Cerpen

Gadis Impian

Oleh: Toni Burhan

GADIS cantik itu bernama Ju Xuan. Aku sungguh tak menyangka akan bertemu dengannya. Lautan manusia seolah tak terbatas. Ju Xuan punya keistimewaan dibanding semua gadis cantik yang pernah kujumpai. Wajahnya sangat mirip artis Hong­kong terkenal  era 1980-1990-an. Film-film layar lebar yang dibin­tanginya selalu diputar di bioskop tanah air dan berulangkali filmnya tayang di televisi kita saat itu.

Artis legendaris itu bernama Joey Wong atau Wang Zu Xian. Film-film yang dibintanginya selalu memukau hatiku. Dia ber­peran sebagai hantu wanita cantik dalam film Chinese Ghost Story,  Legenda Siluman Rubah, Painted Skin, Picture of the Myph dan Green Snake sebagai Bai Shu Zhen, dan lainnya. Dengan gaun putih dan rambut yang sangat panjang khas kostum tradisional China, dia terbang menari-nari di langit biru. Sungguh penampilan yang sangat anggun dan cantik. Bermain kecapi, bernyanyi dan bermain pedang.

Setiap kali melihat penampilannya di televisi, aku selalu membayangkan kelak apabila telah dewasa aku ingin menikah dengan gadis seperti dia. Saat itu usiaku baru delapan tahun. aku banyak mengoleksi foto artis ini. Sampai sekarang aku masih fans. Aku mengoleksi semua fotonya. Namun setelah dua puluh tahun berlalu, Joey Wong tak secantik dulu lagi. Kecan­tikannya telah pudar terkikis waktu. Walaupun begitu, dia wanita paling sempurna di hatiku. Joey Wong telah mundur dari dunia perfilman dan sekarang hidup tenang di Kanada menjadi biarawati. Kepopuleran, kecantikan, harta yang berlimpah serta kekasih yang telah setia bersamanya selama tujuh belas tahun, telah ia tinggalkan.

Ju Xuan sungguh mirip dengan Wang Zu Xian, dari rambut sampai ujung kaki semua sangat mirip ibarat pinang dibelah dua. Nama keduanya juga hampir mirip. Hanya tinggi badan Ju Xian lebih pendek.

Sejak pertama kali bertemu, aku sudah jatuh hati. Aku bertemu dengannya tanpa sengaja ketika aku mengikuti kursus bahasa Mandarin. Aku sangat berharap kami bisa menjalin kasih. Bagaimana pun tak mungkin apabila aku tak jatuh cinta padanya. Dialah gadis impianku se­lama ini. Waktu kecil aku sering berdoa bisa bertemu dan menikahi wanita seperti Wang  Zu Xian. Aku sangat bersyukur telah diberi kesem­patan oleh-Nya. Namun semua ter­nyata tak sesuai harapan.

Untuk mendapatkan gadis ini terbilang susah-susah gampang. Awal aku menyatakan cinta, dia menolakku. Sebenarnya aku yakin jika aku berusaha lagi aku pasti akan menda­patkan cintanya, namun kuurungkan semua niat itu. Untuk apa mencintai seseorang bila kita selalu dibuatnya menderita, harga dirinya terlalu tinggi.

Untuk mendapatkan cintanya, aku seperti harus mendaki gunung terjal, mendayung perahu  melewati tujuh samudera hingga tubuh dan hatiku luka perih serasa tertusuk ribuan duri mawar belum tentu dia meng­hargai semua itu. Lagipula ibu pernah berpesan, cintailah wanita yang benar-benar mencintaimu, jangan­lah mengejar cinta orang yang tidak mencintaimu. Wanita yang mencin­taimu akan mem­bahagiakan hidup dan memper­mudah jalan hidupmu. Kecantikan bukanlah segalanya, kecantikan akan pudar seiring waktu.

Aku mendengar nasehat ibu dan memilih untuk mencintai wanita yang benar-benar mencintaiku dan menghargai segala ketulusanku. Untuk apa jauh-jauh mendaki gu­nung bertaruh nyawa menggapai bunga edelwis yang belum tentu kita dapat menggapainya sedangkan ada banyak bunga mawar di sekitar kita yang selalu riang menyambut kita ketika pagi atau malam hari.

Biarlah bayangan gadis impian ini dan segala harapan yang sempat tumbuh ikut terbakar bersama foto-foto artis favoritku. Terlalu sulit bagiku untuk menggapai cintanya. Biarlah impian tetap impian. Biarlah asap membawa bayang-bayangnya pergi jauh dariku...

* Januari 2018

()

Baca Juga

Rekomendasi