga sebaliknya. Lahan yang dulunya kering dan panas, dengan penuhnya tanaman pohon maka lahan tersebut akan subur dan sejuk.
Oleh karena itu, dengan manfaat yang di berikan pohon kepada kehidupan setiap makhluk hidup di dunia ini, apakah kita masih mau dan berniat menebang pohon ?
Bagi saya ini sebuah hal yang menarik. Ada beberapa daerah yang sangat mengapresiasi kehidupan pohon dengan mewajibkan masyarakatnya menanam pohon. Salah satu daerah yang mewajibkan menanam pohon, yakni Sulawesi Tengah. Di daerah ini, calon pengantin mesti menanam lima pohon. Jadi, setelah mendaftar untuk pernikahan, calon pengantin harus menanam bibit yang sudah disiapkan, yang lokasinya ditetapkan BPDAS dan KUA. Jenis pohon yang adalah tanaman berkayu, penghasil buah, getah, biji, kulit dan tanaman unggulan lokal.
Syarat menanam pohon ini, bagian dari upaya melakukan rehabilitasi hutan dan lahan 5,5 juta hektar. Bukan hanya di Sulawesi Tengah, beberapa daerah lain juga mewajibkan menanam pohon.
Tercatat ada Banda Aceh (Aceh), Kota Jambi (Jambi), Kendari (Sultra), Balikpapan (Kaltim), Kendal (Jateng), Kuningan (Jabar), Bontang (Kaltim), Purbalingga (Jateng), dan beberapa daerah lainnya.
Untuk itu mari sayangi kehidupan pohon di sekeliling kita, karena itu semua sumber kehidupan buat kita. Kalau perlu tanamlah pohon di sekeliling rumah kita guna memperindah rumah dan membuat udara menjadi sejuk dan sehat.
Selamat Hari Sejuta Pohon Sedunia. Ayo kita semua menanam pohon, sejuta pohon sejuta manfaat.
(Penulis adalah mahasiswa PPKn Fis Unimed, Duta Keterbukaan Informasi Publik Sumut dan pecinta lingkungan)