Indonesia Raya Berkumandang dari Anak-anak Autis

indonesia-raya-berkumandang-dari-anak-anak-autis
Medan (Analisa). Rasa haru, bangga, terkadang terbit juga senyum simpul, spontan muncul saat menyaksikan sekitar 20 Anak Berkebutuhan Khusus (autis) menggelar upacara peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Taman Heritage Uniland, Medan, Jumat (16/8).

Lihat yang dilakukan Stenly, yang berperan sebagai ajudan inspektur Upacara, Andreas Saputro Sukendro. Tangan kiri Stenley, anak muda bertubuh tinggi itu, terlihat tak pernah bisa diam, meski tangan kanannya memegang stop map berisi naskah Proklamasi. Tangan kirinya berkali memetik bunga yang ada disampingnya. Bunga itu lalu diremasnya dan diciumnya.

Atau lihat juga tiga anak perempuan yang berperan sebagai pembawa bendera merah putih. Langkah mereka tak kompak saat melangkah, ada yang tertinggal, bahkan saat berbalik badan, ada yang keliru arahnya. Anak yang bertugas membaca janji siswa suaranya bahkan nyaris tak terdengar peserta upacara, walau naskah yang dibacanya benar.

Jeremy Sinaga, yang memimpin menyanyi peserta upacara, pandang matanya bahkan sering tak terarah ke peserta upacara. Sang dirijen justru kerap mengalihkan pandang matanya mencari-cari ibunya yang duduk di barisan bangku para orangtua dan tamu undangan lain. Namun begitu, lagu Indonesia Raya tetap khidmat berkumandang dari anak-anak autis pagi itu. 

Bebas Dari Rasa Takut 

Anak-anak autis memang merupakan anak-anak yang mengalami gangguan komunikasi, interaksi, gerakan, ada juga yang mengalami gangguan mental. “Merayakan kemerdekaan juga hak dari anak-anak berkebutuhan khusus seperti mereka yang autis ini,” ujar Andreas Saputro Sukendro, yang tak lain adalah Kepala Sekolah Alam Medan.

Lewat upacara dan perayaan Hari Kemerdekaan RI ke 74 hari itu, Anak Berkebutuhan Khusus hari itu diajar untuk merasakan kebebasan mereka seperti anak-anak umumnya.

“Terutama bebas dari rasa takut untuk tampil di depan umum dan berani memerlihatkan kreatifitas mereka,”kata Andreas Saputro.

Hari itu, sebuah kegiatan istimewa memang digelar Sekolah Alam Medan. Ke 20 siswa

Usai upacara seluruh siswa Sekolah Alam Medan yang datang diantar orangtua masing--masing, langsung melanjutkan mengikuti berbagai kegiatan yang telah dirancang pihak sekolah.

Ada lomba fashion show dengan mengenakan ragam pakaian daerah, lomba menyanyi dan menari daerah dan lomba memasak vegetarian. Menurut Andreas Saputro lomba memasak vegetarian adalah media siswa untuk meningkatkan keterampilan memasak yang telah diajarkan selama ini di sekolah.

Sekolah alam yang berdiri sejak tahun 2010, saat ini diperkuat 16 guru yang selama acara terlihat setia dan sabar mendampingi siswanya. Sejumlah pengurus dan anggota Lions Club Medan Kesawan hadir dalam acara itu. Di antaranya terlihat L. Sujito Sukirman, L. Devin Sutanto, L. Selvia Leonard, L. Kenty, dan L. Darwin Lie. Seminggu sebelumnya, Lions Club Medan Kesawan telah melakukan bakti sosial dengan memberikan berbagai peralatan sekolah ke Sekolah Alam Medan. (Ja)

()

Baca Juga

Rekomendasi