Hasil Panen Terendah dalam Lima Tahun

PBB: Korut Hadapi Kekurangan Pangan Luas

pbb-korut-hadapi-kekurangan-pangan-luas

PRODUKSI tanaman pa­ngan Korea Utara (Korut) tahun ini diperkirakan akan turun ke level terendah dalam lima tahun menyusul musim kering dan irigasi yang buruk, sehingga tidak mencukupi untuk 40 % pendu­duk negeri itu.

Dalam laporan Prospek Si­tuasi Pangan triwulanan, Organi­sasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB pada Kamis (19/9) me­ngatakan panen tanaman utama yang buruk, termasuk beras dan jagung, menyebabkan 10,1 juta orang kekurangan makanan.

"Hujan di bawah rata-rata dan keter­se­diaan irigasi yang rendah antara per­te­ngahan April dan pertengahan Juli, yang menjadi periode kritis untuk pengem­ba­ngan tanaman, mempenga­ruhi musim utama tanaman padi dan jagung," lapor FAO, seperti dikutip Reuters.

Laporan tersebut, yang men­ca­kup pasokan dan permintaan sereal di seluruh dunia dan mengidentifikasi negara-negara yang membutuhkan bantuan pangan eks­ternal, tidak me­ngungkapkan perki­raan rinci produksi berdasarkan volume.

Korut telah lama berjuang dengan ke­kurangan pangan dan sistem penjatahan negara yang disfungsional, dan media peme­rintah dalam beberapa bulan terakhir mem­peringatkan keke­ringan dan feno­mena abnormal yang terus-menerus.

Kekurangan panen itu terjadi saat Kor­sel berupaya menahan penyebaran demam babi Afrika, menyusul konfirmasi kasus perta­ma pada Mei.

Penyakit yang berakibat fatal bagi babi meskipun tidak berba­haya bagi manusia itu telah me­nyebar ke Asia, termasuk Ko­­rea Selatan (Korsel), setelah pertama kali terdeteksi di Tiongkok tahun lalu, yang mengakibatkan pemus­nahan besar-besaran dan mengu­rangi produksi daging babi.

Laporan FAO ini sejalan de­ngan pe­nilaian PBB sebelumnya tahun ini bah­wa produksi makanan Korut tahun lalu turun ke level terendah dalam lebih satu dekade di tengah gelombang panas yang berkepanjangan, ditambah dengan topan dan banjir.

Sementara itu, Korsel telah berjanji untuk memberikan 50.000 ton bantuan be­ras kepada negara tetangganya melalui Prog­ram Pangan Dunia (WFP) PBB. Na­mun pengiriman bantuan tersebut tertun­dah oleh respons Pyongyang di tengah-tengah terhentinya dialog antar-Korea dan pembicaraan denuklirisasi dengan AS, ungkap pejabat Seoul.

Pada Juli, kantor berita resmi Korut KCNA melaporkan kam­panye untuk me­ngurangi dampak kekeringan sedang ber­langsung dengan menggali kanal dan su­mur, memasang pompa, dan mengguna­kan orang dan kenda­raan untuk meng­ang­kut air.

Tetapi Korut mengatakan kepada PBB untuk memangkas jumlah stafnya yang mereka sebarkan di negara itu untuk program bantuan karena dicuri­gai terdapat politisasi dari bantuan PBB tersebut.

Kelaparan yang meluas terjadi di Korut. Para pengamat menga­takan ben­cana kelaparan nasional yang parah pada 1990-an mene­waskan sebanyak satu juta orang. (rtr/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi