Oleh: Bhikkhu Thitavamso Thera
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
PEMBERIAN dalam agama Buddha sering disebut “dana”, tetapi dana ini tidak cukup disebut sebagai pemberian berupa materi saja. Dana dalam agama Buddha diartikan sebagai pemberikan dengan tulus, ikhlas atau melepaskan apa yang telah kita miliki, baik itu berupa uang atau barang “materi”, tenaga, rasa aman, tidak membuat makhluk lain menderita, memaafkan dan ajaran atau nasihat yang baik.
Hal memberi/berdana dalam perspektif Buddhis bukan hanya sebatas memberi santunan kepada orang-orang kurang mampu atau miskin saja. Didalam kitap suci agama buddha “Tipitaka” banyak diceritakan bahwa Buddha dan para Bikkhu mendapat banyak penghormatan dari para raja dan sodagar-sodagar kaya lainnya, tetapi para Bikkhu dan Buddha justru banyak mengunjungi orang-orang miskin untuk menerima persembahan makanan “pindapata” dari mereka. Mengapa Buddha menerima persembahan dari orang-orang miskin?.
Dengan demikian Buddha dan para bhikkhu lainnya mengajarkan kepada orang kurang mampu untuk berlatih memberi dan mau berdana, Buddha menuntun mereka untuk mengubah nasibnya.
Kehidupan saat ini menjadi orang miskin dikarenakan pada kehidupan masa lalunya ia tidak suka berdana, sesuai dengan hukum karma sehingga saat kehidupan selanjutnya ia kekurangan materi.
Memberi “Dana” merupakan perbuatan yang paling mudah dilakukan dan merupakan awal dari semua perbuatan baik lainnya, karena pengertian berdana itu sangat luas dan bukan hanya dengan satu cara saja untuk melakukannya. Dana tidak hanya berbentuk uang atau materi, tetapi bisa berbentuk tenaga, bisa berbentuk nasihat, dsb.
Pengertian Dana dalam Agama Buddha dikelompokkan kedalam empat bentuk yang bisa kita lakukan, yaitu;
1. Amisa Dana yaitu dana materi yang kita miliki seperti: pakean, makanan, air minum, obat, tempat tinggal, bunga, lilin, dan dupa.
2. Paricaya Dana yaitu dana dalam bentuk tenaga.
3. Abhaya Dana yaitu dana dalam bentuk memaafkan, tidak menyakiti makhluk lain, rasa nyaman dan menyelamatkan kehidupan makhluk yang t
4. Dhamma Dana Yaitu dana dalam bentuk ajaran dimana menunjukan jalan kebenaran dan orang yang telah ditunjukan mengikuti jalan kebenaran itu sendiri. Atau bisa juga seperti dengan cara ceramah, cetak buku dhamma, cetak vcd atau dvd dhamma dengan harapan bagi orang yang mendengar atau membaca mengikuti jalan yang telah ditunjukan. Berdasarkan keempat bentuk dana tersebut, Dhamma Dana adalah bentuk dana yang tertinggi.
Dan Pemberian dana yang dilakukan atas dorongan orang lain dinamakan “shankara dana”, ini tidak semulia pemberian yang dilakukan dengan penuh kesadaran tanpa dorongan orang lain karena telah memahami dengan benar yang berakibat akan meghasilkan kemajuan batin. Dalam berdana diawali dengan kehendak “cetana” seseorang yang diliputi perasaan senang baik sebelum member dana “pubbacetana”, atau pada saat berdana “muncacetana”, dan sesudah memberi dana “apara cetana”.
Dengan terpenuhinya ketiga faktor tersebut, yang menunjukkan keikhlasan hati dalam berbuat, perbuatan dana dapat menghasilkan buah kebajikan yang sepenuhnya. Dengan demikian maka inilah yang disebut pemberian dalam ajaran Buddha yang berakibat mimiliki kebahagiaan dikedua dunia, yaitu kehidupan saat ini atau kehidupan setelah kematian.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk berbahagia.