Arsitektur Khas Masjid Raya Selesai

arsitektur-khas-masjid-raya-selesai

Oleh: Wardika Aryandi

KOLABORASI gaya Timur Te­ngah, Melayu, dan Eropa memang menambah khasanah arsitektural pada bangunan-bangunan di Indonesia. Salah satu yang paling khas, ada pada beberapa bangu­nan rumah ibadah, masjid. Selain dibangun dengan konstruksi yang kokoh, juga dipadu interior khas.

Salah satu keindahan perpaduan arsitek­tural tersebut ada pada masjid bersejarah yang berlokasi tidak jauh dari Simpang Pasar Selesai, Kelurahan Pekan Selesai. Bangunan berusia 113 tahun ini hanya berjarak tempuh 30 menit dari Kota Binjai.

Bangunan yang terdaftar sebagai salah satu benda cagar budaya (BCB) di Kabupaten Langkat ini terkolaborasi dari gaya arsitektur Turki, Persia, India, Eropa, dan Melayu. Dari sisi dalam, Masjid Raya Selesai tampak megah dengan ukiran-ukiran dan ornamen khas, yang memadukan seni dan desain interior Timur Tengah, Melayu, dan Eropa.

Berdiri di lahan 1,5 Ha, masjid ini dibangun berdampingan dengan Istana Kejuruan Selesai, yang sebelumnya terletak di seberang masjid, disertai Kompleks Pemakaman Muslim di bagian belakangnya. Dari bagian depan atau sisi timur bangunan yang menjadi pintu masuk, masjid ini tampak kokoh dengan dua pilar beton ukuran besar yang menyerupai gapura.

Secara umum, ruang utama masjid berbentuk oktagonal dengan luas 400 meter persegi. Dengan tiga pintu utama dan empat jendela, di dalamnya terdapat sebuah mimbar. Tempat wuduk berada di sisi kiri masjid.

Ketua Kenaziran Masjid Raya Selesai, yang juga Kepala Kejuruan Selesai, H Tengku Zulkarnain saat ditemui pada Rabu (15/5), mengatakan masjid bersejarah itu telah beberapa kali direnovasi. Namun 60 persen bentuk bangunannya masih mempertahankan kondisi awalnya. Bahkan desain interior dan bentuk ruang utama tidak banyak berubah. Kalaupun ada renovasi, hanya dilakukan dalam upaya menambah daya tamping. Itu pun hanya perluasan di bagian teras luar.

"Mengenai pengelolaan keuangan, keber­sihan, dan pemeliharaan bangunan, masih kami yang urus. Masjid ini warisan Kejuruan Selesai, yang merupakan leluhur kami. Namun jika kelak kami sudah tidak sanggup mengelola, segala sesuatunya akan kami serahkan tanggung jawabnya kepada masyarakat atau Pemkab Langkat," tam­bahnya.

Menurut sejarah, bangunan cagar budaya sekaligus objek wisata religi ini merupakan bukti otentik sejarah perkembangan perada­ban Islam di kawasan hulu Kesultanan Langkat.

Selesai dibangun di masa kolonial Belanda, tepatnya 1326 Hijriah atau 1906 Masehi, pada saat Kepala Kejuruan Selesai dijabat  Tengku Dachmad Bin Tengku Sulung Chaibar. Saat itu, Kejuruan Selesai masuk dalam wilayah administrasi Luhak Langkat Hulu yang berpusat di Kota Binjai.

Selanjutnya, saat  Tengku Burhanuddin Bin Tengku Zainal Abidin memimpin (1386 Hijriah atau 1966 Masehi), bangunan Masjid Raya Selesai menjalani proses penyem­purnaan dari segi model dan bentuknya.

Perpaduan kuning dengan garis-garis hijau membuat penampilan masjid khas Melayu. Pintu masjid juga dihiasi pahatan-pahatan menarik, ditambah kaligrafi indah di bagian atasnya. Bahkan, ventilasi di atas pintunya juga dihiasi ukiran untuk menambah keartistikan.

Kehadiran masjid ini, tidak semata sebagai sarana ibadah, namun juga menjadi kajian akademisi yang ingin memelajari dan mengagumi seni arsitekturnya, pun sejarah peradaban Islam di Kecamatan Selesai.

()

Baca Juga

Rekomendasi