Asian Agri: Industri Sawit Lebih Efisien

asian-agri-industri-sawit-lebih-efisien
Medan, (Analisa). Industri kelapa sawit dinilai lebih lebih efisien dalam hal penggunaan lahan dibandingkan komoditas minyak nabati lain. Itu berarti, industri kelapa sawit lebih ramah lingkungan.  Demi­kian Ir Supriyadi, dari mana­jemen Asian Agri, di sela buka puasa bersama in­san pers di Uniland, Kamis (9/5) sore.

Hadir sejumlah petinggi manaje­men Asian Agri grup Hadi Susanto, Head Common Services Asian Agri Ja­mes Sembiring, Head Mill & Engi­neering Asian Agri Ariston Noverry Fau, Head Social Security & License Asian Agri, Maria Sidabutar, Head Corp Comm Asian Agri, Supriadi, per­wakilan Manajemen Asian Agri dan Humas Asian Agri, Lidya Ve­ro­nica. Ketua PWI Sumut H Hermansjah SE, Sekretaris PWI Sumut Edu Thahir, Ketua Dewan Kehormatan PWI Sumut H Sofyan Harahap dan lainnya serta perwakilan insan pers di Sumatera Utara.

Menurut Supriyadi, kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak na­bati yang paling produktif dan efisien dalam hal penggunaan lahan.

Data dari Oil World 2018, katanya, total luas secara keseluruhan produsen minyak nabati global adalah 290 hekta­re dengan angka produksi minyak na­bati sebesar 221 juta ton. Kelapa sawit ha­nya menggunakan lahan sebesar 7 persen. Sementara kedelai 43 persen, biji kapas 12 persen, biji rapa 11 per­sen, bunga matahari 9 persen dan si­sanya tumbuhan minyak nabati lainnya 20 persen.

Terkait dengan keberlangsungan ling­kungan, proses regenerasi (rep­lanting) pohon kelapa sawit dila­kukan sekali dalam kurun waktu 25-30 tahun, sementara tanaman se­musim penghasil minyak nabati lain­nya seperti bunga matahari, kedelai dan jagung diregene­ra­si antara 3-6 bulan.

Asian Agri sendiri, lanjutnya, tetap mengedepankan prinsip keberlan­ju­tan, dengan berupaya meningkatkan pro­duktivitas tanpa perluasan lahan baru, dan melanjutkan Program Kemit­ra­an Asian Agri Berbasis Intensifikasi.

Melalui komitmen kemitraan “One to One”, perusahaan ini bertekad me­wu­judkan pengelolaan 1 hektare lahan petani sebanding dengan 1 hektare la­han inti Asian Agri, yang terdiri dari 60.000 hektare kebun petani plasma dan 40.000 hektare kebun petani swadaya.

“Alhamdulilah, pada akhir tahun 2018 Asian Agri berhasil melampaui target awal Kemitraan One to One yang semula 40.000 hektare lahan petani swadaya menjadi seluas 41.000 hektare,” ungkapnya.

Peremajaan

Selain itu, Asian Agri bersama pe­tani dan dengan dukungan peme­rintah berusaha meningkatkan produksi crude palm oil (CPO) dan turunannya melalui program peremajaan pada tanaman sawit yang sudah tua.

Peremajaan kelapa sawit merupa­kan salah satu upaya dalam prinsip ke­berlanjutan atau sustainabiliti, ka­rena selain banyak tanaman yang su­dah tua dan kurang produktif, program peremajaan juga diperlukan untuk merehabilitasi tanaman yang tidak tum­buh sehat karena pengelolaan yang kurang baik, terserang penyakit antara lain yang disebabkan Ganoderma, dan penggunaan bibit palsu atau bibit yang tidak tersertifikasi.

Dia juga menekankan pentingnya pe­­ngawasan benih atau bibit kelapa sawit yang berkualitas. Bibit asli ber­ser­tifikasi – karena menyangkut masa tanam sepanjang 25 hingga 30 tahun.

Soalnya, sampai saat ini masih ada petani yang terjebak menggunakan bi­bit palsu. Maraknya promosi dan pen­jualan melalui media online juga perlu disikapi secara cermat, karena sering­kali klaim keberhasilan tanaman tidak didukung data riset/fakta di la­pangan. Di sinilah pentingnya pengawasan dan tindakan tegas pihak berwenang terhadap peredaran benih sawit palsu yang marak dijual melalui situs jual beli online.

Supriyadi menambahkan, perusa­ha­an juga berperan bendukung pen­ca­paian UNSDGs. Asian Agri melaku­kan terobosan baru yaitu meman­faat­kan limbah cair – Palm Oil Mill Effluent (POME) untuk menghasilkan energi alternatif yang ramah lingkungan.

Ketua PWI Sumut H Hermansjah SE mengapresiasi Asian Agri yang tetap melanjutkan silaturahmi dengan insan pers di Sumatera Utara.

PWI Sumut, lanjut Herman, terus meningkatkan kualitas para wartawan termasuk memperbanyak uji kompe­ten­si wartawan (UKS). Saat ini sudah 24 angkatan UKW dengan 700 warta­wan kompeten dan 200 di antaranya dari anggota PWI, sisanya 500 non PWI.

Acara juga diisi dengan tausiah dari Ustaz Amirul Khair. Ustaz menegas­kan pentingnya meningkatkan amal iba­dah di bulan suci ini. Beberapa di an­taranya, memperbanyak sedekah dan berinfak dalam keadaan senang mau­pun susah. Kemudian, pentingnya untuk menahan amarah. (nai)

()

Baca Juga

Rekomendasi