Bireuen, (Analisa). Pembukaan Aceh International Percussion (AIP) atau Festival Rapai Internasional dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20 Kabupaten Bireuen, yang dihadiri ribuan pengunjung, di Stadion Cot Gapu, Bireuen, Sabtu (12/10) malam berlangsung meriah.
Acara kesenian dan budaya ini dibuka oleh Asisten I Setdaprov Aceh Teuku Ahmad Dadek mewakili Plt Gubernur Aceh, bersama Bupati Bireuen H Saifannur, didampingi pejabat Forkopimda Bireuen, yang ditandai dengan menabuh rapai secara bersama.
Turut ditampilkan kesenian rapai yang melibatkan 450 penabuh, grup marching band Gita Batee Kureeng SMPN 1 Bireuen, penyanyi Joel Pase, serta penampilan Muhamamd Yufi, penabuh drum dari SMPN 1 Bireuen, serta kembang api.
Bupati Bireuen Saifannur dalam sambutannya mengatakan, budaya Aceh sangat hebat dan perlu dilestarikan, salah satunya rapai. “Budaya warisan nenek moyang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Aceh,” sebutnya.
Asisten I Teuku Ahmad Dadek mewakili Plt Gubernur Aceh menyebutkan, rapai bagian dari budaya dan tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat Aceh, baik itu secara filosofïs maupun kultural.
“Rapai merupakan alat musik perkusi tradisional asli Aceh. Rapai sering dijumpai di acara-acara besar seperti pernikahan, pasar malam, sunat rasul, tarian daerah, peringatan ulang tahun dan acara adat istiadat,” sebutnya.
Kegiatan pembukaan event berskala internasional itu dibuyarkan hujan yang turun dengan sangat deras. Sehingga pengunjung berlarian ketika penampilan penyanyi Aceh, Joel Pasee sedang menghentak panggung. (mur)