Warga Seruway Jerat Seekor Buaya

Kualasimpang, (Analisa). Seekor buaya betina sepanjang ham­pir 3 meter terjerat pe­rangkap yang dipa­sang oleh warga di areal perkebunan PT Pa­­ra­sawita, Desa Pantai Balai, Kecamat­an Seruway, Aceh Ta­­mi­ang, Sabtu (14/7).

Informasi diperoleh Analisa, buaya rawa itu terjerat pe­rang­kap yang dipa­sang oleh Susriadi, warga setempat. Jera­tan itu sudah dipasangnya sekitar seminggu yang lalu. Melihat se­­ekor buaya dalam perang­kap, Susriadi me­mang­gil empat warga lainnya untuk membantunya menangkap buaya dengan cara diikat, lalu diangkat ke daratan.

Kapolsek Seruway, Polres Aceh Ta­mi­ang, Ipda Muhamm­ad Rizal, kepada wartawan membenarkan bahwa warga Se­ruway kembali menangkap seekor buaya betina sepanjang se­kitar 3 meter.

Satwa predator itu terperangkap jerat yang dipasang warga di perkebunan sawit. “Warga sengaja memasang jeratan itu ka­rena selama ini mereka sering melihat buaya di kebun kelapa sawit PT Parasa­wita. Keberadaan buaya di situ sangat memba­hayakan dan kabarnya sering memangsa ternak warga,” terang kapolsek.

Setelah buaya berhasil diamankan, sekitar pukul 07.40 WIB Polsek Seruway menghubungi pihak BKSDA Aceh untuk ber­koordinasi mengambil langkah-langkah selanjutnya. “Sekitar pukul 11.30 WIB, tim BKSDA dari Langsa berjumlah tiga orang datang ke lokasi, selanjutnya membawa buaya itu ke Kota Langsa,” sebutnya.

Kepala Seksi (Kasi) Konservasi Wila­yah I Badan Konser­vasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Dedi Irvan­syah yang dihubungi Analisa, Sabtu (14/7) me­ngatakan, buaya yang ditang­kap warga Desa Pantai Balai, Seruway diper­kirakan ber­jenis kelamin betina, panjang 2,5 meter berumur sekitar 6-7 tahun. “Saat ini buaya telah dievakuasi di Resort 12 Langsa,” katanya.

Anakan

Dijelaskan, asal usul buaya yang dije­rat itu awalnya dite­mu­­kan oleh karyawan kebun pada saat memancing di sungai keti­ka buaya masih anakan sebanyak dua ekor. Kemudian buaya dimasukkan di kolam pembuangan limbah pabrik ke­lapa sawit (PKS). Setelah buaya tumbuh besar, ternyata hanya terlihat tinggal satu ekor di kolam limbah dan satunya lagi te­lah lepas ke luar dari kolam limbah.

“Di alam bebas, buaya sering me­mang­sa ternak kambing, se­hingga me­resah­kan warga karyawan kebun. Oleh salah se­orang karyawan kemudian me­nangkapnya de­ngan cara dijerat. Setelah buaya ditangkap, warga mela­por­kan kepada Polsek Se­ru­way,” terang Dedi.

Sebelumnya, warga Desa Gelung, Kecamatan Seruway juga per­nah me­nang­kap buaya berbobot 900 kg di rawa-rawa areal perkebunan sawit. Belakang­an ini seringkali masyarakat Seru­way me­­li­hat buaya di wilayah tersebut. Ma­rak­nya pe­nam­­pakan buaya liar di per­kebunan sawit, membuat BKSDA Aceh meng­­imbau kepa­da masyarakat khusus­nya di pesisir Seru­way untuk berhati-hati serta selalu was­padai terhadap keberada­an buaya di rawa maupun di muara sungai.

“Dari data BKSDA, ada beberapa tempat di Kecamatan Se­ruway menjadi ha­bitat buaya muara. Untuk itu, jika warga ada melihat buaya diminta untuk segera melapor kepada petu­gas yang berwenang,” imbaunya. (dhs)

()

Baca Juga

Rekomendasi