Sibolangit, (Analisa). Konservasi alam merupakan tanggung jawab bersama termasuk generasi milenial. Sebab, kita hidup berdampingan dengan alam dan mendapat manfaat dari alam.
Demikian disampaikan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Ir Hotmauli Sianturi melalui Kabid Wilayah I KSDA Sumut, Mustafa Imran Lubis dalam sambutannya pada puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2019 di lingkup BKSDA Sumut, baru-baru ini di Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit. "HKAN Ini merupakan agenda rutin nasional. Ini juga momentum untuk mengampanyekan pentingnya mengkonservasi dalam mendukung kehidupan manusia. Tanpa alam kita tidak dapat hidup,"jelasnya.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Kepala Resort TWA Sibolangit, Samuel Siahaan, SP, Camat Sibolangit, Febrie Gurusinga dan Danramil Sibolangit, Lettu J Sembiring, siswa SMP Negeri 2 Sunggal dan siswa SMP Negeri 2 Sibolangit.
Lebih jauh, beberapa rangkaian kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya di antaranya pelepasliaran satwa dilindungi, elang bondol ke SM Karang Gading Langkat Timur Laut. Pelepasan kucing hutan dan kukang ke TWA Sicike-cike dan sosialisasi mitigasi konflik Harimau Sumatera.
Dikatakan, peringatan HKAN tahun ini mengusung tema "Spirit Konservasi Alam Milenial". Ini momen strategis sebagai media penyadartahuan akan pentingnya konservasi. "Inti rangkaian kegiatan ini sebenarnya difokuskan pada pendidikan dan edukasi. Kegiatan edukasi dan penyadartahuan ini juga sejalan dengan amanat undang-undang (UU),"katanya.
Momen HKAN ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian terhadap hutan. Khususnya TWA Sibolangit yang jadi role model edukasi, konservasi dan lingkungan (Ekoling). Kekayaan potensi di TWA Sibolangit menjadi daya tarik tersendiri.
Dalam kesempatan itu, BBKSDA Sumut juga memberikan penghargaan kepada siswa kader konservasi SMP Negeri 2 Sibolangit.
Penghargaan diberikan kepada tiga orang siswa yang dianggap aktif selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler konservasi. Ketiga siswa yang mendapatkan penghargaan yakni, Nico Oktavianus, Dinda Ayuningsih dan Erika Abel. (yy)