Pernyataan Jerome Powell Lemahkan Dolar AS

Singapura, (Analisa). Sebagian besar mata uang Asia menguat terhadap dolar AS, Kamis (29/11), karena mata uang Negeri Paman Sam itu melemah setelah pernyataan Ketua Federal Reserve AS (Fed) Jerome Powell bernada pesimis (dovish) perihal penaikan suku bunga. Dalam per­nyataannya, Ketua Fed itu me­nga­takan tingkat suku bunga AS berada di bawah level netral.

Menurut para analis OCBC, jika ekspektasi laju penaikan suku bunga Fed terus melambat sampai 2019, obligasi dan ekuitas Asia akan lebih menarik minat in­ves­tor. Di sisi lain, fokus pasar masih ter­tuju pada pertemuan puncak (KTT) G20 di Argentina yang di­mulai pada Jumat pekan ini. Di sela-sela pertemuan itu nantinya, Pre­siden AS Donald Trump dan Pre­­siden Tiongkok Xi Jinping akan melakukan perundingan per­da­gangan. Sebagian besar pelaku pasar berharap kedua pemimpin ne­gara ekonomi terbesar dunia ter­sebut bisa mencapai kesepaka­tan dagang yang lebih baik guna mere­dakan ketegangan perdaga­ngan yang sejak lama berlarut-larut.

Di antara sejumlah mata uang Asia, rupee memimpin penguatan dengan kenaikan 0,9 persen. Disusul oleh peso Pilipina dengan kenaikan 0,6 persen.

Rupee menguat didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi India yang mencapai sekitar 7,5 persen pada tahun ini dan 2019 berkat ketahanannya terhadap guncangan eksternal, seperti lon­jakan harga minyak. Dalam Glo­bal Macro Outlook untuk 2018-19 yang dirilis baru-baru ini, Moody’s menaikkan proyeksi per­tumbuhan ekonomi India men­jadi 7,5 persen. Lembaga peme­ring­­kat kredit internasional itu se­belumnya memangkas pro­yek­si pertumbuhan ekonomi India 2018 menjadi 7,3 persen. Prospek pertumbuhan ekonomi negara itu sempat tertekan oleh lonjakan harga minyak dan kondisi keua­ngan yang semakin ketat.

Peso meningkat menyusul is­yarat Bank Sentral Pilipina (Bang­­­ko Sentral ng Pilipinas) pe­ri­­hal penaikan suku bunga acuan ne­gara itu untuk yang keempat ka­linya pada tahun ini. Para pem­buat kebijakan menggencarkan upaya menekan lonjakan inflasi yang hampir mencapai level ting­gi dalam satu dekade. Penai­kan suku bunga kali ini juga dilakukan guna menopang peso yang sebe­lum­nya amblas di level rendah. De­wan Moneter pembuatan ke­bija­kan bank sentral akan meng­gelar pertemuan kebijakan pada 27 September setelah menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali mencapai total 100 basis poin.

Rupiah menguat terhadap dolar AS pada Kamis didukung oleh sentimen optimis pasar yang berharap ketegangan perdaga­ngan AS-Tiongkok bisa mereda lewat rencana perun­dingan antara Presiden AS Do­nald Trump dan Presiden Xi Jin­ping di sela-sela perte­muan pun­cak G20 di Argen­tina dalam beberapa hari ke depan.

Kepala riset Mo­nex Investindo Fu­tures di Jakarta, Aris­­­ton Tjendra me­­ngatakan, hara­pan perbaikan hu­bungan perda­ga­ngan AS-Tiongkok masih mampu me­no­pang penguatan rupiah di per­dagangan sesi ini.

Pada awal perdagangan rupiah dibuka pada level 14.525

Pada pukul 10.00 rupiah be­rada pada level 14.385

Di akhir perdagangan rupiah be­rada pada tingkat 14.375, me­nguat dari 14.525 level sebe­lumnya.

Kurs terakhir berbagai mata uang Asia terhadap dolar AS, ter­catat sebagai berikut:

Dolar Singapura: 1,370, naik dari 1,377

Dolar Taiwan: 30,84, naik dari 30,89

Won Korea: 1120,50, naik dari 1127,70

Baht Thailand: 32,90, naik dari 33,03

Peso Pilipina: 52,29, naik dari 52,55

Rupee India: 70,02, naik dari 70,64

Ringgit Malay­sia: 4,185, naik dari 4,193

Yuan Tiongkok: 6,936, naik dari 6,954

Di Tokio, yen me­­­nguat terhadap dolar AS pada Ka­mis menyusul per­nyataan dovish Ke­tua Fed Jerome Powell perihal laju penaikan suku bunga AS. Ketua Fed itu mengatakan tingkat suku bu­nga AS berada di bawah level netral.

Dolar AS terakhir tercatat 113,25 yen, melemah 0,4 persen di­bandingkan dengan level se­belumnya.

Di London, euro beringsut lebih ting­gi terhadap dolar AS pada Ka­mis karena mata uang Negeri Pa­man Sam itu tertekan oleh per­nya­taan Ketua Fed Je­rome Powell perihal laju penaikan su­ku bunga yang tidak lagi optimis.

Di samping itu, penguatan ma­ta uang tunggal Eropa ini juga di­dukung oleh kabar Italia yang ber­­sedia menurunkan target de­fisit anggarannya guna meng­ak­hiri kemelut dengan Uni Eropa.

Yen Jepang: 113,25, turun dari 113,80

Franc Swiss: 0,9942, turun dari 0,9988

Dolar Kanada: 1,3277, turun dari 1,3314

Sterling terhadap dolar: 1,2773, turun dari 1,2794

Euro terhadap dolar: 1,1386, naik dari 1,1286

HARGA EMAS

Di Comex New York, harga emas menguat pada pembukaan Kamis.

Kontrak Februari 2019 dipe­r­da­gangkan pada level $1.231,70 per ounce, turun $1,90.

Harga spot kitco pada pukul 13.30 GMT (20.30 WIB) tercatat $1.226,90 per ounce, naik 0,51 persen.

Di London, harga emas me­nguat pada Kamis berkat tingginya per­mintaan terhadap aset-aset aman (safe-haven as­sets) dan pe­lemahan dolar AS aki­bat per­nya­taan Ketua Fed Je­rome Powell yang menyebut­kan tingkat suku bu­nga AS masih di bawha level net­ral. Laju dolar AS juga terham­bat oleh ke­tidak­pastian menjelang pertemuan pun­cak G20 pada akhir pe­kan ini dan kelanjutan Brexit.

Di London, harga emas $1.224,86 per ounce, naik 0,3 per­sen dari penutupan sebelum­nya di New York. Harga perak tercatat $14,29 per ounce, naik 0,2 persen dari pe­­nutupan sebelumnya.

Di Singapura, harga emas di per­dagangan Asia menguat pada Ka­mis menyusul pelemahan do­lar AS yang dipicu oleh per­nya­taan dovish Ketua Fed Jerome Po­well tentang laju penaikan suku bunga AS.

Pasaran emas diuntungkan oleh penurunan dolar AS dari level tinggi dua pekan setelah Powell menga­takan tingkat suku bunga AS saat ini berada di bawah level netral.

Di Singapura, harga emas $1.225,34 per ounce, naik 0,4 per­sen dari penutupan sebelumnya di New York.

Di Tokio, kontrak benchmark De­sember 2018 mencapai 4.459 yen per gram, menguat 4 dari pe­nu­­tupan sebelumnya. (Rtr/AP/AFP/ant/asri)

()

Baca Juga

Rekomendasi