Program Pengabdian kepada Masyarakat UMSU

Workshop Jelly Art Sukses

Medan, (Analisa). Program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) kali ini dalam bentuk transfer tek­nologi dalam bidang inovasi kuliner yakni Work­shop Jelly Art bagi  kepada kelompok pe­ngajian kaum ibu di kawasan Jermal 15, Medan, Kamis (31/5).

Ketua PKM UMSU, Rini Ekayati, di­dampingi Halimah Tussa’diyah, dan T Riza Zarzani mengatakan, kegiatan ini bertujuan men­transfer teknologi dalam mengem­bang­kan kreasi jelly sederhana dengan inovasi seni (art) yang ditambahkan dengan menggunakan alat sederhana, yaitu jarum suntik sehingga, jelly yang dihasilkan dapat memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sebelum meng­ga­bungkan seni di dalamnya.

Kegiatan workshop berlangsung dengan me­tode 'direct practice' (praktek langsung), di­mana sebelumnya setiap peserta diberikan pe­maparan tentang apa itu jelly art, seni menghias jelly (puding).

Menurutnya, penjelasan yang diberikan meliputi alat dan bahan, teknik pembuatan, sampai trik dan tips dalam menghasilkan jelly yang bernilai seni. “Berdasarkan sharing pengalaman pada sesi diskusi, sebagain besar peserta belum pernah mengenal tentang jelly art. “Jadi ini adalah pengalaman baru buat mereka. Ada juga peserta yang sudah pernah mendengar tentang jelly art ini melalui internet dan televisi,” katanya.

 Dia menjelaskan, pada sesi prak­tek. Setiap peserta diberikan bahan praktek dan alat yang diperlukan dalam pembuatan jelly art. Instruktur mempraktekan langsung pembuat­an jelly art di depan seluruh peserta, dan selanjutnya meminta peserta untuk mengu­langi apa yang telah ditunjukkan.

Sesi ini berlangsung selama dua jam. Se­tiap peserta antusias sekali dalam meng­ikuti sesi ini karena ini adalah pengalaman pertama bagi mereka. Pada awal praktek, peserta masih mengalami kesulitan dalam membuat pola gambar di dalam jelly dengan meng­gu­nakan alat jarum suntik. Namun, karena pe­serta diberikan bahan praktek lebih daripada satu wadah praktek, maka pada praktek se­lanjutnya, sudah terbentuk pola atau motif di dalam jelly.

Pada akhir sesi, dihasilkan bentuk jelly yang sudah memiliki pola (tidak polos). “Pe­ser­ta merasa puas dengan apa yang sudah me­re­ka lakukan. Meski masih terdapat keku­ra­ngan, namun bekal yg mereka terima hari  ini dapat menjadi modal untuk masa yang akan datang. Kuncinya adalah ketekun­an dan perbanyak latihan,” sarannya.

Ketua Kelompok, Zuraida mengatakan sa­ngat senang mendapat pelatihan ini se­hingga ilmu yang diperoleh akan diprak­tikkan di masa mendatang. (maf)

()

Baca Juga

Rekomendasi