
Menelusuri Provinsi Yunnan yang berada di daerah Barat Daya China, pelancong memiliki banyak pilihan untuk menuju berbagai objek wisata. Selain Kunming yang menjadi ibukota Provinsi Yunnan, wisatawan dapat berkunjung ke beberapa lokasi andalan lainnya, yakni, Lijiang, Dali, ChuXiong, Shilin, Shangrila.
Oleh: Darno Hartono. Penulis menyarankan bila ingin berkunjung ke Provinsi Yunnan untuk membawa payung. Dengan suhu cuaca berkisar 17 sampai 28 derajat celsius dan angin relatif dingin membuat warna kulit cepat berubah hitam jika tidak dilindungi payung, selain itu rata-rata daerah Provinsi Yunan sering mengalami hujan (umumnya rintik-rintik jika tidak saat musim hujan)
Perjalanan penulis dimulai dari Kota Kunming yang memiliki lokasi historical bernama "golden horse and jade rooster". Pemandangan utama di lokasi ini adalah dua gerbang berukiran kuda dan satunya lagi ayam yang saling berhadapan. Pembangunan gerbang ini sudah ada sejak zaman Dinasti Ming. Ada sesuatu yang unik dari tempat ini yakni bayangan gerbang akan menyatu dan saling ketemu setiap 60 tahun sekali.
Ini menunjukkan bahwa ilmu perbintangan pada zaman dulu sudah begitu hebat sehingga sanggup mempertemukan bayangan dari ke dua gapura tersebut. Gerbang kuda akan mendapat sinar dari matahari dan gerbang ayam mendapat sinar dari bulan, sehingga dalam 60 tahun ke dua sinar akan bertemu di satu titik. Tahun 1960 gerbang ini pernah diperbaiki karena mengalami pergeseranan dan kerusakan saat terjadi perang.
Bagi yang suka shoping tidak perlu khawatir karena dapat mengunjungi "Dong Feng Square" yang berada di jalan Dong Feng (angin Timur). Di sini terbentang pusat janjanan tradisional dan aksesoris (Pu Sing Zie) hingga puluhan mall mewah yang menjajakan segala jenis produk brand ternama.
Dua jam perjalanan dari Kota Kunming pelancong dapat mencapai kota Shilin. Disini pelancong dapat menikmati wisata Shilin Stone Forest, yaitu pegunungan taman batu yang tertata secara alami. Sepintas lokasi ini mirip dengan kesenian Suiseki (seni batu). Tidak hanya itu pelancong juga dapat menelusuri sejumlah lorong dan gang kecil penuh bebatuan dengan aneka bentuk yang unik.
Masih di kota yang sama, pelancong juga dapat mengunjungi wisata Jiu Xiang Cave. Di sana pelancong bisa berkeliling dengan boat sekitar 5 menit untuk melihat sekitaran tebing sebelum diajak memasuki gua yang sangat indah. Gua ini memiliki rongga yang sangat besar dan indah dengan pencahayaan warna warni disekitaran bebatuan.
Untuk melihat keindahan gua tersebut pelancong harus menyiapkan fisik yang prima karena cukup menguras tenaga saat mendaki gua melalui tangga yang sudah dibangun sedemikian rupa dan ketinggian yang melelahkan. Tetapi suhu serta kelembaban udara dalam gua dapat membuat kita terasa cukup nyaman.
Selama menyelusuri gua, terdapat jalur sungai yang mengalir membelah menjadi dua aliran air terjun yang unik. Karena keindahaan alam dari gua Jiu Xiang ini, Jackie Chan sempat memilih lokasi ini untuk shoting film The Myth yang populer beberapa tahun lalu.
Lijiang
Usai menikmati wisata di Kunming penulis melanjutkan perjalanan menuju kota Lijiang. Untuk menuju Lijiang ada dua pilihan, pertama mempergunakan train dengan waktu tempuh 3 jam, atau pilihan kedua naik bus dengan waktu tempuh berkisar 8 jam. Lokasi ini memiliki suhu sedikit lebih dingin dibandingan kota Kunming.
Di kota LiJiang pelancong dapat melihat banyak tempat wisata, tapi menurut penulis hanya dua lokasi yang cukup unik yakni pertama LiJiang old ancient city (kota tua) yang merupakan pusat jajanan makanan, aksesoris, produk lokal, serta pusat barang yang cukup unik. Tempat ini ramai di kunjungi.
Selain itu, disepanjangan aliran sungai kota tersebut terbentak sederatan cafe/bar yang memberikan suasana cukup ceria diselimuti cahaya lampu dan suara nyayian yang cukup memberikan semangat pada para pelancong.
Lokasi ke kedua adalah Jade Dragon Mountain, yaitu lokasi wisata pegunungan yang puncak gunung tersebut diyakini tetap diselimuti es sepanjang tahun.
Saat kunjungan tersebut, penulis memilih menunggu di bawah, sementera rombongan lain naik ke puncak. Tentu saja penulis tidak dapat melihat keindahan secara mendetail. Hal ini disebabkan untuk menuju puncak wajib mengunakan cable car yang menjulang ke atas. Alasannya penulis memilih untuk santai di bawah lembah menikmati ketenangan danau yang cukup indah serta berfoto ria bersama sapi berbulu yang menjadi ternak untuk provinsi Yunnan yang lebih dikenal dengan nama Yak (mao niu).
Dali
Selanjutnya penulis mengunjungi Dali yang dahulu merupakan sebuah kerajaan yang memiliki sejarah panjang dan sering dibahas di berbagai buku dan video silat dengan salah satu andalan ilmu totok satu jari asal Dali.
Kota ini memiliki budaya kebudhaan yang cukup kental. Salah satu lokasi wisata yang dimiliki adalah 3 Pagoda yang menjulang tinggi menyerupai stupa. Memiliki corak dan bentuk yang berbeda dengan stupa di daerah China lainnya.
Tempat ini memberikan nilai tambah dan kesan unik pada pagoda tersebut. Di dalam area tersebut juga terdapat vihara yang lebih bercorak aliran Buddha Mahayana yang diberi nama The Chong Seng Temple. Vihara ini memiliki rupang yang indah dan berukuran sangat besar pada gedung utama. Memiliki ratusan rupang pada gedung samping, yang tidak dikenal oleh penulis apakah merupakan rupang arahat atau rupang dari para pendiri dali atau tokoh-tokoh suci lainnya (maklum, penulis tidak mengenal tulisan mandarin).
Chu Xiong, salah satu kota wisata di Propinsi Yunnan, tetapi menurut penulis lokasi tesebut tergolong sepi dan hanya cocok untuk dijadikan transit way antara Dali dan Kunming. Walaupun Tidak memiliki hal-hal unik dan kota terkesan sangat sepi, tapi kota Chu Xiong memiliki sejumlah hotel mewah dan indah disepanjang jalan utama kota tersebut.
Shangrila
Selanjutnya penulis melanjutkan penjalan menuju Kota Shangrila. Daerah ini pernah dianggap sebagai taman eden dunia pada tahun 30-an oleh salah satu penulis berkebangsaan eropa. Oleh sebagian ahli spritual dianggap sebagai kota yang memiliki energi terindah. Sejumlah tokoh dan penulis buku meditasi dan spritual Shangrila pernah dituliskan sebagai gerbang menuju pusat energi.
Daerah yang memiliki ketinggian sekitar 3600 meter dari permukaan laut ini cukup indah dan unik. Tetapi cukup lelah jika melakukan perjalanan secara terburu-buru karena tingkat oksigen yang cukup rendah dan tekanan udara yang cukup tinggi. Sehingga disarankan saat memasuki daerah ini dapat dilakukan dengan santai.
Lokasi ini dapat ditempuh dengan waktu 4 jam melalui kota Li Jiang, atau 4 jam melalui kota Dali. Salah satu wisata yang perlu dikunjungi adalah Shangrila ancient city. Di tempat ini pelancong dapat melihat di tengah taman setiap sore hingga malam sejumlah masyarakat setempat berdansa penuh suka cita, dan diseputaran kota tua berdiri vihara megah memiliki "fa lun" atau roda dharma versi tibetan yang kabarnya terbesar di dunia.
Selain wisata kota tua, daerah ini memiliki satu tempat yang dikenal sebagai Little Pottala, terdiri dari berbagai bentuk vihara di puncak bukit menyerupai Pottala asli yang ada di lhama/biksu. Saat memasuki daerah ini pelancong harus memalui jalan berkelok-kelok dengan bus yang disediakan oleh pihak pengelola wisata. Jurang-jurag curam akan terlihat dari sisi bus yang cukup mendebarkan.
Setiba di komplek mini Pottala pelancong menemukan 3 gedung utama dengan atap emas yang sangat memukau. Penuh keindahan dan aura yang menarik. Vihara ini penuh dengan berbagai lukisan tangan dari dinding hingga langit-langit vihara dengan lukisan tangan yang bener-benar sangan mendetail. Setiap sudut memiliki lukisan dan arsitek yang sangat menakjukan.
Setiap gedung memiliki puluhan rupang berukuran besar dan ratusan gambar indah yang tidak terucapkan. Komplek vihara memiliki julukan mini pottala bernama Songzanlin Temple. Setiap rupang di dalam memberikan nuansa yang berbeda. Vihara ini sepenuhnya meneruskan tradisi Tibetan Gelug (yellow hat) hal ini terlihat banyaknya lhama/biksu yang selalu mengenakan topi kuning. Selain itu setiap gedung vihara selalu memiliki rupang Buddha Tzongkapa, yaitu pendiri aliran Buddha Tantrayana tradisi Gelug yang diyakini sudah mencapai pencerahan.
“Tiger Jump Gorge
Melangkah ke daerah wisata berikutnya, yakni “Tiger Jump gorge”. Tempat ini memiliki lembah yang cukup curam untuk di kunjungi. Diapit dua gunung sehingga menciptakan lembah yang cukup dalam dan memiliki arus yang sangat deras. Perjalanan menuju ke dasar lembah harus menusuri ribuan anak tangga sehingga cukup membuat kaki lelah.
Bagi yang berusia lanjut ingin menikmati alam tersebut tanpa lelah dapat menyewa tandu yang diangkat 2 orang di sisi depan dan belakang untuk menuruni tebing tersebut dengan mengeluarkan kocek sekitar 200 Yuan.
Selain itu, penulis juga mengalami kesulitan tidur pada malam hari dan sering terbangun saat tidur di malam hari. Hal ini mungkin di sebabkan sedikitnya kadar oksigen dan tekanan udara di kota tersebut.
Mengakhiri perjalanan ke Provinsi Yunnan, penulis menyimpulkan segala kekayaan alam di Yunnan sangat menarik untuk dikunjungi, khususnya kota Dali dan Shangrila yang memiliki budaya Tibetan sangat kental. ***