Binjai, (Analisa). RSUD Dr RM Djoelham, Kota Binjai, siap membuka Poliklinik Interventional Pain Management (IPM), tidak lain layanan pengobatan khusus bagi para pasien penderita keluhan nyeri.
Hal itu diungkapkan Direktur RSUD Dr RM Djoelham Kota Binjai, dr Sugianto SpOG, didampingi dr Frans Sagala SpB, saat sosialisasi penggunaan radio frequency ultrasonografi, serta penyuntikan obat steroid dan anestesi lokal bagi pasien penderita keluhan nyeri, Sabtu (13/10).
“Secepatnya kita akan berkoordinasi dengan pihak BPJS Kesehatan. Jika usulan ini disetujui, Poliklinik IPM RSUD Dr RM Djoelham, kemungkinan menjadi yang pertama di Pulau Sumatera,” ungkapnya.
Menurut Sugianto, Poliklinik IPM akan melibatkan ahli medis dan dosen kesehatan asal Calcuta, India, dr Chilafat SpAn. Sesuai rencana, praktik pengobatan ini turut melibatkan dokter spesialis bedah ortopedi dari RSUD Dr RM Djoelham, Kota Binjai.
“Kita beruntung. Sebab kehadirannya tidak hanya bermanfaat bagi rumah sakit, tetapi juga menguntungkan bagi warga Kota Binjai, dan daerah sekitarnya, karena kita tidak perlu lagi berobat hingga ke luar kota,” ujarnya.
Dr Chilafat SpAn mengatakan, IPM merupakan metode pengobatan yang berkembang di India. Pengobatan ini, dikhususkan bagi pasien penderita rasa nyeri akut dan kronis, yang umumnya akibat kerusakan pada jaringan syaraf.
“Dalam praktiknya, pasien penderita keluhan nyeri, menjalani prosedur pengobatan tanpa operasi menggunakan radio frequency ultrasonografi,” ungkap alumni Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia itu.
Dikatakan Chilafat, radio frequency ultrasonohrafi merupakan prosedur pengobatan untuk mengurangi keluhan nyeri, dengan cara mengalirkan listrik memanfaatkan gelombang radio, lalu memanaskan bagian saraf tertentu, demi menghentikan rangsangan nyeri.
“Agar mengoptimalkan pengobatan, teknik seperti ini akan dipandu dengan C-Arm atau Ultrasonografi (USG), demi meningkatkan ketepatan sasaran, efektifitas, dan mengurangi dampak komplikasi,” ujarnya. (wa)