Hadiri Perayaan 100 Tahun Kedatangan Misionaris

30 Peziarah Tersesat, 11 Tewas

30-peziarah-tersesat-11-tewas

Port Moresby, (Analisa). Kelompok warga ber­jumlah 30 orang yang hendak menghadiri kegiatan keaga­maan di Dataran Tinggi Papua Nugini (PNG) tersesat 10 hari lalu. Per­sediaan bahan maka­nan yang me­reka bawa sangat terbatas.

Bantuan sudah dikerahkan ke sana setelah beberapa orang berhasil menyelamatkan diri turun dari gunung di akhir pekan, dan mela­porkan bahwa belasan lain masih tersesat di daerah pegunu­ngan.

Tim penyelamat mengguna­kan helikop­ter sudah dikirim ke daerah tersebut, namun insiden ini sudah menim­bul­kan korban jiwa. 11 orang di­laporkan tewas, termasuk se­orang pendeta.

Mayat mereka sudah ditemu­kan. Sedikit­nya tiga orang lagi belum ditemukan.

Kelompok peziarah ini berang­kat 10 hari lalu untuk menghadiri perayaan keagamaan Kristen di Kota Kabwum, namun mereka tersesat di pegunungan Saruwa­ged Ranges, Provinsi Morobe.

Pilot helikopter Jurgen Ruh mengatakan timnya berhasil menyelamatkan delapan orang kemarin, dan menambahkan bahwa mereka akan ke lokasi lagi hari Senin untuk mengirim makanan dan mengevakuasi yang masih berada di daerah pegunu­ngan tersebut.

"Kami hanya bisa membawa tiga orang dalam helikopter sekali jalan," kata Ruh, Senin (19/8).

Dia menggambarkan daerah pegunungan ini sebagai daerah yang sulit dijangkau dengan ke­tinggian sekitar 3000 meter dari permukaan laut dan suhu bisa mencapai 8 derajat Celcius di ma­lam hari.

"Suhu dingin dan cuaca buruk. Mereka tidak mempersiapkan diri dengan baik de­ngan ketinggian dan cuaca yang membe­ku," kata Ruh.

Makanan, pakaian hangat dan selimut sudah dikirim ke mereka yang masih berada di lokasi.

Kelompok warga Kristen ini melakukan perjalanan untuk menghadiri perayaan 100 tahun ke­hadiran misionaris Kristen Jerman di daerah tersebut.

Misionaris Lutheran mendiri­kan gereja di sana 10 Agustus 1919, dan perayaan su­dah dilaku­kan di beberapa kota di sekitar selama beberapa hari.

Wartawan PNG Scott Waide mengatakan perjalanan biasanya harus dilakukan selama dua hari, namun kelompok tersebut mung­kin me­ngambil rute keliru di te­ngah cuaca yang buruk.

Banyak kelompok sudah me­lakukan perjalanan dari desa masing-masing namun karena tidak ada jalan yang jelas, per­jalanan seperti ini berbahaya ka­rena melewati kawa­san pegunu­ngan yang terpencil.

Perayaan utama akan dilaku­kan hari Senin dengan kehadiran Perdana Menteri Papua Nugini James Marape, namun pera­yaan ini diwarnai dengan tragedi de­ngan usaha evakuasi masih terus berlang­sung. (Ant/Rtr)

()

Baca Juga

Rekomendasi