
Medan, (Analisa). Mahasiwa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Nadila Savira, Eqy Astanza, Dian Fiola Sari, ketiganya semester 4 agribisnis, menciptakan pestisida nabati.
Proposal karya mereka lolos didanai dalam ajang perlombaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Kemenristekdikti.
Dosen pendamping Mailina Harahap, SP,MP didampingi Nadila Savira, Eqy Astanza dan Dian Fiola Sari kepada “Analisa”, baru-baru ini mengatakan, inovasi yang dibuat mahasiwa berupa pestisida yang berbahan dasar nabati diyakini dapat membantu petani dalam mengendalikan hama ulat penggerek (etilia zincknella) pada tanaman kacang kedelai.
“Ulat penggerek merupakan salah satu hama utama pada tanaman kedelai (glycine max). Produktivitas pada tanaman kacang kedelai bisa menurun disebabkan hama ulat penggerek mencapai 80 persen. Hama ini dapat menyebabkan permukaan polong tampak diselubungi benang-benang putih yang apabila disingkap, akan nampak larva hama di dalamnya. Pada kulit polong yang terserang nampak adanya titik hitam atau cokelat tua bekas tempat masuknya hama,’ katanya.
Nadila menambahkan, bersama tim membuat suatu inovasi berupa pestisida nabati untuk mengendalikan hama. Pestisida ini aman jika digunakan baik untuk tanaman, tanah maupun kesehatan tubuh karena pestisida ini terbuat dari bahan-bahan dasar nabati.
“Pestisida yang kami buat ini ampuh dalam mengendalikan hama pada tanaman kacang kedelai, karena pestisida ini memiliki bau yang menyengat sehingga ketika hama yang sudah terkena semprotan dari cairan pestisida ini lama-kelamaan akan lemas. Keunggulan dari pestisida nabati ini adalah ramah lingkungan dan harga sangat terjangkau bagi para petani, sehingga petani tidak lagi memikirkan biaya yang terlalu banyak untuk dikeluarkan guna membasmi hama yang ada pada tanaman kacang kedelai,” katanya.
Harga yang ditawarkan dari alat ini untuk satu unit Rp28.500. Harga ini sudah sangat ramah dikantong dibandingkan dengan harga pestisida lainnya.
Menurutnya, saat ini bersama tim sudah memasarkan produk ke sejumlah daerah di Sumatera Utara seperti Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa, Desa Sidodadi Kecamatan Beringin, Desa Sumber Rejo Kecamatan Pagar Merbau, Tanjung Selamat Medan dan Padangsidimpuan “Selama tiga bulan telah terjual 45 botol, dengan hasil pendapatan Rp8.550.000,” ujarnya.
Dia berharap melalui pestisida ini ke depannya petani dapat mengoptimalkan hasil panen tanaman kacang kedelai. Harapan ke depannya produk ini dapat menjadi solusi untuk petani dalam membasmi hama ulat penggerek pada tanaman kacang kedelai.
Produk ini akan dikenal masyarakat luas dan menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan untuk ke depannya sehingga menjadi lapangan pekerjaan untuk masyarakat. “Saya beserta tim berharap dapat lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang ke-32 melalui ide kreatif mereka,” ujarnya. (maf)