
Menekan masalah itu, Global Investa Capital (GIC) diyakini bakal menekan risiko kerugian di pasar forex. Mereka menggabungkan teknologi Metatrader 5 dengan teknologi blockchain.
"Teknologi ini memberikan solusi di pasar forex yang sering kali penuh dengan masalah seperti slippage, biaya inap tinggi, spread yang besar serta komisi tinggi," kata CEO GIC, Peter Tandean saat roadshow di Medan, Rabu (16/1) malam kemarin.
Bertempat di Hotel Adi Mulia, Medan, GIC gencar mengedukasi ratusan trader dan investor lokal di Medan terkait masalah aplikasi yang sering digunakan perusahaan pialang.
"Kehadiran kita mendapat sambutan baik dari Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), yang semuanya di bawah koordinasi Kementerian Perdagangan," ujar Peter.
Integrasi teknologi blockchain dan metatrader 5 ini tanpa swap, tanpa komisi dan spread yang rendah. Selain itu, aplikasi ini memberikan opsi bagi trader untuk berganti posisi menjadi market maker, bahkan dalam satu akun bisa mengambil posisi keduanya selama memenuhi minimum margin requirement.
Dia menjelaskan, GIC Trade merupakan plaform pertama dan satu-satunya di Indonesia yang sangat memungkinkan terjadinya Peer-to-Peer (P2P) Trading, di mana masyarakat sebagai trader akan berhadapan langsung dengan masyarakat yang ambil peran sebagai market maker.
Pihaknya terus berupaya menggenjot penetrasi pasar dengan roadshow di sejumlah kota besar di Indonesia untuk mengampanyekan platform tersebut. "April 2019 nanti kita rilis. Sebelumnya, Januari hingga Maret nanti ada trading comptetition berhadiah total Rp1,5 miliar sekaligus menguji platform baru yang kami tawarkan ini," pungkasnya. (ns)