DARI masa ke masa, manusia sudah mengalami berbagai perubahan peradaban dan di dalamnya terkadang ditemukan jejak aneh yang menimbulkan misteri aneh bagi dunia keilmuan sejarah. Para ahli sejarah, arkeolog, dan para ilmuwan lainnya yang kompeten di bidang ini juga hingga saat ini masih terus mencari, menggali, mempelajari, dan menyimpulkan misteri aneh tersebut sehingga diharapkan mampu memperjelas dan mungkin dipelajari banyak orang.
Di sisi lain, terkadang sebuah kejadian penting dalam sejarah masih berbentuk misteri aneh yang tak dapat diungkap, dijelaskan, dan tidak dapat dipecahkan. Ada banyak misteri yang belum terungkap di dunia ini. Salah satunya adalah Helike.
Helike adalah kota Yunani kuno yang tenggelam pada malam musim dingin pada 373 SM. Kota ini terletak di Achaea, Peloponnesos utara, dua kilometer dari Teluk Korintus.
Dora Katsonopoulou, dan Steven Soter dari Musuem Sejarah Alam Amerika menemukan kembali kota ini pada musim panas tahun 2001, di dekat desa Rizomylos.
Helike merupakan salah satu dari sekian banyak misteri kota hilang yang hingga kini masih menjadi teka-teki. Pada akhir abad ke-2 Masehi, seorang penulis Yunani benama Pausanias menulis sebuah cerita yang isinya mengisahkan kehancuran Kota Helike akibat gempa kuat di malam hari.
Selain itu, diceritakan juga terjadinya tsunami yang menghancurkan semua bangunan di kota besar Helike, sebuah kota maju saat itu. Kota Helike, ibu kota dari Achaean League, merupakan pusat ibadah penyembah dewa kuno Poseidon, dewa laut.
Tidak ada satu pun jejak keberadaan masyarakat Helike yang tercantum pada tulisan-tulisan Yunani Kuno. Sampai akhirnya pada 1861, seorang arkeolog berhasil menemukan uang yang diperkirakan berasal dari Helike. Uang ini berbentuk koin perunggu dengan kepala Poseidon.
Karena posisinya, Helike merupakan pusat penting untuk ekonomi, budaya dan agama. Dewa pelindung Helike adalah Poseidon, dewa Yunani untuk laut dan gempa bumi. Hal ini tidak mengagetkan karena posisi Helike di salah satu kawasan paling rawan gempa di Eropa.
Suatu malam saat musim dingin 373 SM, kota Helike binasa. Ada sejumlah catatan tentang musnahnya kota itu, misalnya penampakan 'tiang-tiang besar yang membara' dan migrasi besar-besaran hewan-hewan kecil dari pantai ke pegunungan beberapa hari sebelum bencana
Sebuah gempa besar diikuti tsunami besar dari Teluk Korinth menyapu kota Helika dari permukaan Bumi. Regu penolong yang datang belakangan tidak menemukan ada yang selamat. Perlahan tapi pasti , lokasi Helike raib.
Di awal Abad ke-19, beredar beberapa spekulasi tentang situs sebenarnya kota itu. Namun demikian, Pada 2001, dua orang arkeolog melakukan penelitian dan berupaya menemukan reruntuhan peradaban Helike di bawah kerikil dan lumpur di sebuah pesisir.
Hingga saat ini, para arkeolog itu tengah melakukan riset seputar kabangkitan dan keruntuhan dari sebuah tempat yang dianggap sebagai Atlantis "sebenarnya." Pada 2012, seluruh lapisan perusaknya dibersihkan sehingga dapat dipastikan bahwa itulah kota Helike. (bms/hstc/es)