Coelacanth,

Jenis Ikan Purba Masih Bertahan

BUMI ini telah melewati berbagai proses pembentukan dari masa ke masa. Dari kurang lebih 13 zaman pembentukan bumi, zaman Devonian merupakan zaman yang mengacu pada evolusi oleh beberapa kelompok ikan.

Zaman ini muncul pada 400 juta tahun silam, sehingga dikenal juga dengan se­butan ‘zaman Ikan’. Ternyata, ikan yang hidup pada zaman purba tersebut diduga masih hidup hingga sekarang dan uniknya lagi spesies mereka hidup di wilayah perairan Samudra Indonesia.

Coelacanth atau dikenal de­ngan istilah ikan raja laut diasumsikan berkerabat lebih dekat ke hewan berkaki empat (tetrapoda) dan ke ikan paru (lungfish) dari pada ke jenis-jenis ikan biasa yang orang lihat.

Ikan-ikan yang biasa terlihat atau grup Teleostei bernenek moyang ikan yang disebut Paleoniscoids yang melimpah di za­man Carbon sampai permulaan Triasic (lebih kurang 100 juta tahun lalu). Kehi­dupan ikan ini telah lama ada di bumi, bah­kan mereka sudah hidup sebelum za­man Jura (periode munculnya dino­saurus di muka bumi).

Hanya terdapat dua spesies coelacanth di dunia, selebihnya telah punah dan men­jadi fosil. Kepunahan tersebut dipe­r­ki­rakan pada akhir masa Kretaseus sekitar 65-70 juta tahun lalu. Oleh karena itu, ikan coelacanth hidup sering juga disebut dengan ikan fosil.

Jenis coelacanth yang masih hidup dite­mukan di wilayah perairan timur Indonesia yaitu jenis Latimeria menadoensis, dan yang ditemukan di laut dalam sebelah timur Afrika yaitu jenis Latimeria cha­lum­nae. Perbedaannya terdapat pada war­na kulit Latimeria menadoensis yang ber­warna coklat sedangkan Latimeria cha­lum­nae berwarna biru baja.

Menurut peneliti ahli kelautan Jepang Yoshitaha Abe, penemuan coelacanth yang berada di timur Indonesia dan timur Afrika, diduga kedua spesies ikan purba tersebut terpisah akibat adanya pergeseran lempeng be­nua. Pergeseran kontinen se­lesai sekitar 60 juta tahun lalu. Perge­ra­kan kontinen ke utara turut membantu ter­bentuknya Nusantara dan jarak dengan Afrika semakin jauh.

Ciri-ciri

Adapun ciri-ciri fisik coelacanth antara lain ekor ikan purba ini berbentuk seperti kipas de­ngan mata yang besar dan sisik yang terlihat tidak sempurna (seperti batu). Tulang belakangnya terdiri dari tulang-tulang kartilago.

Berdasarkan beberapa sumber yang di­dapat, habitat ikan ini berada pada ke­dalaman 700 meter di bawah permukaan laut dengan suhu maksimal 18°C, ter­ka­dang mereka bisa berada pada kedalaman laut 200 meter. Panjang tubuh coelacanth dapat mencapai 6 kaki atau sekitar 2 meter dengan bobot tubuh berkisar 95 kg atau lebih.

Coelacanth dapat mengkamuflasekan dirinya dengan karang-karang gua laut. Bentuk tubuhnya pun belum berubah sejak zaman Devonian.

Sayangnya coelacanth pernah dite­mu­kan berada dalam kondisi terancam dan mengkhawatirkan. Pada tahun 2012 ikan coelacanth ditemukan mati dengan me­nelan banyak sampah di perairan Manado. Kegiatan dan aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan sangatlah merugikan lingkungan sekitar perairan.

Ikan ini adalah spesies langka yang dilindungi. Coelacanth (Latimeria mena­doensis) masuk kedalam IUCN Red List de­ngan status Terancam Punah. Semua he­wan yang masuk dalam daftar merah itu tidak boleh ditangkap apalagi diper­jualbelikan. (gnc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi