Prokem Pengaruhi Bahasa Indonesia Bagi Remaja

prokem-pengaruhi-bahasa-indonesia-bagi-remaja

TAHUKAH Anda, apa itu bahasa prokem? Bahasa prokem merupakan bahasa yang sering digunakan oleh kalangan remaja atau komunitas tertentu sebagai sarana komunikasi antar sesama­nya. Pada mulanya, bahasa pro­kem sering disebut sebagai baha­sa gaul atau bahasa sandi. Ber­tu­juan untuk menyampaikan hal-hal yang sifatnya privasi agar orang lain tidak mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan. Bahasa prokem berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakainya.

Bahasa prokem diciptakan oleh sekelompok remaja dalam kesehariannya. Bahasa prokem merupakan salah satu bentuk me­nyimpang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam pergaulan anak-anak remaja.

Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu, dia dikenal sebagai “bahasanya para bajingan atau anak jalanan”. Karena itu arti kata prokem da­lam pergaulan adalah preman yang mendapat sisipan OK. Menjadi prokeman lalu menga­lami apokope yaitu lenyapnya bunyi akhir sehingga menjadi prokem.

Hartman dan Stork (1972) me­ngemukakan sebagai satu uja­ran yang dicirikan dengan kosa-kata yang baru ditemukan dan cepat berubah. Dipakai kawula muda atau kelompok-kelompok sosial dan profesional untuk berkomunikasi di dalam kelom­pok­nya. Jadi, cenderung untuk tidak diketahui oleh pihak lain dalam masyarakat ujaran.

Belakangan ini, bahasa pro­kem mengalami pergeseran fung­si dari bahasa rahasia menja­di bahasa pergaulan anak-anak re­maja. Bahasa prokem semesti­nya hanya sebagian bahasa sebu­ah komunitas, namun sekarang telah beralih fungsi.

Banyak bermunculan bahasa alay atau gaul yang digunakan da­lam percakapan sehari-hari masyarakat luas yang dapat me­nyebabkan dampak negatif ter­hadap konsistensi bahasa Indo­nesia bahkan masa depan negara.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang seharusnya kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu mengguna­kan bahasa Indonesia harus de­ngan baik dan benar. Bukan di­campuradukkan dengan bahasa daerah, bahasa asing maupun bahasa gaul.

Dalam hal ini, peran media sa­ngat berpengaruh kepada ma­syarakat dalam berbahasa. Pada kenyataannya, media justru me­nampilkan atau menulis berita yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa gaul, bahkan bahasa asing.

Sekarang, bahasa prokem telah umum digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial masyarakat terutama remaja.

Dalam media-media populer se­perti TV, radio, perfilm­an na­sional tidak ketinggalan. Disana dimasukkan bahasa-bahasa san­di tersebut yang dapat memenga­ruhi remaja dalam berbahasa.

Seringkali dia digunakan da­lam beberapa artikel, ditu­jukan un­tuk kalangan remaja oleh majalah-majalah remaja yang sangat populer untuk menarik minat. Bahasa prokem saat ini memanglah menjadi komunikasi verbal yang utama digunakan oleh remaja dalam kehidupan sehari-harinya.

Kadangkala, di lingkungan se­kolah, remaja kesulitan berbi­cara dengan bahasa Indonesia baku pada saat prresentasi tugas, diskusi dan lainnya. Mereka ka­dang masih menggunakan baha­sa gaul. Alasannya banyaknya bahasa prokem yang telah ber­kembang membuat mereka kebi­ngungan untuk memilah-milih kata yang tepat dan standar.

Beberapa contoh kata-kata dalam bahasa prokem seperti kata aku dan kamu menjadi gue/gua dan loe/elu. Kata astaga men­jadi kata anjay atau anjir, kemudian kata norak atau udik diganti dengan kata kamseupay. Kata bapak/ibu menjadi bokap/nyokap, Kata tidak menjadi gak/enggak dan kata-kata lain yang sudah mengalami perubahan men­jadi tidak baku.

Beberapa dampak negatif ada­nya bahasa prokem dikala­ngan remaja sebagai berikut:

Kesulitan berbahasa Indone­sia dengan benar.

Dengan seringnya menggu­na­kan bahasa gaul untuk berko­munikasi, remaja semakin sulit menggunakan bahasa Indo­nesia yang baik dan benar. Ini disebab­kan mereka sudah men­jadi ke­seharian.

Dengan kebiasaan tersebut, remaja akan sulit membedakan mana yang kata baku dan tidak baku. Bahkan dalam komunikasi formal akan mengganggu kelan­ca­raan komunikasinya.

Eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan

Bahasa Indonesia akan ter­pinggirkan karena remaja lebih sering menggunakan bahasa gaul untuk berkomunikasi. Menggu­na­kan bahasa Indonesia yang be­nar hanya pada forum resmi saja. Sesuatu akan menjadi kebiasaan apabila dilakukan dengan beru­lang-ulang, sedangkan bahasa Indonesia hanya digunakan di forum resmi saja. Bagaimana bahasa Indonesia ini akan tetap eksis apabila penggunaannya tidak diutamakan.

Perilaku tidak sopan

Dari segi norma susila bahasa gaul mempunyai dampak pada perilaku yang tidak baik. Con­tohnya bila digunakan pada orang yang lebih tua akan tidak sopan karena keluar dari tatanan norma dan sopan santun. Bahasa prokem juga memiliki bentuk yang sukar dipahami, akibatnya mungkin dapat menyinggung perasaan orang lain.

Agar Bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa Gaul, kita se­bagai warga Indonesia yang ba­ik hendaknya melakukan lang­kah-langkah pencegahan dan pe­nanggulangan sebelum bahasa In­donesia punah. Langkah yang dapat ditempuh pertama, mena­namkan dan menumbuh kem­bang­kan pemahaman dan kecin­taan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Kedua, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan.

Menyosialisasikan penggunaan bahasa Indonesia ser­ta perbedaannya dengan ba­ha­sa prokem kepada pelajar. Ketiga, pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia dan media sejenisnya. Terakhir, membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia serta menyiar­kan perkembangan bahasa Indo­nesia yang terjadi.

Sebagai remaja yang baik serta menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa Indone­sia, sudah seharusnya kita meng­u­atamakannya di atas dari bahasa apapun. Menghargai proses ter­bentuknya bahasa resmi negara ini merupakan salah satu bentuk jiwa nasionalisme kita terhadap negara. Cara mengahargai baha­sa Indonesia yaitu dengan meng­gunakannya sebaik mungkin tanpa mencampuradukkannya dengan bahasa lain.

()

Baca Juga

Rekomendasi