Rahasia Munah Capai Usia 124 Tahun

rahasia-munah-capai-usia-124-tahun

Takengon, (Analisa). Ada sisi lain yang cukup mencuri perhatian saat dilaksanakan perhe­latan malam resepsi Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia (RI) di Pendopo Bupati Aceh Tengah (Ateng), Sabtu (17/8) malam.

Pada acara penutupun serangkaian kegiatan HUT di daerah penghasil kopi itu, Bupati Shabela Abubakar menceritakan tentang sosok wanita tangguh, tidak terkenal, kurang mam­pu dan tinggalnya pun di daerah pedalaman Kampung Serule, Keca­matan Bintang.

Saat bupati menunjuk pada se­orang nenek yang duduk di bangku plastik paling depan, pandangan mata pe­ngunjung langsung tertuju pada Nenek Munah, yang saat itu menge­nakan kerudung bintik-bintik, baju merah jambu dan kain panjang motif Jawa.

Sepintas tidak ada yang menyolok dari penampilan Inen (nenek) Munah, bahkan terkesan biasa saja seperti layaknya kebanyakan orang kampung di Gayo. Namun beliau adalah salah satu tamu undangan khusus bupati. Munah telah berusia 124 tahun, tetapi masih sehat secara jasmani dan rohani.

Menurut Bupati Shabela, rahasia Munah atau Inen Rawe bisa berumur panjang adalah karena beliau selalu berpikiran positif, suka membantu orang lain, ikhlas dan menganggap anak-anak yang terlantar adalah anak­nya sendiri. Tidak sedikit anak yatim yang ia urus hingga dewasa. Padahal dari segi ekonomi Inen Mu­nah sendiri hidupnya pas-pasan. 

Dikatakannya, panjangnya umur Inen Munah secara tidak langsung menjawab bahwa di Aceh Tengah (Ateng) angka stunting belum separah di daerah lain. Walau juga diakui kon­disi ini tidak bisa dijadikan indikator. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui dinas terkait akan berupaya menekan semaksimal mungkin ke­miskinan dan meningkatkan per­baikan gizi. 

Usai memberikan sambutan, Bu­pa­ti Shabela bersama istri Puan Ratna langsung menuntun Inen Munah menuju panggung utama untuk men­ceritakan suka dan duka kehi­dupan­nya di Kampung Serule, terutama membesarkan anak-anak yang diter­lantarkan atau ditinggalkan oleh orang tuanya.

Di usia 124 tahun, Inen Munah masih lantang saat berbicara, pan­dangan matanya jelas melihat dan masih mampu berjalan jauh. Dengan polos ia juga menyampaikan terima kasih, karena diberi bingkisan oleh bupati dan meminta agar pemimpin sering-sering melihat rakyatnya.  

“Kenapa bibi (Inen Munah) tetap sehat dan panjang umur, tolong sedikit diceritakan ke kami,” ujar Puan Ratna yang juga Ketua TP-PKK Ateng. Sambil tersenyum, Inen Mu­nah pun menjawab, menjaga silatu­rahmi, ikhlas, kunci membuat sese­orang sehat dan dapat memperpan­jang usia.

“Saya kasihi saudara semua, saya tidak membedakan kampung sana kampung sini.  Semuanya saya perla­kukan sama,” ujar nenek yang menga­ku memiliki banyak cucu ini. Bahkan diusianya yang telah senja masih menghidupi beberapa anak yatim ini.

Inen Munah mengatakan, asal Serule awal Linge. Serule dulu baru ada Linge. Serule merupakan nama kampung di Kecamatan Bintang yang diyakini merupakan kampung asal warga setempat. Sedangkan Linge adalah nama kampung di Kecamatan Linge.

Nek Munah Inen Rawe juga mengi­ngatkan, para pemimpin dan masya­rakat Gayo di daerah itu untuk selalu mengingat Kampung Serule. Sebelum turun dari panggung, Shabela turut memberikan bingkisan dan peng­hargaan kepada Munah Inen Rawe, selaku lansia produktif dan mandiri.

“Mudah-mudahan apa yang disam­paikan orang tua kita malam ini, dapat menginspirasi  semua untuk mela­kukan yang terbaik untuk dataran tinggi Gayo,” kata Shabela, yang juga memberikan apresiasi kepada sejum­lah pegiat dan wartawan yang telah mengharumkan kabupaten berjulukan Negeri Seribu Gunung itu. (jd)

()

Baca Juga

Rekomendasi