Medan, (Analisa). Menyambut tahun ajaran baru 2019/2020 banyak warga menjual perhiasan emas. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan anak sekolah.
Seperti pengakuan Marwiyah yang merupakan ibu rumah tangga (IRT) yang menjual sebuah gelang miliknya yang baru dibelinya saat jelang Lebaran. “Mau bayar uang sekolah,” ujarnya, Jumat (21/6).
Warga lainnya, Nasmah juga menjual perhiasan miliknya untuk membayar uang ujian anak laki-lakinya yang kini tengah duduk di perguruan tinggi swasta Medan. "Mau ujian anak saya. Perhiasan ini kan sebagai tabungan jadi kalau perlu ya jual lagi,”ujarnya.
Desy, pedagang perhiasan dengan label M Nur di Pasar Simpang Limun mengatakan penjualan perhiasan pasca Lebaran menjadi hal yang biasa.
“Kalau habis Lebaran gini memang banyak orang yang mulangkan, menjual emasnya lagi. Rata-rata menjual semua. Ini biasa.
Apalagi ini sudah masuk ujian anak sekolah banyak keperluan dan memang rata-rata yang menjual untuk kebutuhan sekolah,” terangnya.
Amatan di lokasi, dari banyaknya pengunjung yang datang ke toko emas ini lebih dari 60% diantaranya menjual perhiasannya dengan membawa surat emasnya.
Hal tidak berbeda juga terjadi di Toko Emas Suranta di Pasar Peringgan Medan. Edi pemilik toko menuturkan habis Lebaran memang banyak masyarakat yang menjual emasnya dan ini biasa terjadi setiap tahunnya.
"Emas ini kan jadi tabungan juga bagi masyarakat. Kalau ada uang di beli kalau lagi butuh ya dijual. Seperti saat habis Lebaran ini banyak yang perlu uang ya dijual,"ujarnya.
Sementara itu, saat ini harga emas murni atau emas 24 karat berada di harga Rp 620.000 per gram dan harga ini masih stabil. "Harga ini masih sama dari harga dua hari yang lalu belum ada penurunan atau kenaikan. Sedangkan untuk harga emas 22 gram atau emas Surabaya berada di harga Rp 380.000 dan belum dengan upahnya. Kalau sudah dengan upahnya di kisaran harga Rp 470.000 sampai Rp 480.000 per gram tergantung modelnya,” ujarnya. (ldi)
