Merdeka Finansial Atau Kere Finansial?

merdeka-finansial-atau-kere-finansial

Oleh:  Adelina Savitri Lubis

APA yang paling dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini? Merdeka finansial jawabannya. Memiliki rupiah, sedikit atau banyak sama saja. Alat tukar ini tak pernah bertambah diam-diam, namun sigap berkurang seiring detik waktu yang berdetak.

Harus diakui generasi milenial adalah pembuka jalan. Melalui perkembangan teknologi komuni­kasi dan informasi para milenial bukan sekadar menjadikan platform digital sebagai tempat bermain, juga belajar, sekaligus melakukan praktik. Berhasil? Setidaknya dalam dunia usaha, kini cukup banyak nama-nama baru yang muncul, dan merupakan golongan dari generasi milenial. Bahkan boleh dibilang, fakta keberhasilan itu justru diikuti oleh generasi ‘abu-abu’ yang hidup di antara generasi masa lalu dan generasi masa kini.

Lalu apakah merdeka finansial hanya berhasil dilakukan oleh generasi milenial? Tidak juga. Pasalnya cukup banyak juga generasi ‘abu-abu’ yang disebut sebelumnya tadi berhasil memer­dekakan finansialnya. Konon orang bijak bilang, usia bukanlah sebuah masalah. Namun bagaimana kita mau melakukannya hari ini, bukan nanti. Maka berubahlah demi kemerdekaan finansial diri sendiri.

Merdeka finansial tidak sama artinya dengan financial freedom atau banyak uang. Merdeka finansial hanya bisa terjadi apabila tujuan keua­ngan yang diidam-idamkan sudah terwujud. Makna dari merdeka finansial lebih dari sekadar banyak uang. Oleh sebab itu, mari mengenali tandanya.

Pertama, bagi orang yang merdeka secara finansial memiliki proteksi dari asuransi itu adalah wajib. Pasalnya proteksi asuransi membantu untuk meminimalkan akibat yang ditimbulkan risiko yang terjadi. Tanpa proteksi asuransi, akibat dari risiko itu bisa berdampak besar bagi keuangan. Kedua, memiliki pos untuk dana pensiun. Kadang­kala mereka yang akan pensiun merasa belum siap. Maka ketika masih produktif dan mendapat gaji mulailah membuat pos untuk dana pensiun.

Ketiga, berinvestasi. Logikanya sederhana saja, dengan mendiamkan uang begitu saja tak ada untungnya. Menabungkan uang tiap bulannya terpotong biaya administrasi. Belum lagi inflasi yang lebih sering naik ketimbang turun. Oleh sebab itu, investasi justru mengamankan uang yang dimiliki. Malah investasi membawa untung.

Tinggal pilih di mana menempatkan uang untuk berinvestasi. Mulai dari deposito, saham, tabungan emas, obligasi, atau reksa dana. Keempat, me­nyiap­kan dana pendidikan untuk anak-anak. Itu semua demi masa depan anak yang gemilang, tanpa keluh dan sesak. Terkhir, kelima adalah berutang yang menghasilkan. Contohnya kredit pemilikan rumah (KPR). Terpenting jangan mempersepsikan utang buat keperluan konsumtif semata.

Prinsipnya konsep merdeka finansial mengajak masyarakat untuk mengelola keuangan pribadi. Sebutlah mulai dari mengelola penghasilan, mengelola belanja, hingga mengelola aset dan utang. Pengelolaan dari tiga hal itulah yang akan membawa seseorang merasakan merdeka finansial. Ini merupakan proses untuk berkem­bang, kuat secara emosional, dan spiritual untuk menjadi sukses sesuai ukuran masing-masing individu, tentunya keberhasilan dari proses itu adalah kebahagiaan.

Barangkali, merdeka secara finansial merupa­kan impian setiap orang. Meskipun dimaknai berbeda-beda. Ada yang memaknainya sebagai suatu kondisi seseorang yang tak perlu lagi bekerja dari pagi hingga malam hari. Tapi hanya duduk santai namun penghasilan mengalir lancar ke kantong.

Sebagian orang ada juga yang memak­nainya sebagai suatu tujuan yang sulit dicapai. Bahkan kerap seperti angan-angan yang tinggal di awang-awang. Namun apa pun itu merdeka finansial merupakan hak setiap orang. Jadi lakukan saja semampu kita untuk menjadi merdeka. Finansial, merdekalah!

()

Baca Juga

Rekomendasi