Kolang Kaling Dipanen Setiap Bulan Puasa

Kualasimpang, (Analisa). Robi (31) pemilik pohon aren te­ngah memanen buah kolang kaling di belakang rumahnya di Dusun Tualang, Desa Sungai Liput, Keca­matan Keju­ruan Muda, Aceh Tamiang. Kolang ka­­ling mentah tersebut langsung dijual kepada agen dengan cara memanjat sendiri dari pohonnya.

Buah kolang kaling miliknya baru dipanen setiap bulan puasa/Ramadan. Sedikitnya ada tiga pohon aren yang siap dijual buahnya. Harga kolang kaling yang diambil langsung dari pohonya itu terbilang sangat murah, yakni Rp10 ribu/janjang.

“Saya langsung jual buah kolang kaling kepada agen yang datang. Dia panjat dan memanen sendiri, jadi kami terima bersih dibeli Rp10 ribu/jan­jang,” kata Robi saat disambangi Analisa di rumahnya, Jumat (1/6).

Robi menyebutkan, hanya dua pohon kolang kaling yang bisa dipanen saat itu, sedangkan satu pohon lagi buahnya su­dah terlanjur tua, sehingga agen enggan memborongnya. “Hasil panen dari dua pohon sebanyak lima janjang kolang kaling atau sekitar 800 kg. Satu pohon lagi buahnya sudah ketuaan, jadi tidak laku,” paparnya.

Sangat murah

Diakui, harga jual kolang kaling mentah sangat murah. Dari tumpukan kolang kaling sebanyak itu, Robi hanya men­dapatkan uang Rp50 ribu. Namun demikian dia juga tidak pernah menjual buah kolang kaling yang sudah dikupas, ka­rena prosesnya rumit dan memakan waktu lama.

Buah aren berwarna hijau segar itu harus dibakar dan dire­bus terlebih dahulu untuk menghilangkan getah yang gatal baru bisa dikupas untuk diambil bijinya. “Harganya beda jauh, yang sudah dikupas Rp7.000/kg dan yang masih mentah Rp10 ribu/jan­jang,”  sebutnya.

Menurutnya, permintaan kolang kaling saat tiba bulan Ra­madan sangat banyak. Agen yang datang ke rumah­nya meru­pakan warga lokal dari Aceh Tamiang. Kolang kaling kupasan akan diedarkan di sejumlah pasar tradisional wilayah Aceh Tamiang. Selain kolang kaling, pohon aren milik Robi juga per­nah dideres niranya untuk meng­hasilkan gula merah aren asli.

Dari liputan Analisa sebelumnya, harga kolang kaling yang dijual pe­dagang di Pasar Pagi Kota Kuala­sim­pang men­capai Rp20 ribu/kg. Har­ga itu naik dua kali lipat diban­dingkan hari biasa sebelum Ramadan 1439 Hijriah hanya berkisar Rp8.000/kg. Buah kenyal berbentuk lonjong dan berwarna pu­tih transparan ini biasanya diolah menjadi campuran ma­kanan segar untuk berbuka puasa, seperti kolak, es campur dan ma­nisan. (dhs)

()

Baca Juga

Rekomendasi