Namanteran, (Analisa). Penanganan erupsi Sinabung tidak bisa ditangani TNI-Polri atau pun Pemkab Karo saja. Tapi harus dimulai dari sikap dan motivasi masyarakat dan seluruh elemen yang ada. Baik melalui edukasi ataupun penataan diri.
“Kalau daerah tertentu disebut zona merah, yaitu daerah berbahaya dan dilarang masuk, harus dipatuhi. Jangan masuk. Namun saya dengar tidak demikian. Sudah dipasang Dansatgas spanduk atau baliho larangan masuk, tapi justru diabaikan. Kalau misalnya tiba-tiba terjadi erupsi dan disertai awan panas, ada korban jiwa, justru disalahkan petugas jaga. Disalahkan TNI-Polri,” jelas Pangdam I/BB, Mayjen TNI MS Fadhilah di lost Desa Naman, Kecamatan Namanteran, Karo, Jumat (19/7) sore.
“Saya datang bersama para asisten ke desa ini, dalam bakti sosial yang terdampak erupsi Gunung Sinabung sekaligus memantapkan kemanunggulan TNI dengan masyarakat. Sebab, salah satu upaya kita menghadapi bencana erupsi dan bencana alam lainnya penyelamatan jiwa. TNI-Polri pasti terdepan. Itulah guna kebersamaan,” jelas Pangdam.
Pangdam juga memberikan tali asih berupa paket sembako ratusan paket kepada masyarakat terdampak bersama Bupati Karo, Terkelin Brahmana SH, Dandim 0205/TK, Letkol Inf Taufik R, Kapolres Karo, AKBP Benny R Hutajulu, Kajari Kabanjahe, Gloria Sinuhaji SH dan Ibu Ketua KCK Kodam I/BB, Nyonya MS Fadhilah.
Sebelum bertemu masyarakat Namanteran, Pangdam mengawali kunjungannya ke Batalyon 125/SMB disambut Danyon 125/Smb, Mayor Inf A Pardosi.
Dalam kunjungan ke Batalyon, Pangdam olahraga bersama dan memberikan pengarahan sekaligus memberikan doorprice sebagai wujud kasih sayang Pangdam kepada para prajurit di lingkungan Batalyon.
Pangdam melanjutkan kunjungan ke kantor Fulkanologi, pemantau aktivitas Gunung Sinabung dan Sibayak di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpangempat.
Dandim Letkol Inf Taufik R didampingi Bupati Karo Terkelin Brahmana, Kepala BPBD Karo, Martin Sitepu, Kepala Bapeda Karo, Nasib Sianturi menyampaikan paparan tentang masa erupsi dan korban jiwa awan panas serta kondisi wilayah lingkar Sinabung.
Kegiatan Kodim membuka jalan alternatif jurusan Karo-Deliserdang melalui program TMMD dalam mengatasi kemacetan ruas jalan nasional jurusan Medan-Berastagi.
Paparan Dandim dan pengamat Gunung Sinabung dari vulkanologi, Armen Putra direspons positif Pangdam.
“Justru itu, kebersamaan kita bersama diperlukan. Misalnya, desa tertentu harus bersinergi dan berkolaborasi dengan desa tertentu. Yaitu desa terdekat. Tujuannya, apabila terjadi erupsi, langkah evakuasi lebih aman,” katanya.
“Kita tidak tahu kapan erupsi Sinabung berhenti. Kalau boleh tetap kita lakukan doa bersama agar Sinabung hanya beraktivitas “batuk-batuk” kecil saja,” harap Pangdam. (alex)