"Sebagian besar responden, 58,3% menonton tayangan porno karena inisiatif sendiri, sisanya mengaku diajak teman," ujar Made Mirah Ayu Mahadewi, Ade Rizka Tanjung dan Audrey Eliana Sihotang. Ketiganya ditemui di SMA Sultan Iskandar Muda, Medan Sunggal, baru-baru ini.
Sumber tayangan-tayangan porno yang dikonsumsi, umumnya diakses responden lewat situs-situs online (83,3%), sisanya dari VCD.
Setelah menonton film porno, sebagian besar responden mengaku melakukan masturbasi untuk mengatasi ketegangan andrenalin mereka. Dampaknya setelah itu mereka mengaku lemas dan akhirnya membuat mereka tidak konsentrasi dalam belajar.
Begitu kurang lebih hasil penelitian ketiga peneliti belia yang diberi judul ‘The Effect of Pornography to Teenagers Characters’ yang dipresentasikan pada Lomba Peneliti Belia (LPB). Sumut pada Sabtu (6/10) di Medan. Penelitian itu menggunakan metode kualitatif dengan memadu studi literatur dan kasus.
Hasil penelitian itu meraih Juara III LPB Sumut, Sabtu (6/10) di Medan untuk kategori Ilmu Sosial. Juara I diraih peneliti dari SMAN 1 Matauli Pandan dengan judul ‘Keberagaman dan Akulturasi Budaya Suku Pesisir Sibolga dan Bugis di Hajoran, Kabupaten Tapanuli Tengah’. Selain IPS, kategori penelitian yang dilombakan adalah ilmu hayati, ekologi, campuran (komputer, matematika dan fisika).
Ada 10 tim yang ikut pada kategori ilmu sosial yang baru pertama kali dipertandingkan pada ajang LPB itu. LPB sendiri adalah lomba penelitian untuk siswa sekolah menengah di Indonesia yang dikelola Center for Young Scientist (CYS) sejak 2005. LPB Regional berlangsung setiap tahun di beberapa provinsi/kabupaten/kota melalui kerja sama berbagai pihak.
Ingin berhenti menonton
Mengutip beberapa referensi untuk memperkuat hasil penelitian, Made Mirah menyebutkan bahwa dampak dari menonton tayangan porno sebenarnya tak hanya membuat responden malas belajar, tapi juga berpotensi untuk terlibat dalam tindak pelecehan seksual, hamil/nikah muda dan perilaku seksual menyimpang.
Meski begitu, menurut Made Mirah ada yang positif dari sikap responden. Sebagian besar (91,7%) responden mengaku ingin menghentikan diri dari "ketagihan" menonton tayangan porno yang sejak kehadiran teknologi komunikasi berbasis internet, sangat banyak menyediakan konten yang mengandung pornografi.
Ada dua pihak yang diharapkan responden membantu mereka keluar dari masalah yang mereka hadapi yakni orangtua (100%) dan guru (83,3%). Karena itu tim peneliti berkesimpulan bahwa orangtua dan guru harus memberitahu tentang apa saja yang tergolong pornografi dan apa dampak yang ditimbulkan jika anak sampai kecanduan nonton tayangan pornografi.
Pada LPB Sumut, tim peneliti SMA Iskandar Muda di kategori campuran juga berhasil eraih Juara I pada lomba poster untuk penelitian mereka yang berjudul "Penggunaan Cahaya Langsung untuk Mengurangi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas. Anggota tim peneliti pada kategori ini adalah Raju Hasudungan Simalango dan Kevin MJ Purba. (ja)