
Karo, (Analisa). International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) yang merupakan anggota dari Islamic Development Bank Group menyumbangkan 6 juta USD untuk kemajuan pertanian kopi di Sumatera Utara. Sumbangan dana untuk memajukan petani dalam berwirausaha agar perekonomian masyarakat meningkat.
CEO of ITFC Eng Hani Salem Sonbol menjelaskan, bantuan difokuskan pada pembiayaan dan pengembangan ekspor kopi dan melatih petani. “Pelatihan petani kopi khususnya di Sumatera Utara, guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi,” ujarnya saat membuka acara perayaan kelulusan program pengembangan ekspor kopi ITFC, Selasa (16/7) di Hotel Grand Mutiara Berastagi.
Komoditas kopi Arabika asal Sumatera Utara merupakan komoditas yang terkenal dengan kualitas dan diminati di pasar internasional. "Para penikmat kopi yang berada di Jeddah kebanyakan suka menikmati kopi asal Sumut, khususnya Arabika dari Tanah Karo, termasuk saya, aromanya begitu khas," ungkap Hani Salem Sonbol, pada sesi tanya jawab.
Hadir pada kegiatan itu Wagubsu H Musa Rajeksah, Kasdi Subagyoni Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Aditya Perdana utusan khusus presiden untuk Timur Tengah dan anggota OKI, Plh Gubernur Aceh Dyaherti Idawati, Bupati Karo Terkelin Brahmana, Wakil Bupati Dairi Jimmy Sihombing, Ketua TP PKK Karo Ny Sariati Terkelin Brahmana, Kadis Perkebunan Sumut Herawati, dan Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh A Hanan.
Wagubsu mengapresiasi kebijakan ITFC yang berkontribusi memajukan pertanian kopi Sumut khususnya di Karo. Program dijalankan sangat tepat, bisa membantu petani agar lebih baik dalam mengelola dan memanfaatkan hasil kopinya.
Para petani dan eksportir harus bersyukur karena daerah Karo dijadikan lokasi oleh ITFC sebagai pelatihan dan penyuluhan pengembangan kopi. “Seingat saya Kabupaten Karo bukan penghasil kopi tetapi jeruk, namun jeruk sudah tinggal kenangan, karena petani beralih ke tanaman kopi. Kepada petani di Karo ilmu diajarkan nantinya, bisa menambah pengetahuan bercocok tanam jangan hanya berpedoman ke pengetahuan alam saja,” katanya.
“Acara ini kita harapkan terus berlanjut, jangan hanya di kabupaten ini, ada kabupaten lain juga ingin seperti Karo, karena Sumut memiliki 33 kabupaten dan kota. Harapan saya petani di Sumut bisa sukses mengikuti program ITFC dan dapat meniru petani Thailand, mereka biasa ke ladang menggunakan kendaraan doubel cabin, sedangkan para petani kita naik sepeda motor pun sulit,” ujar Ijeck.
Bupati Karo Terkelin Brahmana menyampaikan, untuk kemajuan petani, Pemda Karo sangat mendukung penuh program dan pelatihan budidaya ekspor kopi dilakukan ITFC untuk meningkatkan keterampilan penggiat para petani kopi.
Menurut Terkelin, saat ini tanaman kopi di Karo sudah mulai berkembang puncaknya di tahun 2018. Data terakhir luas tanaman kopi mencapai 9.178,44 hektare dengan luas panen 6.875 hektare. Produksi 13.279.74 ton dengan produktivitas 1.931,6 kilogram per hektare per tahun.
“Ada beberapa faktor membuat petani di Karo belum signifikan melakukan budidaya kopi, di antaranya belum tercapai produktivitas kopi di atas 2.500 kilogram per hektare per tahun, tanaman kopi tidak bertahan lama berproduktif, belum melakukan budidaya yang benar dan masih rendahnya rendemen gabah kopi yang dihasilkan,” katanya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para penggiat petani kopi akan mengubah cara berpikir untuk bisa menjadi pengusaha bukan sekadar jadi petani. Selain menyerahkan bantuan dana senilai 6 juta USD, ITFC juga menyerahkan piagam penghargaan kepada penggiat petani kopi sebanyak 10 orang, lima orang dari Karo dan lima orang dari Dairi. Serta pemberian cenderamata, dilanjutkan penandatangan perjanjian antara ITFC dengan tiga eksportir kopi dan koperasi kopi Indonesia yakni Boemi Coffee, Arvis Sanada Sanni dan Ujang Jaya Internasional. (dik/ns)