
Hadir sejumlah petinggi manajemen Asian Agri grup Hadi Susanto, Head Common Services Asian Agri James Sembiring, Head Mill & Engineering Asian Agri Ariston Noverry Fau, Head Social Security & License Asian Agri, Maria Sidabutar, Head Corp Comm Asian Agri, Supriadi, perwakilan Manajemen Asian Agri dan Humas Asian Agri, Lidya Veronica. Ketua PWI Sumut H Hermansjah SE, Sekretaris PWI Sumut Edu Thahir, Ketua Dewan Kehormatan PWI Sumut H Sofyan Harahap dan lainnya serta perwakilan insan pers di Sumatera Utara.
Menurut Supriyadi, kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang paling produktif dan efisien dalam hal penggunaan lahan.
Data dari Oil World 2018, katanya, total luas secara keseluruhan produsen minyak nabati global adalah 290 hektare dengan angka produksi minyak nabati sebesar 221 juta ton. Kelapa sawit hanya menggunakan lahan sebesar 7 persen. Sementara kedelai 43 persen, biji kapas 12 persen, biji rapa 11 persen, bunga matahari 9 persen dan sisanya tumbuhan minyak nabati lainnya 20 persen.
Terkait dengan keberlangsungan lingkungan, proses regenerasi (replanting) pohon kelapa sawit dilakukan sekali dalam kurun waktu 25-30 tahun, sementara tanaman semusim penghasil minyak nabati lainnya seperti bunga matahari, kedelai dan jagung diregenerasi antara 3-6 bulan.
Asian Agri sendiri, lanjutnya, tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan, dengan berupaya meningkatkan produktivitas tanpa perluasan lahan baru, dan melanjutkan Program Kemitraan Asian Agri Berbasis Intensifikasi.
Melalui komitmen kemitraan “One to One”, perusahaan ini bertekad mewujudkan pengelolaan 1 hektare lahan petani sebanding dengan 1 hektare lahan inti Asian Agri, yang terdiri dari 60.000 hektare kebun petani plasma dan 40.000 hektare kebun petani swadaya.
“Alhamdulilah, pada akhir tahun 2018 Asian Agri berhasil melampaui target awal Kemitraan One to One yang semula 40.000 hektare lahan petani swadaya menjadi seluas 41.000 hektare,” ungkapnya.
Peremajaan
Selain itu, Asian Agri bersama petani dan dengan dukungan pemerintah berusaha meningkatkan produksi crude palm oil (CPO) dan turunannya melalui program peremajaan pada tanaman sawit yang sudah tua.
Peremajaan kelapa sawit merupakan salah satu upaya dalam prinsip keberlanjutan atau sustainabiliti, karena selain banyak tanaman yang sudah tua dan kurang produktif, program peremajaan juga diperlukan untuk merehabilitasi tanaman yang tidak tumbuh sehat karena pengelolaan yang kurang baik, terserang penyakit antara lain yang disebabkan Ganoderma, dan penggunaan bibit palsu atau bibit yang tidak tersertifikasi.
Dia juga menekankan pentingnya pengawasan benih atau bibit kelapa sawit yang berkualitas. Bibit asli bersertifikasi – karena menyangkut masa tanam sepanjang 25 hingga 30 tahun.
Soalnya, sampai saat ini masih ada petani yang terjebak menggunakan bibit palsu. Maraknya promosi dan penjualan melalui media online juga perlu disikapi secara cermat, karena seringkali klaim keberhasilan tanaman tidak didukung data riset/fakta di lapangan. Di sinilah pentingnya pengawasan dan tindakan tegas pihak berwenang terhadap peredaran benih sawit palsu yang marak dijual melalui situs jual beli online.
Supriyadi menambahkan, perusahaan juga berperan bendukung pencapaian UNSDGs. Asian Agri melakukan terobosan baru yaitu memanfaatkan limbah cair – Palm Oil Mill Effluent (POME) untuk menghasilkan energi alternatif yang ramah lingkungan.
Ketua PWI Sumut H Hermansjah SE mengapresiasi Asian Agri yang tetap melanjutkan silaturahmi dengan insan pers di Sumatera Utara.
PWI Sumut, lanjut Herman, terus meningkatkan kualitas para wartawan termasuk memperbanyak uji kompetensi wartawan (UKS). Saat ini sudah 24 angkatan UKW dengan 700 wartawan kompeten dan 200 di antaranya dari anggota PWI, sisanya 500 non PWI.
Acara juga diisi dengan tausiah dari Ustaz Amirul Khair. Ustaz menegaskan pentingnya meningkatkan amal ibadah di bulan suci ini. Beberapa di antaranya, memperbanyak sedekah dan berinfak dalam keadaan senang maupun susah. Kemudian, pentingnya untuk menahan amarah. (nai)