
80 persen budaya Batak telah hilang. Yang ada dan masih dipergunakan saat ini hanya tinggal 20 persen saja. Itupun hanya sebagian dan dipergunakan pada waktu-waktu tertentu, yaitu saat acara adat. Atas dasar itu, Minggu (21/7) di Museum Negeri Sumatera Utara, tokoh masyarakat Batak Sumatera Utara berkumpul. Tujuannya untuk mengukuhkan keberadaan Yayasan Pelestari Kebudayaan Batak (YPKB). Secara informal lembaga ini sebenarnya sudah hadir beberapa tahun lalu. Namun sifatnya masih berupa percakapan di grup media sosial.
Yang pasti yayasan ini lahir karena keprihatinan tokoh-tokoh Batak terhadap hilangnya budaya mereka. Ketua Umum YPKB Prof Dr Albiner Siagian mencontohkan salah satu hal terkecil yaitu penggunaan bahasa Batak dalam kehidupan sehari-hari. Jangankan di perantauan, di daerah asalnya sendiri bahasa Batak sudah jangan jarang dipergunakan. Lebih mirisnya, sebagian besar dari generasi muda suku ini tidak menggunakan bahasa leluhurnya tersebut karena memang tidak tahu.
Salah satu penyebab hilangnya budaya Batak akibat westernisasi. Budaya lokal ditinggalkan karena dianggap ketinggalan zaman. Budaya barat diadopsi karena dianggap sumber kemajuan. Hal ini semakin diperparah dengan kiblat pendidikan kita yang mengarah ke dunia barat. Akibatnya, lambat laun, budaya Batak hilang sejalan dengan meninggalkan tokoh-tokoh budaya yang menguasai adat.
Namun kondisi seperti ini tidak hanya dialami suku Batak saja. Suku-suku lain di negara ini juga mengalami hal yang sama. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat dari 13.000 suku bangsa yang ada di negara ini tujuh di antaranya sudah punah. Ratusan lainnya terancam punah dan hanya beberapa saja hingga kini yang dianggap masih eksis.
Bicara soal kebudayaan sangat luas dan kompleks sekali karena di dalamnya menyangkut adat istiadat, kesenian, bahasa dan aspek kehidupan masyarakat lainnya. Jadi sangat miris sekali kalau ada kebudayaan dari satu suku yang sudah benar-benar punah. Artinya tidak ada yang tersisa dari suku tersebut termasuk bahasa yang paling sederhana sekali karena dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut catatan Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dari 668 bahasa daerah yang telah dicatat dan diidentifikasi baru 74 bahasa yang telah dipetakan vitalitas atau daya hidupnya. 11 bahasa daerah dikategorikan punah, empat bahasa kritis, 22 bahasa terancam punah, dua bahasa mengalami kemunduran, 16 bahasa dalam kondisi rentan punah, dan 19 bahasa berstatus aman. Pemetaan itu belum termasuk ragam dialek dan subdialek bahasa daerah di Indonesia. Bahkan menurut UNESCO--lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengurus masalah kebudayaan--15 hari sekali bahasa daerah di Indonesia akan punah.
Miris sekali kita melihat kondisi ini. Karena itu dibutuhkan kepedulian dari pihak-pihak terkait agar budaya daerah di negara ini tidak punah. Karena itu kita harus mendukung keberadaan YPKB yang digagas oleh tokoh masyarakat Batak. Ide mulia dari yayasan ini harus didukung dengan semua pihak termasuk pemerintah. Tanpa dukungan penuh dari pemerintah apa yang dilakukan lembaga ini tidak akan bisa berjalan dengan maksimal. Hanya dengan adanya dukungan dari pemerintah, baik itu moril maupun materil lembaga seperti ini bisa bekerja.
Dukungan dari pemerintah dalam konteks ini tidak hanya dari pemerintah pusat dan daerah tapi juga institusi pemerintah lain seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian danlainnya. Karena tanpa sinergitas yang melibatkan semua pihak apa yang akan dilakukan sulit terwujud mengingat kompleksitas dari kebudayaan itu sendiri. Apa yang digagas tokoh-tokoh adat di daerah ini bisa menjadi pilot project bagi daerah-daerah lainnya. Kita butuh lembaga-lembaga seperti ini di seluruh wilayah Tanah Air mengingat kekhasan satu daerah yang berbeda dengan lainnya. Karena perbedaan itu pasti butuh cara penanganan yang berbeda juga. Terlepas dari itu semua butuh dukungan semua pihak agar budaya daerah tidak lenyap dari permukaan bumi ini. Kita tidak ingin anak cucu mengenal budayanya sendiri dari buku-buku atau media lainnya tanpa mengenal atau setidaknya melihat secara langsung.