Warga Bersama TNI Bangun Jembatan Darurat

Kutacane, (Analisa). Warga Desa Lawe Tungkal, Kecamatan Tanoh Alas dengan antusias bersama Satgas TMMD membangun jembatan darurat menghubungkan pemukiman dengan lahan perkebunan warga setempat.

Pembangunan jembatan dari sejumlah pohon kelapa tersebut, dilakukan secara gotong-royong oleh puluhan warga dan pemuda bersama Satgas TMMD dengan tujuan guna memudahkan warga sekitar melintas membawa hasil bumi dari pegunungan. Getah, kakao dan kemiri merupakan bagian utama mata pencarian masyarakat di sekitar Desa Lawe Tungkal.

Pasiter Kodim 0108/Agara, Kapten Inf Aspudin mewakili Dandim 0108/Agara, Letkol Kav Joni Hariadi S.E, MT kepada Analisa, Senin (16/4) mengaku kagum atas rasa kebersamaan dan antusias warga setempat dalam mendu­kung program TMMD yang tengah berlangsung di desa pedalaman tersebut.

Antusias warga Desa Lawe Tungkal tergambar sejak pembukaan TMMD beberapa hari lalu hingga pelaksanaan program. Tidak hanya kaum bapak saja, tetapi para remaja dan pelajar setiap hari turut mendukung kegiatan yang dimotori personel TNI dari jajaran Kodim 0108/Agara itu. “Ini adalah bukti apresiasi positif yang ditunjukkan oleh warga,” ungkap Aspudin.

Salah seorang pelajar, Jefri (14) menyatakan salut atas upaya-upaya Satgas TMMD dalam menjalankan program TMMD yang dinilai tak kenal lelah dan terus berupaya membantu warga. “Saya sebagai warga, merasa bangga dengan TNI karena melalui kebersamaan mampu memba­ngun jembatan yang selama ini kami impikan,” katanya.

Pantauan Analisa di lokasi TMMD Desa Lawe Tungkal, kegiatan yang tengah dilakukan warga bersama TMMD terdiri atas pembukaan jalan dan pembangunan jembatan yang menghubungkan lokasi perkebunan warga Desa Tanoh Alas dan Babulrahmah.

Sebelum ada jembatan di atas aliran sungai pegunungan Tanoh Alas itu, warga terpaksa harus melintasi aliran sungai dan kegiatan mereka sering terhambat ketika aliran sungai pasang.

Panjang jembatan yang dibangun sekitar 7 meter menggunakan lantai delapan batang pohon kelapa yang saat ini hampir rampung. Warga setempat sudah dapat melintas untuk membawa hasil bumi dari kebun. (shd)

()

Baca Juga

Rekomendasi