
Berastagi, (Analisa). Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, temukan penampakan terbaru jejak harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di lingkungan kawasan pertanian Desa Durin Serugun, Kecamatan Sibolangit.
Sosialisasi kepada masyarakat desa sudah dilakukan dan dilanjutkan patroli dan pemasangan kamera motion censor (kamera jebakan sistim gerak) bersama warga di kawasan perladangan warga tempat tapak harimau terlihat melintas.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang KSDA Wilayah I, Kabanjahe, Mustafa Imran Lubis didampingi Kepala UPT Tahura Bukit Barisan, Ramlan Barus kepada Analisa, Selasa (23/4) di Tahura, Berastagi.
Penampakan harimau relatif besar terbaru, berdasarkan laporan Ramona Ginting ketika sedang dalam perjalanan melewati jalan alternatif jurusan Bandarbaru menuju Durin Serugun menggunakan sepeda motor bersama orangtuanya menuju Desa Durin Serugun, Sabtu (12/4) pukul 16.00 WIB.
Ramona melihat sosok harimau relatif besar di pinggir jalan. Harimau Sumatera terlihat sedang melintas dan melompat ke dalam hutan dan hilang ketika berjumpa dengan warga. Informasi yang sama juga diakui warga lainnya pada hari yang sama, namun berbeda waktunya pada pukul 20.00 WIB.
Hal yang sama juga diakui Basmi Bangun yang melihat harimau di sekitar lokasi yang sama, Rabu (17/4) pukul 17.45 WIB saat melintas mengendarai mobil bersama dua rekannya. Mereka melihat harimau Sumatera berada di depannya dan seketika masuk ke hutan. Atas penglihatan ini, warga melaporkan kepada kepala desa dan selanjutnya diteruskan Girik Parangin-angin kepada Hendra Ginting, staf SPORC (Satuan Polhut Reaksi Cepat) Balai Gakum.
“Hasil plotting ketiga titik koordinat itu, dua titik koordinat jejaknya berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan dan satu titik koordinat berada di kawasan hutan produksi dengan bekas telapak harimau selebar 15 cm. Demi keamanan, masyarakat, disarankan tidak pergi ke ladang sendirian dan selalu bersama-sama serta diimbau, agar menghindari bepergian waktu subuh, senja dan malam hari. Harimau Sumatera paling aktif beraktivitas diwaktu waktu itu,”jelas Lubis.
Hari kedua, Jumat (19/4), tim respon resort CA/TWA Sibolangit bergabung dengan tim WCS-IP di kantor Resort Sibolangit bersama Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, Herbert Aritonang, berkoordinasi mengenai rencana teknis penanganan gangguan satwa liar harimau.
Tim melaksanakan patroli malam di sepanjang jalan lokasi penampakan harimau, dimulai dari batas desa hingga ke jembatan Sungai Lau Belawan, batas antara Kecamatan Sibolangit dengan Kecamatan Kutalimbaru dan berputar balik kembali ke Desa Durin Serugun.
Di sela-sela itulah, tim memasang kamera motion censor (kamera jebakan sistem gerak) bersama warga. Sejak patroli kemaren, belum ada laporan warga, apakah warga masih ada menemukan harimau di kawasan perladangan warga Desa Durin Serugun, jelas Lubis didampingi Ramlan Barus. (alex)