Mengenal Prolaktinoma

Oleh: dr. Nicolas Xavier Ongko

PROLAKTINOMA ada­lah kemunculan tumor jinak di kelenjar hipofisis (pituitary) yang terletak di bagian dasar otak. Kelenjar ini ber­fungsi memproduksi bebera­pa jenis hormon, salah satu­nya adalah pro­laktin. Pro­lak­tinoma menye­babkan pro­lak­tin diproduksi secara berle­bihan oleh kelenjar hipofisis. Efek­nya, produksi hormon seksual yaitu testosteron pada pria dan estrogen pada wani­ta akan berkurang.

Prolaktinoma terjadi keti­ka be­berapa sel di dalam ke­lenjar hipo­fisis bertumbuh dan berkembang se­cara ber­lebihan, sehingga memben­tuk tumor.

Berdasarkan ukur­annya, ada tiga jenis prolak­tinoma yang di­kenal dalam du­nia kedokteran, yaitu mic­roprolactinoma (ukuran ku­­rang dari 10 mm), macropro­lactino­ma (lebih dari 10 mm), dan giant pro­lactino­ma (lebih dari 4 cm).

Meskipun prolaktinoma tidak bersifat ganas dan tidak mengancam nyawa, kondisi ini bisa menye­bab­kan gang­guan penglihatan, keman­dulan, dan menimbulkan be­berapa ma­salah lainnya. Pengobatan terha­dap prolak­tinoma dilakukan untuk me­ngembalikan kadar prolak­tin ke kon­disi normal dan mem­buat kelen­jar hipofisis be­ker­ja sesuai dengan fungsinya.

Gejala Prolaktinoma

Prolaktinoma bisa terjadi pada pria maupun wanita di segala usia. Na­mun, kasus ini paling sering dite­mukan pada wanita berusia 20-50 tahun atau menjelang menopau­se. Tanda-tanda kemunculan prolak­ti­noma pada pria dan wanita tidak sama. Gejala pro­laktinoma pada wanita di antaranya adalah:

* Gairah seksual menurun.

* Sakit saat berhubungan intim akibat vagina kering.

* Menstruasi tidak teratur.

*Produksi air susu ter­gang­gu.

* Mengalami masalah ke­suburan.

* Timbul jerawat dan per­tum­buhan bulu berlebih di bagian tubuh tertentu.

Tanda-tanda prolaktinoma pada wa­nita lebih mudah di­ketahui, se­hingga wanita le­bih cepat me­nyadari kemun­culan prolak­tinoma saat tumor masih berukuran kecil.

Berbeda dengan wanita, pria se­ringkali baru menya­dari kemun­culan prolak­ti­noma saat tumor sudah mem­­besar. Beberapa gejala pro­lak­tinoma pada pria adalah, gairah seksual menurun, ereksi terganggu, gangguan penglihatan, sakit kepala, dan pembesaran payudara (jarang terjadi).

Penyakit ini juga bisa di­alami oleh anak-anak dan re­maja. Jika ter­jadi pada anak-anak dan remaja, per­kem­­bangan mereka bisa menjadi ter­hambat dan masa pubertas tertunda.

Penyebab Prolaktinoma

Sampai saat ini masih be­lum dike­tahui penyebab pasti prolakti­noma. Namun ada beberapa faktor yang diduga bisa membuat produksi pro­­laktin menjadi berlebihan. Bebe­rapa faktor tersebut di antaranya ada­lah pengaruh pengo­batan tertentu, ce­dera di ba­gian da­da, kehamilan dan me­nyusui, ke­munculan tumor lain di ke­lenjar hipo­fisis, atau karena pengaruh ke­lenjar tiroid yang kurang aktif.

Untuk mendiagnosis pro­lak­ti­noma, dokter akan me­la­kukan pe­me­riksaan yang meliputi:

* Pemeriksaan darah, un­tuk me­ng­ukur kadar prolak­tin dan hor­mon lain yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis.

* Pemeriksaan mata, un­tuk meli­hat apakah tumor yang tumbuh di ke­lenjar hi­pofisis menyebabkan gang­­gu­an penglihatan atau tidak.

* Pemindaian otak, untuk menda­patkan gambaran yang jelas tentang kondisi otak, bentuk, dan ukuran tumor di kelenjar hipofisis.

Pada banyak kasus, obat-obatan jenis dopamine agonists, seperti ca­bergoline dan bro­mocriptine sangat efektif untuk mengatasi pro­lakti­noma. Obat dopamine agonists akan me­normalkan fungsi kelenjar hi­pofisis da­lam memproduksi prola­ktin dan memperkecil ukuran tumor. Obat ini dapat membuat kadar pro­laktin kembali ke kondisi normal dalam bebe­ra­pa minggu.

Prosedur operasi juga bisa dila­kukan sebagai alternatif jika pena­nga­nan dengan obat-oba­tan dopa­mine ago­nists tidak berhasil me­nyem­­buhkan prola­k­tinoma. Ada dua jenis operasi yang digu­nakan untuk mengatasi pro­laktinoma, yaitu:

* Operasi transsphenoidal. Ope­ra­si ini dilakukan dokter untuk men­jangkau kelenjar hipofisis me­lalui tulang sphe­noid, dengan mem­buat sayatan kecil di atas gigi de­pan atau dari dalam lubang hidung.

* Operasi transcranial.  Operasi ini dilakukan jika tu­mor berukuran be­sar dan sudah menyebar ke ja­ri­ngan otak. Dokter akan menjang­kau kelenjar hipofisis mela­lui bagian atas dari tulang tengkorak.

Prolaktinoma bisa menye­babkan kemunculan bebera­pa gangguan lain, di antara­nya:

* Osteoporosis. Kadar pro­laktin yang tinggi akan menghambat pro­duksi hor­mon estrogen dan testoste­ron. Hal ini turut memenga­ruhi ke­padatan tulang dan meningkatkan risiko terkena pengeroposan tulang atau os­teoporosis.

* Gangguan penglihatan. Jika di­biarkan tanpa peng­obatan, prolak­ti­noma bisa te­rus tumbuh dan mem­be­sar hingga menekan saraf-saraf di ba­gian mata. Akibatnya, penderita penyakit ini bisa mengalami gang­guan pengli­hatan.

* Hipopituitarisme. Per­tumbuhan prolaktinoma akan mengganggu fung­si kelenjar hipofisis dalam mem­pro­duk­si sejumlah hormone lain yang berperan untuk me­ngen­da­likan pertumbuhan, tekanan da­rah, metabolisme, dan juga rep­ro­duksi.

* Masalah terkait keha­mil­an. Saat hamil, wanita akan memproduksi hormon estrogen secara berlebihan. Pada penderita prolaktinoma, pro­duksi hormon estrogen yang ber­le­bihan bisa memicu perkembangan tumor. Ke­mun­culan komplikasi ini di­tandai dengan rasa sakit kepa­la dan gangguan penglihatan.

()

Baca Juga

Rekomendasi