Suasana di Masjid Macau

SEBAGIAN orang Macau adalah sa­rang­nya tempat maksiat dan perjudian. Kota bekas koloni terahir Portugis ini me­mang terkenal dengan perjudian resmi dan dunia hiburan. Portugis menjadikan ko­loni terahirnya ini sebagai surganya bagi para penjudi dan para pencari kese­na­ngan. Ketika diserahkan kembali kepada pemerintah china, Macau menjadi wilayah kedua di Tiong­kok dengan sistem satu Negara dua sistem setelah Hongkong.

Hongkong dan Macau kem­bali menjadi wilayah kedau­latan Tiongkok setelah lepas dari Inggris dan Portugis namun tetap men­jalankan sistem pemerintahannya sen­diri berstatus Special Authority Region dalam kerangka Negara kesatuan Re­publik Rakyat Tiongkok.

Kemajuan perekonomian ditunjang dengan infrastruktur yang luar biasa men­jadikan Macau begitu berkilau. Jaringan jalan raya lintas laut dengan jembatan jem­batan panjang nan megah memberikan gambaran kesiapan macau. Seperti halnya Hongkong, bandara di Macau pun diba­ngun di atas sebuah pulau buatan.

Masuknya Islam di Macau. Islam telah hadir di Macau jauh sebelum berkuasanya Dinasti Ming. Namun demikian kapan te­­patnya dan bagaimana Islam diper­ke­nalkan di negeri judi tersebut masih belum ada kata sepakat diantara para sejarawan.

Sejarah yang terdengar dari mulut ke mulut menyebutkan bahwa Islam masuk ke Macau dibawa oleh para saudagar Arab dan Parsi. Semasa perang dunia kedua, sejumlah besar muslim dari etnis Hui dari Zhaoqing, propinsi Guangdong hijrah ke Macau untuk menghindari kehancuran akibat perang yang terjadi di daratan Tiong­kok.

Saat ini ada sekitar 400 muslim di Ma­cau, mereka memiliki satu masjid dan pemakaman khusus muslim. Keseluruhan muslim di Macau bergabung dalam satu organisasi bernama “The Macau Islamic Society”.

Tahun 2007 lalu masjid satu satunya di Macau ini direnovasi untuk diperbesar dan diperindah menjadi sebuah masjid modern di jantung kota Macau.

Muslim di Macau langsung dapat di­kenali dari nama mereka yang meng­gu­nakan nama-nama Islami se­perti Fatimah, Umar dan lain lain.

Masjid Mungil di pusat judi. ukuran masjidnya memang mungil di tengah kota Macau yang sarat dengan judi dan dunia hiburan, dengan jumlah komunitas muslim yang juga tidak banyak.

Toleransi

Menurut berbagai laporan media, kehidupan toleransi ber­agama di Macau cukup baik. Islam bersama agama agama minoritas lainnya, seperti Falun Gong yang terkadang melaksa­nakan ritual rutin me­reka di taman taman umum dan be­be­rapa kali dipergoki oleh aparat kepolisian yang kemudian memeriksa identitas mereka satu persatu, meskipun demikian tidak ada la­po­ran penahanan ataupun tekanan dari aparat keamanan bagi pe­laksanaan peribadatan.

Antar pemeluk agama disana juga saling hormat menghormati satu dengan lainnya dan tak aneh bila dalam sebuah upacara upa­cara publik pelaksanaan do’a nya dilaksanakan oleh wakil kelompok kelompok beragama yang ada disana.

Macau hanya memiliki satu satunya mas­jid bagi sekitar 400 jiwa muslim di­sana, masjid yang terkenal dengan nama Macau Mosque ini beralamat di Ramal Dos Moros, Macau S.A.R. (Tiong­kok). Un­tuk menuju ke masjid ini melalui rute me­lalui Macau Grand Prix Track. Di se­belah kanan jalan dari Hoi-Fu Garden kea rah CEM.

Macau Mosque, selain memiliki pe­makaman umum khusus muslim, se­ka­ligus menjadi tempat berkantornya Islamic Association serta Muslim Community Centre. Lokasi masjid ini berada di tempat yang cukup nyaman di bagian kota Macau yang paling bersejarah, menghadap ke ben­­dungan Macau, pelabuhan feri dari dan ke Hongkong serta landasan heli­kopter.

Islamicfinder.com menyebutkan bah­wa masjid ini dibangun pertama kali oleh muslim yang tiba di Macau bersama pasukan Portugis. Mereka direkrut oleh oleh Portugis dari wilayah anak benua India (Goa, Bombay, Karachi dan bagian utara Pakistan). Namun bangunan masjid yang kini berdiri dibangun sekitar awal tahun 1980-an.

Pemakaman umum di sekitar masjid ini telah berumur lebih dari se-abad. Beberapa di antara yang bermakam disana adalah beberapa muslim Parsi dan dari berbagai suku bangsa lainnya. Keberadaan ma­kam muslim dari berbagai bangsa tersebut menjadi bukti keanekaragaman suku bangsa di Macau dan juga menjadi bukti keterkaitan Islam dengan Macau yang sudah terjalin sejak lebih dari se-abad sekaligus telah turut mewarnai sejarah Macau.

Satu satunya masjid di Macau ini menjadi masjid yang berada di sudut kota judi. Kehadirannya memang memberikan makna yang begitu dalam bagi muslim disana dan bagi muslim yang datang ke Macau. Ukuran masjid ini tidak terlalu besar hanya sekitar 6,5 m  x 12 m.

Suasana masjid justru lebih ramai di hari minggu mengingat sebagian besar jemaah masjid ini adalah para pekerja asing yang memiliki jadwal kerja yang ketat dan baru menikmati libur di hari minggu.

Wajar bila kemudian mereka menik­mati suasana libur termasuk dengan mera­maikan masjid satu satunya di Macau ini, termasuk para pekerja asal Indonesia yang mengadakan pengajian rutin di masjid ini.

Muslim macau menyelenggarakan sholat idul fitri maupun idul adha di masjid satu satunya yang ada di macau di Ramal Dos Mauros bersama dengan muslim dari berbagai Negara yang ada disana beberapa dari Negara Negara Afrika dan Asia teng­gara termasuk Indonesia. (bmbc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi