Bintang Mengembara di Luar Lingkup Galaksi

MUNCULNYA istilah pla­net pengem­bara, tentu saja memunculkan pertanyaan apa­kah ada bintang pengembara atau bin­tang yang tidak dalam ruang lingkup galak­si, mengingat space antar galaksi yang sedemikian lebar apakah ada atau tidak bintang yang mandiri dan tidak berada di dalam ruang lingkup galaksi.

Dalam pembahasan beberapa waktu lalu tentang planet pengembara atau planet nomad atau planet yang sendirian menga­ru­ngi alam semesta tanpa bintangnya, me­mang ternyata bukan hanya planet, bintang juga ada yang seperti itu.

Tabrakan galaksi bisa melontarkan bin­tang ke luar dari galaksi dan menjadi bin­­tang pengembara.

Kalau planet pengembara mengarungi perjalanannya tanpa sistem keplanetan alias tanpa bintang induk yang bisa ia ja­dikan rumah, maka bintang pengembara pun demikian. Ia mengembara di alam semesta tanpa galaksi sebagai rumahnya. Meski bintang pengembara sendirian me­nga­ru­ngi alam semesta tanpa teman-te­man­nya yang berkumpul dalam satu ga­laksi, tapi sesungguhnya ia tidak sendirian.

Menurut penelitian para astronom, seti­daknya setengah dari bintang yang ada di alam semesta ini mengembara sen­dirian tanpa rumah di ruang antar galak­si. Dan mereka diberi julukan Bintang Antar Galaksi.

Sama seperti planet pengembara, bin­tang antar galaksi atau si bintang pe­ngem­bara juga pada awalnya tidak terpisah dari rumahnya. Bintang-bintang tersebut ter­bentuk dalam sebuah galaksi sebelum di­lontarkan keluar dari rumah kelahi­ran­nya di sebuah galaksi.

Bagaimana sebuah bintang pada akhirnya menjadi bintang pengembara? Ada dua teori yang dikemukakan terkait bagaimana sebuah bintang bisa menjadi bintang pengembara.

Yang pertama adalah tabrakan galaksi. Di alam semesta, tabrakan antar galaksi atau bisa dikatakan penggabungan dua ga­laksi atau lebih bisa saja terjadi.

Ketika galaksi-galaksi tersebut berin­ter­aksi saat saling bertabrakan atau ber­ga­bung, gaya tarik yang terjadi menye­babkan sebagian bintang terlontar ke ruang antar galaksi yang kosong. Pada umum­nya, bintang yang terlontar ke luar dari galaksi selama proses tabrakan merupakan bintang dari galaksi yang sangat kecil.

Lubang

Teori kedua melibatkan lubang hitam supermasif dan bintang ganda. Dalam teori ini, salah satu anggota bintang ganda yang berada dekat lubang hitam supermasif ditarik oleh lubang hitam dan bintang pa­sangannya dilontarkan dengan kece­patan melebihi kecepatan lepas dari galaksi yang menjadi rumahnya.

Pada akhirnya si bintang terlepas dari galaksi. Bintang seperti ini juga dikenal sebagai bintang kecepatan hiper.

Dari hasil pengamatan Teleskop Hubb­le, setidaknya ada 600 bintang antar galaksi yang sudah ditemukan di area yang dikenal sebagai gugus Virgo, 60 juta tahun dari Bu­mi. Bintang-bintang yang ditemukan tersebut merupakan bintang raksasa merah yang terang.

Para astronom bisa mengetahui kalau bintang-bintang yang ditemukan teleskop hubble bukan bagian dari sebuah galaksi dari gerak bintang dan gerak galaksi di dekatnya. Hasil pengamatan menunjukkan kalau gerak bintang pengembara diatur oleh medan gravitasi gugus dan bukan gaya tarik dari sebuah galaksi.

Pada tahun 2014, astronomers James Bock dari California Institute of Technology di Pasadena dan Asantha Cooray dari Uni­versity of California, Irvine, menemu­kan sejumlah besar bintang pengembara yang tersebar di ruang antar galaktik saat melakukan pengamatan untuk mem­pelajari galaksi, galaksi yang terbentuk di awal alam semesta dengan detektor Cosmic Infrared Background ExpeRiment (CIBER).

Pengamatan inilah yang memberi ke­simpulan bahwa di antara galaksi-galak­si, ada ba­nyak bintang yang tersebar seba­gai bintang pengembara. (lsc/ths/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi