Tim Kemendes Takjub Melihat “Kuala Paret”

Kualasimpang, (Analisa). Tim Teknis dari Kementerian Desa, Pembangunan Dae­rah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) merasa takjub ketika melihat panorama wisata alam ‘Kuala Paret’ yang berlokasi di Desa Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu (Tahu), Kabupaten Aceh Tamiang.

Mereka penasaran, Kuala Paret ini terbentuk dan terjadi karena apa? Sebab, seluruh batu cadas yang ada di sekeliling Kuala Paret seperti diukir. Tak pelak, be­gitu tiba, Tim Ke­mendes PDTT terdiri atas dua orang yakni Poltak dan Jona­than sibuk mengambil foto dan rekam video menggunakan ponselnya di atas permukaan arus deras yang membelah ba­tu cadas tersebut.

Mendapat pertanyaan dari Tim Kemendes, Datok Penghulu (kepala desa) Rabiansyah dan Kepala Mukim Ka­lo, Mu­adliansyah tidak bisa menjawab secara detail. Namun begitu, kata datok penghulu, Kuala Paret sudah ada sejak zaman nenek moyang warga Kaloy.

Demikian dicerikatan Camat Tamiang Hulu, Iman Suhe­ry, S.STP, MSP usai mendampingi Tim Kemendes PDTT me­ninjau objek wisata alam Kuala Paret kepada Analisa di Kan­tor Camat, Jumat (16/3).

Menurut Iman Suhery, Tim Kemendes berkunjung ke Kuala Paret ingin melihat secara objektif bagaimana potensi Kuala Paret jika dikembangkan menjadi destinasi wisata. Ter­nyata mereka sa­ngat setuju Kuala Paret akan dipromo­sikan de­ngan membangun sarana dan prasarana penunjang untuk me­narik minat pe­ngunjung datang ke sana.

Sejumlah fasilitas dan infrastruktur yang dibicarakan, ter­utama akses jalan ma­suk ke lokasi sekaligus penerangan jalan umum (PJU), anak tangga turun/naik, gazebo/home­stay dan kamar ganti/MCK. “Empat fasilitas itu yang akan diprioritas­kan oleh pihak Kemendes. Kami minta tahun ini bisa tere­a­lisasi,” harap camat.

Nantinya, kata Camat Tamiang Hulu yang juga penggiat wisata ini, kalau pro­yek ini berjalan maka dana yang diberi­kan oleh Kemendes akan langsung masuk ke rekening desa karena sifatnya pem­bangunan padat karya. Kuala Paret se­­ma­­kin berdenyut dari animo pecinta wi­sata alam. Hari Ming­gu merupakan hari paling ramai pengunjung.

“Saya rasa Kuala Paret sudah makin dikenal baik dari warga lokal maupun luar daerah. Saat ini tergantung akses ja­lan masuk saja, jika jalannya bagus pasti setiap hari ramai pe­ngunjung tidak ha­nya hari libur/minggu,” ujar mantan Camat Banda Mulia yang telah berhasil mem­buka Pantai Rukui menjadi salah satu tujuan wisata di Banda Mulia.  

Iman Suhery yang akrab disapa Bayu ini menekankan, ti­dak boleh ada aktivitas galian C di sekitar Kuala Paret yang da­pat mencemari kaasriannya. Bagi armada angkutan juga diminta ada aturan tonase muatan untuk menjaga keta­ha­nan badan jalan.

Pengaspalan jalan

Dijumpai terpisah, Anggota DPRK Aceh Tamiang dari Komisi D yang membidangi pariwisata, Irma Suryani ke­pada Analisa mengatakan, untuk mempromo­sikan Kuala Paret, hal yang pertamakali dilakukan adalah pembangunan akses jalan/pengaspalan jalan yang saat ini ma­sih belum tun­­tas dikarenakan keterba­tasan dana. Bila sarana dan pra­sarana sudah mendukung pastinya wisatawan akan datang berkun­jung, bersamaan itu pula hal ini dapat menggerakkan pereko­no­mian masyarakat sekitar dan sudah pasti PAD juga akan me­ningkat.

“Sarana yang perlu dibangun adalah rumah makan dan pe­nginapan. Di samping itu, keamanan dan keselamatan pe­ngunjung serta adanya rambu penunjuk arah. Selama ini se­ring membuat orang tersesat jika menuju ke sana,” ungkap Ir­ma.

Menurut politisi NasDem ini, Komisi D DPRK Atam te­lah melakukan konsultasi ke Kementrian Pariwisata, yang hasilnya, Pemda Aceh Tamiang harus mengajukan proposal, blueprint dan profil dae­rah agar bisa mendapat bantuan dari kementrian terkait. “Setelah sarana dan prasana terbangun baru bisa dilakukan promosi untuk mendatangkan turis,” pung­kasnya.

Salah satu pengunjung warga dari Kota Langsa, DJ Rendra (38) mengatakan, da­ya pikat Kuala Paret sangat la­yak dija­dikan destinasi wisata alam untuk semua kalangan maupun keluarga. Selain pano­ramanya mendukung, banyak yang bisa dijual di Kuala Paret seperti, pamandian air panas/ panjat te­bing, outbond dan kam­ping yang kini belum maksi­mal di­garap.

“Jika pemangku kepentingan serius menggarap Kuala Pa­ret, maka di sini akan menjadi salah satu tempat tujuan li­­bu­ran massal yang paling seksi untuk di­kunjungi,” tandasnya sem­bari menga­katan, dia dan rekannya rela bermalam/kam­ping demi bisa menikmati kemolekan Kuala Paret.

Untuk mencapai Kuala Peret bisa me­nggunakan roda dua dan roda empat. Dari pu­sat Kecamatan Tamiang Hulu hanya me­makan waktu 1,5 jam atau sekitar 11 ki­lometer perjala­nan. Sedangkan dari pu­sat Kabupaten Aceh Tamiang, Ka­rang Ba­ru berjarak sekitar 41 kilometer. (dhs)

()

Baca Juga

Rekomendasi