Oleh: Karnadi Kesuma, S.Pd. M.M. Sumpah Pemuda, yang jatuh tiap tanggal 28 Oktober telah memasuki tahunnya yang ke-90. Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.. Sumpah Pemuda adalah salah satu kejadian penting dalam pergerakan untuk kemerdekaan Indonesia. Sumpah atau ikrar sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat bangsa demi cita-cita berdirinya negara Indonesia. Para pemuda di masa itu sadar bahwa pergerakan organisasi yang bersifat kedaerahan tidak pernah memberikan hasil berarti untuk kemerdekaan Indonesia karena pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkan oleh penjajah Belanda.
Oleh karena itu, proses kelahiran bangsa Indonesia merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas di bawah kekuasaan kaum kolonialis penjajah pada saat itu. Kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup bangsa Indonesia. Tekad dan semangat tersebut kemudian menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia sehingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Dengan demikian, sepantasnyalah kaum muda masa kini memperingati sumpah yang bersejarah itu meskipun konteks waktu dan masalah yang dihadapi saat ini sudah berbeda. Sekarang tidak ada penjajahan fisik lagi. Bangsa ini lebih banyak menghadapi tantangan dalam diri sendiri. Tantangan dan ancaman dari luar juga tak bisa diremehkan, tetapi banyak yang menilai segala persoalan bangsa Indonesia masa kini datang dari dalam diri bangsa Indonesia sendiri. Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, bahwasanya pemuda-pemudi Indonesia terus tumbuh berkembang mengisi hari ini dan membangun masa depan bangsa dengan karya, kreativitas, serta semangat kemajuan dan kebersamaan. Oleh karena itu, seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober ini sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia.
Memaknai Sumpah Pemuda
Eksistensi pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah penting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah sebuah bangsa dan umat manusia pada umumnya. Bagi kaum muda Indonesia, Hari Sumpah Pemuda selalu memicu inspirasi dan motivasi baru untuk memajukan bangsa Indonesia. Setiap tahun kita berkesempatan merasakan kembali tekad, semangat, dan harapan pemuda-pemudi di zaman pergerakan itu akan menjadikan Indonesia yang bersatu: Satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa Indonesia. Cita-cita luhur itu telah merajut kemajemukan menjadi suatu keutuhan yang bertujuan merdeka dan bebas dari kekangan untuk menentukan masa depan sendiri. Para pemuda-pemudi saat itu juga sangat sadar bahwa tuntutan mereka mensyaratkan tanggung-jawab bersama yang terus-menerus untuk membuktikan kemampuan bangsa ini mewujudkan harapan-harapan rakyatnya. Peran pemuda saat itu menjadi pelopor persatuan nasional dalam simbol tanah air, kebangsaan, dan bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda. Sejarah bangsa ini selalu diwarnai oleh pemuda sebagai komponen utama.
Bagaimana memaknai peringatan Sumpah Pemuda 2018 ini? Di tengah persoalan yang menghimpit bangsa Indonesia seperti krisis moral, ekonomi, berbagai bencana alam yang melanda berbagai daerah seperti Lombok, Palu, Sigi dan Donggala, narkoba, tawuran, pergaulan bebas, politik dan lain-lain mengharuskan para pemuda Indonesia untuk aktif mencari solusinya. Energi positif itu terpancar ketika mereka melihat suatu kejanggalan pada bumi pertiwi. Pola pikir dan daya analisis yang tinggi terhadap masalah bangsa membuat mereka merasa terpanggil untuk melakukan percepatan perbaikan tanah air menuju ke arah yang lebih baik. Mampu menjadi agent sosial of change bagi masyarakat Indonesia bagi perubahan menjadi masyarakat Indonesia yang lebih bermartabat.
Apalagi menjelang tahun politik 2019. Generasi muda (baca generasi milenial) sangat menjanjikan keberadaannya. Bagi elit politik yang berkiprah di pileg ataupun pasangan calon presiden baik Jokowi-Ma'ruf ataupun Prabowo-Sandi, jumlah pemilih millenial tersebut tentu menjadi basis suara yang menjanjikan jika ingin duduk di kursi DPR baik itu tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun pusat atau memenangi Pilpres 2019 nanti. Untuk itu, mari gunakan hak pilih tersebut dengan baik. jangan golput. Karena hak pilih generasi muda tersebut juga menentukan nasib bangsa 5 tahun mendatang.
Kiprah Pemuda di Era Milenial
Saat ini Indonesia mengalami krisis karakter, berbagai permasalahan melanda Indonesia, salah satunya degradasi moral bangsa Indonesia, pengaruh narkoba, korupsi kolusi dan nepotisme. seakan sudah terbiasa hal tersebut karena hampir setiap hari berita ini ditayangkan televisi dan surat kabar. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia hanya maju ditempat, sedangkan negara lain terus mengembangkan potensi dengan mengedukasikan pemuda dan generasi penerus yang siap bersaing dalam era globalisasi dan mempunyai ilmu dan pengetahuan yang berperan dalam kancah dunia.
Seiring perkembangan zaman dan kondisi persaingan global yang semakin nyata, marilah kita pemuda Indonesia menjaga diri kita dan membentengi diri kita dengan ilmu dan pengetahuan yang dapat membawa kemajuan dalam diri kita dan bangsa Indonesia, baik prestasi akademik, prestasi olahraga dan lainnya. Dan pemerintah harus berperan aktif dalam melindungi pemuda dan memproteksi generasi muda terhadap pengaruh negatif era globalisasi, dengan membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang lebih mendukung generasi muda Indonesia dalam mengaktualisasi potensi untuk membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia.
Korupsi, kemiskinan, pudarnya nasionalisme kebangsaan, materialisme, narkoba, terorisme/radikalisme, hedonisme, dan globalisasi adalah sederet tantangan yang harus dihadapi kaum muda Indonesia saat ini dan masa depan. Kaum muda Indonesia tidak boleh terlena dan terlalu asyik dengan diri sendiri. Atau malah terimbas dengan perilaku negatif tersebut. Khususnya di zaman yang serba cepat dan instan ini, menanamkan satu tekad demi Merah Putih bukanlah perkara mudah. Apalagi musuh bersama yang dihadapi tidak nyata secara fisik. Tapi musuh yang tidak tampak justru lebih berbahaya, memiliki daya rusak yang luar biasa dan mengancam masa depan bangsa. Pemuda Indonesia adalah bagian penting yang akan menentukan potret Indonesia 20–30 tahun yang akan datang. Semangat Sumpah Pemuda harus terus dikobarkan. Setidaknya ada tiga peran pemuda di era millenial, yaitu sebagai agent of change, innovator, dan promoter bangsa.
Pertama, sebagai agent of change. Secara sosial politik, digitalisasi telah membuka lebar keran pertukaran informasi, transparansi data, serta memudahkan akses mobilisasi politik. Sebagai lini utama pengguna teknologi, kaum millennials berperan penting dalam menjaga iklim demokrasi. Meminjam istilah dari teoris perubahan sosial Everett M. Rogers, pemuda millennials seharusnya menjadi opinion leader dalam mengaktivasi budaya bijak berteknologi, misalnya bermedia sosial. Sebuah contoh aktualisasi kaum millennials yang patut diapresiasi adalah aplikasi anti hoax buatan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Kelompok yang menamai timnya sebagai Tim Cimol menciptakan sebuah aplikasi bernama Hoax Analyzer. Aplikasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya konten kebohongan dalam sebuah informasi ini, membawa mereka menjadi wakil Indonesia di ajang Microsoft Imagine Cup 2017 tingkat Asia Tenggara. Selain prestasi nyata, sebagai pemuda mereka telah melakukan langkah konkret untuk memerangi ironi yang tengah berkembang di dalam negeri hoax.
Kedua, sebagai innovator. Dari kacamata ekonomi politik, digitalisasi juga sangat mempengaruhi proses komodifikasi dan spasialisasi melalui teknologi. Komodifikasi adalah sebuah proses mengubah sesuatu menjadi bernilai ekonomis. Sementara spasialisasi adalah proses efisiensi dalam mendistribusikan produk dengan cara memangkas jarak dan waktu. Berbagai macam karya anak muda Indonesia, seperti aplikasi transportasi online (Gojek & Grab), atau aplikasi belanja online seperti Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya merupakan contoh dari komodifikasi dan spasialisasi yang memberikan kontribusi dalam memudahkan mobilisasi masyarakat Indonesia. Bahkan, inovasi kaum millennials ini mampu membuka ribuan lapangan kerja dan berkontribusi dalam perekonomian negara.
Ketiga, sebagai promoter bangsa. Tidak melulu kontribusi diartikan dalam konteks makro seperti tiga contoh sebelumnya. Peran nyata kaum millennials juga bisa diaplikasikan dalam konteks mikro. Misalnya, membawa kemajuan di bidang pariwisata dan kebudayaan melalui media sosial. Sifat dinamis dan kreatif yang ada di dalam diri anak muda, secara tidak langsung menjadi corong bangsa untuk mempromosikan potensi yang ada di dalamnya. Adalah peran pemuda untuk mengkonversi kecintaannya dalam berpetualang, jalan-jalan, dan kreatif bermedia sosial, menjadi sebuah upaya untuk menggaungkan budaya dan pariwisata tanah air ke dunia internasional.
Penutup
Memaknai Sumpah Pemuda tentu bukan sekedar mengingat tiga buah ikrar semata. Tetapi memaknai dibalik semua proses dan cita-cita luhur yang menjadi pondasi bersatunya para pemuda yang melebur menjadi satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa. Ada tiga peran pemuda di era millennial, yaitu sebagai agent of change, innovator, dan promoter bangsa. Oleh sebab itu marilah bersama-sama mengisi kemerdekaan RI dan semangat sumpah pemuda dengan hal –hal positif. Menjauhi narkoba, menangkal terorisme/radikalisme, tidak berpola hidup hedonisme, seks bebas dan perbuatan yang merugikan sendiri maupun orang lain. Contohlah anak muda seperti CEO Go-Jek Nadiem Makarim, CEO Kitabisa M Alfatih Timur, penulis dan penggiat kreatif Fahd Pahdepie, sejarawan Asep Kambali dan anak-anak muda kreatif lain. Kiprah mereka selain bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Kita berharap pemuda-pemuda Indonesia dapat menunjukkan jati dirinya sebagai generasi penerus bangsa yang akan menggantikan estafet kepemimpinan Indonesia di masa mendatang. Kita tunggu saja!. ***
Penulis adalah Alumni PPS UISU Medan. Pengurus AGBSI Sumut